Bangun Keluarga Sehat, Sahtiar Pimpin Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting di Anambas

Terbit: oleh -50 Dilihat

ANAMBAS – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau gelar Rekonsiliasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis, 22 September 2022.

Rekonsiliasi tersebut dilaksanakan di Ruang rapat lantai 2 Kantor Bupati Kepulauan Anambas. Dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, Sahtiar, SH.MM bersama Aditya Wira Pratomo, SP., S.Psi.,M.Psi., Psikolog selaku Koordinator Program Manager dari Satuan tugas percepatan penurunan stunting BKKBN Provinsi Kepulauan Riau.

Pada rekonsiliasi membahas mengenai capaian pelaksanaan Program Stunting Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2022. Dimana rekonsiliasi memperbaiki tata kelola penurunan jumlah Stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas agar dapat lebih ditekan jumlahnya.

Sahtiar, SH.,MM dalam sambutnya berharap dengan adanya forum ini dapat menambah wawasan serta semangat bagi kami pemerintah daerah untuk bersama-sama dengan seluruh stakeholder melakukan penanganan stunting, agar terbangun keluarga sehat dalam mewujudkan Kabupaten Kepulauan Anambas bermarwah, maju dan sejahtera.

“Forum rekonsiliasi ini dimaksud dan bertujuan untuk menyamakan persepsi, serta menguatkan komitmen dan dukungan pemangku kebijakan dan mitra kerja dalam pencapaian sasaran kinerja program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas,” ungkap Sahtiar.

Selanjutnya Sahtiar mengingatkan terkait keakuratan dan keterpaduan data dalam sistem pelaporan.

“Keakuratan dan keterpaduan data dalam sistem pelaporan sangat penting agar tidak ada kekeliruan dalam analisis data dan permasalahan sebagai dasar perencanaan intervensi, sebab dengan data yang akurat kita dapat merencanakan program dan kegiatan yang lebih efektif dan tepat sasaran,” jelas Sahtiar.

Sebagai Narsumber di forum diskusi Rekonsiliasi, Aditya Wira Pratomo, SP., S.Psi.,M.Psi., Psikolog yang merupakan Koordinator Program Manager dari Satuan tugas percepatan penurunan stunting BKKBN Provinsi Kepulauan Riau menjelaskan bahwa Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan pada balita akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama. Infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

“Stunting itu bukan penyakit, tetapi kondisi yang disebabkan oleh gagal pertumbuhan, kurang asupan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial,” kata Aditya.

Menurut Aditya Wira Pratomo, kondisi stunting merupakan masalah pembangunan kualitas SDM dan kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor ibu seperti aspek antropometri (tinggi badan, berat badan, LILA), kadar HB dan usia.

Aditya Wira Pratomo menyampaikan dari hasil pemaparan terdapat kenaikan prevelensi stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas dari tahun 2019 ke tahun 2022 berdasarkan data Survey Nasional yang dilakukan oleh Kemenkes. Sehingga diperlukan kerja sama antara Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting bersama pemerintah daerah dan stakeholder terkait demi menekan angka stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Melalui kegiatan rekonsiliasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan hasil pendataan stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai basis data pencapaian sasaran kinerja dan penurunan angka stunting.

Selanjutnya pertemuan rekonsiliasi dilanjutkan dengan diskusi sebagai upaya mengkoordinasi, menyinergi dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas secara efektif dan terintegrasi dengan melibatkan stakeholders terkait. Sekaligus semakin menguatkan komitmen dan dukungan pemangku kebijakan (stakeholders) dan mitra kerja dalam pencapaian penekanan angka stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas. (KP).


Laporan : Azmi Aneka Putra

Kontibutor : Diskominfotik KKA


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *