LUBUKLINGGAU – Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), akan membagikan pakaian seragam sekolah gtatis. Penerima bantuan pakaian seragam sekolah di tahun 2023 ini mengalami penuranan hanya 2.400 penerima. Sedangkan pada tahun 2022 lalu bantuan seragam untuk siswa SD di Lubuklinggau tercatat sebanyak 2.811.
Kepala Disdikbud Kota Lubuklinggau Firdaus Abky mengatakan penurunan jumlah penerima bantuan ini menandakan pemerintah sudah berhasil menekan angka kemiskinan di Lubuklinggau.
“Ya artinya warga miskin di Kota Lubuklinggau ini jumlahnya menurun, ketika jumlah penerima bantuan menurun. Ini yang patut kita syukuri,” ujar Firdaus.
Kata Firdaus saat ini masih dalam proses tender pengadaan seragam gratis. “Maaf jika sedikit ada keterlambatan, namun diperkirakan satu bulan kedepan selesai dan bisa langsung kita bagikan ke penerima. Kemarin terlambat karena kita masih menunggu data dari pihak sekolah. Setelah kita mendapatkan data, segera kita proses,” tegasnya.
Menurut Firdaus, setelah data diterima, mereka memverifikasi datanya untuk di cek sejauh mana layak atau tidak. Lalu di cek juga persyaratannya seperti surat keterangan tidak mampu dari RT maupun lurah setempat.
“Meskipun kita yakin dengan pihak sekolah, yang sudah memverifikasi sejak awal. Setelah diverifikasi, baru kita sondingkan ke data milik Dinas Sosial untuk memastikan apakah si penerima memang benar terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Setelah dipastikan masuk, lalu SK kita buatkan dan kita tanda tangani,” jelasnya.
Firdaus mejelaskan, untuk bantuan yang dibagikan sama seperti tahun lalu, seragam, tas, sepatu dan atribut lengkap. Setiap sekolah tidak sama jumlah penerimanya, tergantung siswa miskin mereka.
“Dana yang dianggarkan tahun ini sebesar Rp3,5 miliar, mengacu dari data tahun lalu. Sehingga diperkirakan akan mengalami Silpa karena jumlah penerima bantuan menurun,” terangnya.
Kedepan, mantan Kepala Kesbangpol ini mengaku sasaran dari program bantuan seragam gratis yang diinisasi oleh Wako dan Wawako sebelumnya, H SN Prana Putra Sohe dan H Sulaiman Kohar (NanSuko) ini bisa menyasar siswa miskin yang ada di sekolah swasta.
“Ya bisa saja, karena siswa miskin tak hanya di sekolah negeri ada juga yang sekolah di sekolah swasta. Untuk tahun ini belum, bisa saja tahun berikutnya kita upayakan,” tambahnya.
Firdaus berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan orang tua bisa konsen menyekolahkan anaknya.
“Karena tujuan program ini juga bagaimana masyarakat kurang mampu bisa menikmati bantuan dan bisa mengurangi beban mereka. Serta yang terpenting bisa berkontribusi dalam menekan angka kemiskinan,” harapnya. (KP).
Laporan : Peri