Peringati Hari Guru Bupati Upayakan Penambahan Insentif Dari APBD

Terbit: oleh -13 Dilihat
Sejumlah-guru-pada-suasana-acara-Hari-Guru-Nasional-dan-HUT-Ke-73-PGRI

BATURAJA (KP),- Puncak acara Hari Guru Nasional dan HUT Ke-73 PGRI diperingati Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU) melalui Dinas Pendidikan berlangsung di Aula Gedung Islamic Center pada hari Senin (26/11/2018). Acara dihadiri langsung oleh Bupati Kabupaten OKU, Sekda, Ketua PGRI, Kepala Dinas Pendidikan, Kapolres OKU, Dandim 0403/OKU, Rektor Universitas Baturaja (UNBARA), Unsur Muspida, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Kepala Sekolah beserta para guru se-Kabupaten OKU.

Acara dimeriahkan dengan aneka persebahan oleh artis Ine Febriyanti pemenang paduan suara dan puisi, dan Sofian Saleh pencipta lagu “Guruku Sayang” yang tak pernah ketinggalan pada setiap perayaaan hari guru khususnya di Kabupaten OKU. Meraka tampil memukau membawakan lagu ciptaannya diiringi paduan suara siswa-siswi dari sekolah yang ada di Kabupaten OKU.

Bupati Kabupaten OKU Drs H Kuryana Azis dalam sambutannya merasa prihatin dengan nasib para guru honorer di OKU, dan meminta supaya Sekertaris Daerah agar lebih dalam lagi memperhatikan nasib para guru, terutama guru honorer. “Ada sekitar 4000 orang jumlah guru honorer di OKU dengan gaji atau uang intensif berkisar dari Rp250 hingga Rp300 ribu perbulan, apalah artinya semua itu. Saya menghimbau kepada Sekda tolong dikaji nasib guru. Selama ini guru hanya mengandalkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari dana APBN dan tolong disisipkan juga dana APBD,” ungkap Bupati yang merasa prihatin terhadap para guru honorer dengan mata berlinang yang sempat meneteskan air mata.

Lebih dalam lagi disampaikannya kita semua memahami arti pendidikan, sebab pendidikan landasan dalam membangun negeri serta tingkat penentuan kemajuan suatu bangsa. Karena kebutuhan layanan pendidikan terus berkembang maka harus kita sikapi dengan seksama. “ Harus memperkuat layanan dan kualitas pendidikan yang ada, mendidik para murid harus memiliki kemampuan etika, moral dan fisik yang cerdas. Tidak ada gunanya pintar jika tidak beretika. Kita juga harus mengedapankan dunia pendidikan untuk menghasilkan generasi bangsa. Maka dari itu jangan lupakan guru, sebab guru kita orang tua kedua di sekolah,” pungkas Kuryana Azis selaku orang nomor satu di Bumi Sebimbing Sekundang.

Sementara itu, Aprilia (25), salah satu guru honorer Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten OKU dari ribuan guru honorer lainnya yang hadir menyambut antusias ungkapan Bupati OKU. ”Alhamdulilah dengan begitu berarti kami sebagai tenaga pengajar honorer diperhatikan. Harapan kami semoga Pemkab OKU terus memberikan perhatiannya kepada kami, kalau bisa segera ada pengangkatan untuk tenaga honorer yang sudah lama mengabdi, karena dengan pendapatan gaji yang minim mana mungkin bisa membuat sejahtera,” ucap Aprilia saat diwawancarai oleh media ini seusai acara.

Selanjutnya, hal senada juga diungkapkan Yulianti SPd (30), guru honorer dari SMPN 01 Baturaja. ” Kami sangat mengapresiasi apa yang direncanakan oleh Bapak Bupati Kabupaten OKU, dan kami berharap tidak hanya retorika tapi dilaksanakan pada prakteknya ke kami, sehingga pada intinya kami guru honorer tidak banyak menuntut karena kami tau bagaimana kapasitas negara. Yang kami inginkan hanya ada keseimbangan antara guru honorer yang belum memilik nasib serupa dengan orang-orang yang sudah menjadi PNS,” terang Yulianti.

Selain itu sambung Yulianti, kami juga berharap jikapun akan ada anggaran yang dianggarkan untuk guru honor syaratnya tolong dikaji, terutama pada sistem jam mengajar. Karena tidak mungkin kami bisa mengajar 24 jam bersaing dengan guru PNS yang syarat sertifikasinya harus 24 jam juga. Artinya ketika kebijakan itu dikeluarkan bahwa syarat untuk mendapatkan intensif dengan 24 jam, maka otomatis secara tidak langsung kami pasti tidak dapat menikmatinya.

“ Karena kami cuma guru honor dan pasti mengalah dengan guru PNS, akan lebih baik jika nantinya syarat itu diganti dengan kinerja atau profesionalisme tentang keseriusan kami mengajar, “ tutup Yulianti yang mengaku sudah menjadi guru honorer sejak tahun 2007 silam. (Syahril).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *