SMK Negeri 3 Tanjungpinang dan IOM UN Migration Indonesia Gelar Workshop Untuk Pengungsi

Terbit: oleh -1401 Dilihat
Foto Bersama Usai Pembukaan Kegiatan-f/din

TANJUNGPINANG – SMK Negeri 3 Tanjungpinang bersama International Organization for Migration (IOM UN Indonesia) mengadakan workshop pelatihan mekanik kendaraan ringan untuk pengungsi pada Rabu, 5 Juni 2024. Workshop ini diikuti oleh sebelas peserta dan dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMK Negeri 3 Tanjungpinang, Santoni, S. Pd.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar bekerja kepada para pengungsi, sehingga mereka siap jika dipindahkan ke negara ketiga. Selain itu, program ini juga berfungsi sebagai upaya relaksasi oleh IOM untuk menekan stres yang dialami para pengungsi.

Workshop ini berlangsung hampir satu bulan, dengan materi yang disampaikan oleh narasumber berpengalaman dari SMK Negeri 3 Tanjungpinang dan lainnya. Materi meliputi dasar otomotif, sistem mesin, sistem kelistrikan, dan sasis.

Santoni, S. Pd, menjelaskan bahwa SMK Negeri 3 Tanjungpinang telah beberapa kali bekerja sama dengan IOM dalam program pelatihan serupa.

“Berdasarkan informasi dari IOM, pelatihan seperti ini banyak diminati, namun untuk fokus pada pembelajaran, kami membatasi jumlah peserta.” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa program ini lebih fokus pada praktik agar lebih mudah dipahami oleh peserta.

Dr. Yusuf, S. Pd. M. Ed, guru di SMK Negeri 3 Tanjungpinang, menambahkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memotivasi para pengungsi agar tetap semangat dan terus belajar.

“Ini adalah bentuk kepedulian kita kepada teman-teman pengungsi, terutama mereka yang sudah lebih dari 10 tahun berada dalam situasi ini. Kemampuan dasar ini sangat penting,” tambah Yusuf.

Peserta terbaik dalam workshop ini akan berkesempatan mengikuti program lanjutan yang diselenggarakan oleh IOM, sebagai motivasi tambahan bagi para pengungsi (din)

Laporan: Abidin

Tentang Penulis: Mhd Roy

"Terpujilah mereka yang gigih sebarkan bahan bacaan seperti Informasi kepada mereka yang haus ilmu pengetahuan. Bahwa mereka haus ilmu pengetahuan itulah yang sebenarnya menyodorkan jendela dunia. Pentingnya, agar anak-anak bangsa dapat berfikir seluas cakrawala."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *