NATUNA – Di tengah tantangan fiskal yang dihadapi daerah perbatasan, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Natuna menggandeng mahasiswa dan pemangku kepentingan untuk membedah strategi kemandirian fiskal dalam sebuah diskusi publik bertajuk “Natuna Menuju Kemandirian Fiskal”, Jumat malam, 4 Juli 2025, di Aula STAI Natuna.
Dalam diskusi tersebut hadir tiga tokoh sebagai narasumber diantaranya adalah Dr. Asmara Juana Suhardi, M.Si., Dr. H. Amirudin, MPA., dan Wakil Ketua I DPRD Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah, S.H.. Acara dimoderatori oleh Kartubi, S.E., M.E.I., dan diikuti mahasiswa dari berbagai organisasi kampus seperti HMI, DEMA STAI, LDK STAI, serta elemen organisasi kemahasiswaan lainnya.
Ketua ICMI Orda Natuna, Dr. H. Umar Natuna, S.Ag., M.Ag., dalam sambutannya menekankan pentingnya membuka ruang intelektual bagi mahasiswa.
“Kami ingin mahasiswa turut berpikir, menganalisis, dan terlibat dalam menggagas arah pembangunan daerah. Kemandirian fiskal tidak hanya tugas pemerintah, tapi juga agenda bersama seluruh elemen bangsa,” ujarnya.
Acara diskusi tersebut dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa oleh Lukman Nurhakim, S.Ag., M.Ag. Suasana diskusi berlangsung dinamis, dengan dialog yang intens dan interaktif, terutama pada sesi tanya jawab.
Para narasumber menyampaikan pandangan kritis dan konstruktif mengenai penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), perlunya optimalisasi potensi lokal Natuna, serta tantangan dalam mengurangi ketergantungan fiskal dari pusat.
Para narasumber juga menekankan pentingnya peran masyarakat dan generasi muda dalam memperkuat sistem fiskal yang otonom dan berkelanjutan.
“Kalau Natuna ingin kuat, kita tidak cukup hanya mengandalkan dana transfer pusat. Potensi kelautan, perikanan, hingga sektor pariwisata harus diolah menjadi sumber fiskal baru,” ujar salah satu pembicara.