Laporan ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, angka-angka hijau terpampang di layar berita. Namun di sisi lain, rakyat kecil justru semakin sering menunduk di depan kasir, menghitung kembali belanjaannya. Ekonomi mungkin tumbuh di atas kertas, tapi dompet rakyat terus menipis di kehidupan nyata.
PEMERINTAH dengan bangga mengumumkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB), membaiknya neraca perdagangan, serta pulihnya investasi.
Tapi bagi sebagian besar rakyat, semua itu tidak mengubah isi kantong mereka. Di warung, jumlah belanja harus dikurangi. Di rumah, cicilan makin menghimpit. Di jalan, transportasi pun jadi beban.
Ada jurang besar antara narasi ekonomi makro dan realita ekonomi mikro. Pertumbuhan ekonomi yang dibanggakan nyatanya hanya dinikmati oleh segelintir pihak.
Sementara rakyat kecil, yang seharusnya mendapat imbas positif, justru terhimpit oleh kenaikan harga, stagnasi upah, dan makin minimnya subsidi.