Ziarahi Makam Jenderal Sarwo Edhie, Hormat GENPPARI Atas Jasa Pahlawan

Terbit: oleh -62 Dilihat
Dede-Farhan-Aulawi-bersama-DPP-GENPPARI-sedang-berziarah-di-makam-Jenderal-RPKAD-Sarwo-Edhie.-Tampak-semuanya-sedang-khusu-berdoa-di-hadapan-makam-almarhum-Jenderal-Sarwo-Edhie

BANDUNG (KP), – Bertempat di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Almarhum Jenderal Sarwo Edhie dimakamkan yang juga merupakan daerah kelahirannya. Jasa beliau bagi negara ini sangat besar terutama ketika melakukan penumpasan Gerakan 30 September atau lebih dikenal dengan sebutan G30S/PKI. Begitupun masyarakat Indonesia pasti mengenalnya sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada waktu itu, yang kemudian berubah nama saat ini menjadi Kopassus.

Pada Sabtu (7/9) Tim DPP Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) dibawah pimpinan Dede Farhan Aulawi melakukan ziarah ke makam beliau untuk mendoakan dan sekaligus mengenang jasa–jasa beliau. Ketika dimintai tanggapan atas kunjungan ziarah tersebut, Dede menjelaskan kepada media, bahwa dirinya termasuk orang yang sangat menghormati dan mengagumi kehebatan, keberanian serta ketegasan Almarhum Sarwo Edhie dalam berjuang membela bangsa dan negara.

 

“Oleh karena itu sebagai bentuk rasa hormat dan kagum, maka saya dan Tim GENPPARI sengaja datang dari Bandung ke Purworejo untuk melakukan ziarah kubur dan sekaligus mendoakan arwah beliau agar diterima disisi Allah SWT, diampuni segala khilafnya serta dilipatgandakan segala amal sholehnya. Aamiin YRA,” tutur Dede sembari mendoakan.

Adapun terkait pariwisata, Dede menjelaskan bahwa GENPPARI secara sungguh-sungguh ingin terus memajukan pariwisata Indonesia sebagai wujud kecintaan terhadap bangsa dan negara. Bukan hanya pariwisata yang bersifat hiburan saja, tetapi juga ada wisata sejarah, cagar alam, keraton, kerajaan dan kesultanan nusantara, serta objek–objek wisata lainnya hingga semua atribut pendukung kemajuan pariwisata.

 

“Kunjungan ke tempat–tempat bersejarah juga sekaligus sebagai wisata edukasi dan wisata spiritual, agar kita tidak melupakan para pahlawan yang telah berjasa untuk Indonesia tercinta ini. Sekaligus juga mampu menggugah kesadaran rohaniah bagi kita yang masih hidup untuk selalu mengingat akan kematian yang bisa datang setiap saat, hanya menunggu waktu dan antrian,” ujar Dede.

Dede pun menghimbau, bahwa mengingat kematian jangan diartikan loyo atau tidak bersemangat lagi untuk hidup. Melainkan kita harus lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan, mengisinya dengan memperbanyak ibadah dan amal sholeh untuk bekal di akhirat nanti. Secara psikologis, orang yang sering mengingat akan kematian, dirinya akan banyak menghindari dari segala jenis perbuatan tercela, karena setiap perbuatan dan perkataan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hadapan Tuhan.

 

“Mempertanggungjawabkan diri saja sudah berat, apalagi kalau banyak orang yang tersakiti dan terdzolimi oleh kita. Mereka semua akan memohon keadilan di Persidangan Mahkamah Robbi yang pasti adil dan transparan. Oleh karenanya mari sama–sama untuk saling mengingatkan diri dalam hal kebaikan agar kita digolongkan menjadi hamba–hamba Allah SWT yang sholeh dan sholehah. Aamiin YRA,” pungkas Dede menutup pertemuan. (KP).


Laporan Redaktur


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *