Tinjau Museum Perbatasan Desa Tiangau, Bupati Abdul Haris Ungkap Kekagumannya

Terbit: oleh -1203 Dilihat

ANAMBAS – Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris melakukan peninjauan Museum Perbatasan Desa Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan. Museum tersebut satu-satunya yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas, Senin, 14 Oktober 2024.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Abdul Haris mengungkap kekagumannya terhadap sejarah memorial yang tersimpan di dalam Museum. Hal ini dianggap perlu, karena setiap kenangan masa lalu khususnya budaya dan peristiwa di Anambas dapat abadi dan dilihat oleh khalayak ramai.

“Luar biasa Mueseum Perbatasan, dari sejarah-sejarah yang ada pada zaman dahulu hingga sekarang ada, karena Museum merupakan sebuah tempat penyimpanan memori masa lalu agar kesejarahan tidak berlalu begitu saja dan tetap terkenang bagi generasi-generasi selanjutnya,” kata Abdul Haris.

Menurut Abdul Haris perencanaan museum daerah sendiri telah dilakukan, namun hal itu masih berproses, untuk itu ia berharap, agar Museum Perbatasan Desa Tiangau semakin banyak koleksi memorial yang dapat dilihat dan dikenang masyarakat, semakin maju dan lebih baik kedepannya.

“Semoga Meseun Perbatasan Desa Tiangau bisa semakin berkembang, sehingga generasi-generasi penerus dapat mengetahui memori pada zaman dahulu, sehingga sejarah tetap ada dan terus terkenang sepanjang masa,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Anambas, Effi Sjuhari mengungkapkan Museum Perbatasan Desa Tiangau ini selalu mendapat suport dan dukungan dari pemerintah, hal itu dilakukan semaksimal mungkin sebagai bentuk peduli terhadap sejarah di Anambas.

“Museum Perbatasan satu-satunya di Anambas dengan menyiapkan legalitas kepada pusat, membantu perlengkapan furnitur, juga membantu hal-hal lain yang bisa membuat Museum menjadi lebih baik lagi dan tetap ada sepanjang masa,” kata Effi.

Pada kesempatan yang sama, Pengurus Meseum Perbatasan Desa Tiangau, Hedtiandri menjelaskan museum ini baru berdiri pada tahun 2023. Koleksi barang-barang dan kenangan yang berada di dalam museum sendiri merupakan milik pribadi dan warga lokal Desa Tiangau.

“Museum Perbatasan Desa Tiangau baru 1 tahun ini ada, ini atas inisiasi dari kami sendiri, untuk barang-barangnya pun dari kita dan masyarakat sekitar, tidak ada dari luar, dan syukurnya pemerintah mendukung dengan apa yang kita buat, semoga Museum Perbatasan kita bisa menjadi hal yang bermanfaat bagi semua,” ujar Hedyiandri. (KP).


Laporan : Azmi


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *