Kritik Sastra pada Film Ali & Ratu Ratu Queens karya Lucky Kuswandi

Terbit: oleh -74 Dilihat
Intan Wulandari

Sinopsis

Film Ali & Ratu Ratu Queens mengisahkan seorang pemuda bernama Ali yang ditinggali oleh ibunya ke New York sewaktu kecil bersama ayahnya. Ibunya pergi ke New York untuk meraih cita-citanya sebagai penyanyi. Ayah Ali yang menjaga Ali dan mengurus rumah. Ayah ali menyuruh ibu Ali untuk pulang tetapi ibunya tidak bisa meninggalkan impiannya.

Hingga dewasa ibu Ali tidak pernah datang ke Indonesia. Ayah Ali meninggal tiga bulan yang lalu karena serangan jantung. Ketika Ali merapikan kamar ternyata Ali menemukan tiket pesawat yang dikirim oleh ibunya dulu. Mendiang ayahnya tidak pernah mengatakan bahwa ibunya mengirim surat dan tiket.

Ali memutuskan untuk menyusul ibunya ke New York tetapi keputusan Ali menuai kontra dari keluarga besarnya. Keluarga besar Ali melarang keras terhadap keputusan Ali karena berpikir akan membawa pengaruh yang buruk karena ibunya pergi meninggalkan keluarga demi menjadi penyanyi.

Ali berbicara kepada budenya dan sepupunya mengenai tiket yang dikirim oleh ibunya. Ternyata budenya Ali sudah tahu mengenai tiket tersebut. Ali membujuk budenya untuk mengizinkan pergi ke New York. Bude Ali masih melarang keras hingga Ali berbicara bahwa mereka melarang anak ketemu ibunya sendiri. Akhirnya bude Ali tersentuh dan mengizinkan. Ali menyewakan rumahnya untuk biaya perjalanan ke New York.

Ali pergi ke New York sendirian. Ali mencari alamat apartemen yang ditinggali oleh sang ibu. Ali sampai di apartemen. Ia bertemu dengan seorang gadis. Ali sampai di depan piintu Apartemen. Ia mengetuk pintu. Pintu apartemen dibuka oleh Tante Chinta. Ali bertanya ibunya yang bernama mia tinggal di apartemen tersebut.

Tante Chinta memanggil penghuni lainnya. Chinta bertanya ada yang mengenal Mia. Party menyuruh Ali untuk masuk terlebih dahulu. Party menyerahkan tas yang ditinggalkan oleh Mia. Ternyata Ibu Ali sudah tidak tinggal di apartemen tersebut. Party juga tidak mengetahui keberadaan Mia sekarang. Biyah, Ance, Chinta bertanya kepada Ali kenapa bisa datang ke New York tidak diperhitungin dulu. Mereka juga bertanya Ali akan tinggal dimana selama di New York. Ali mengatakan akan menginap di hotel. Biyah, Party, Ance, dan Chinta tertawa mendengar perkataan Ali. Mereka mengatakan hotel di New York sangat mahal.

Biyah mempunyai ide agar Ali menyewa kamar di apartemen mereka. Mereka memberi tahu letak kamar, dapur di apartemen tersebut. Biyah meminta uang sewa sebanyak 10.000 dolar kepada Ali. Ali terkejut dengan nominal yang disebut oleh Biyah. Biyah mengatakan uang tersebut sekalian untuk mencari ibu Ali. Ali pun memberikan uangnya kepada Biyah.

Mereka mulai mencari ibu Ali. Berbagai cara mereka gunakan untuk menemui ibu Ali. Setiap tempat mereka mencari. Mereka bertanya kepada penduduk lokal disana apakah pernah berjumpa dengan Mia. Akhirnya mereka mendapatkan kabar Mia sering arisan dengan istri bos. Mereka mendapatkan alamat rumahnya.

Ali pergi ke alamat yang diberikan. Ali mengetuk pintu dan bertemu ibunya. Ali memanggil mama kepada ibunya. Ibunya terkejut mendengar itu dan berkata tidak mengenal dirinya. Ibu Ali langsung menutup pintunya. Ali pulang dengan kesedihannya. Tante-tante bingung dengan sikap Ali yang menjadi murung dan pendiam.

Mereka terus bertanya kepada Ali kenapa. Ternyata ada yang menyahut dari Hp Ali yaitu Sepupunya. Sepupu Ali berkata kepada tante-tante itu Ali sedih ibunya pura-pura tidak mengenal Ali dan pintunya langsung ditutup. Tante-tante yang mendengar itu marah, kesal dan mereka memutuskan untuk melabrak Mia. Mereka mengganggap Mia sangat kejam kepada Ali. Ali langsung menyusul mereka untuk tidak menghampiri ibuya, Akhirnya mereka tidak jadi menghampiri Mia.

Besoknya Ali pergi ke tempat ibunya. Ali melihat ibunya bersama anak perempuan. Ali mengikuti mereka. Ibu Ali sangat perhatian kepada putrinya. Ali melihat ibunya perhatian kepada anak perempuan tersebut. Ibu Ali menyadari keberadaan Ali. Ibu ali menghampiri Ali jangan sekarang untuk menemuinya. Ibu Ali memberikan kartu nama agar Ali menghubunginya. Ali pun merasa senang bahwa ibunya mengenali dirinya.

Ali mulai bekerja sampingan bersama tante.tante. Ali bekerja menjadi tukang bersih-bersih, tukang pijit, dan tukang foto. Ali menghubungi ibunya untuk bertemu di kafe. Ibu Ali bertanya pendapat Ali mengenai New York. Mereka berbincang melepaskan rindu. Ali dan ibunya berkeliling New York. Mereka mengunjungi kafe tempat bekerja ibunya. Ternyata ibunya tidak bekerja sebagai penyanyi tetapi pelayan.

Ali mengetahui fakta tersebut kecewa karena ibunya tidak menjelaskan kepadanya. Ibu Ali berkata ayah Ali yang tidak perhatiin dirinya. Ali berkata sekarang bisa dan mengajak ibunya untuk pulang bersamanya. Ibunya tidak bisa meninggalkan New York karena ia telah mempunyai keluarga baru.

Tante Tante Queens merayakan anniversary. Ibu Ali juga datang ke perayaan mereka. Tante-Tante Queens tidak terlalu suka kepada Mia. Mereka selalu menghindar dari Mia. Perayaan pindah ke rooftop untuk menikmati makanan penutup. Mereka berdoa agar restoran lancar dibuka. Ibu Ali bergegas pulang karena menerima telpon.

Selama di New York, Ali selalu menggambar setiap perjalanannya. Ali menunjukkan gambarnya kepada guru seni. Tanggapan guru seni tersebut sangat senang dengan gambaran Ali. Ali pun mengikuti kelas.

Ibu Ali mengunjungi restoran. Ibu Ali meminta tolong kepaada party untuk meyakinkan Ali untuk pulang ke Indonesia. Ibu Ali memberikan cek dan tiket pesawat untuk Ali kepada Party. Party terkejut mendengar perkataan Mia. Party kecewa dengan sikap Mia menyuruh Ali pulang ke Indonesia. Party menyuruh Mia untuk bicara sendiri kepada Ali.

Party memberikan cek itu kepada Ali. Ali tidak percaya ibunya akan berbuat seperti itu. Ali menganggap tante-tante dibayar untuk membujuk ia pulang ke Indonesia. Ali marah kepada tante-tante dan beranggapan bahwa mereka hanya mau manfaatin uangnya saja. Ali menggangap mereka iri terhadap kehidupan Mia yang lebih baik daripada mereka. Ali memutuskan untuk pergi dari apartemen. Ali pergi ke rumah ibunya. Ali bersikeras untuk masuk tapi dihalangi oleh ibunya. Ibu Ali langsung membawa Ali pergi dari rumahnya. Ali bertanya alasan ibunya memberikan cek.

Ibu Ali menyuruh Ali segera pulang ke Indonesia. Ali tidak terima. Ali menceritakan bagaimana dia harus menjaga ayahnya dan menemukan ayahnya sudah terbaring dingin di dapur karena serangan jantung. Ali bertanya alasannya kepada ibunya dan merobek cek. Ibunya memberitahu bahwa ia ibu yang buruk. Ibu berkata ketika ia melihat wajah Ali ia teringat bagaimana dirinya yang buruk. Ibu Ali menyuruh Ali untuk pergi dari kehidupannya dan membeci dirinya.

Ali menemui Eva dan menangis. Ali menginap di tempat Eva. Besoknya Ali pergi ke apartemen. Party yang membukakan pintu. Ali mengatakan ada yang ia ingin perlihatkan. Ia menayangkan sebuah video yang berisi Ali mengira kebahagiaannya ada di Ibunya dan ia senang dengan rumah yang menerima penghuni dengan apa adanya. Ali merasa beruntung menjadi bagian mereka.

Ali meminta maaf atas perkatan dirinya kepada tante-tante. Mereka saling berpelukan. Ali mulai kehidupan barunya di New York. Ali mendaftarkan kuliah di New York. Mereka merayakan ulang tahun Ali dan Mereka berkeliling New York dengan Bahagia.

Kelebihhan Film :

Film ini mempunyai banyak pesan kepada penonton. Suatu kebohongan serapi apapun menutupinya akan terbongkar juga. Tidak semua anak yang tidak dibesarkan oleh orangtua yang lengkap akan mempunyai perilaku menyimpang. Film ini juga menyampaikan pesan bahwa terkadang yang menolong kita itu bukan keluarga. Keluarga bisa juga bukan dari ikatan darah tetapi teman yang menemani dalam suka dan duka.

Perihal akting, pemeran tante-tante tidak bisa dipungkiri berhasil membuat karakter-karakter mereka terasa seperti dirinya dan mudah diterima. Seperti kelompok pertemanan pada umumnya, pasti ada yang bertindak jadi pemimpin, pemecah suasana, kekuatan, dan ada yang memiliki dunia sendiri. Pemeran ibu Ali berhasil memerankan bagaimana ibu muda yang bingung memilih karir atau keluarganya.

Kekurangan Film :

Akting pemeran Ali yaitu Iqbal Ramadhan ketika ia berarting sedih penonton tidak merasa iba tetapi canggung untuk melihatnya. Beberapa cerita di dalamnya gantung. Seperti kisah cinta Ali dan Eva bagaimana kelanjutan hubungan mereka. (*).


Biodata Penulis

  • Nama : Intan Wulandari
  • NIM : 2003010045
  • Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
  • Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
  • Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *