Kritik Sastra pada Puisi Aku oleh Chairil Anwar

Terbit: oleh -126 Dilihat
Lisa Selvira

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

 

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

 

Biar peluru menembus kulitku

Akan tetap meradang menerjang

 

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

 

Dan aku akan lebih baik tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Puisi “Aku” karya Chairil Anwar ini menceritakan tentang perjuangan seseorang yang memiliki semangat yang tinggi, tidak mengenal kata lelah dan sakit walaupun ia terluka. Dengan tekad kuat yang ia miliki, ia terus berusaha untuk mencapai tujuannya tanpa memperdulikan banyaknya rintangan yang menghampiri.

Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar ialah hiperbola, dibuktikan pada larik Biar peluru menembus kulitku, Akan tetap meradang menerjang (bait 4 larik ke-1).

Dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar memberikan pencitraan pada gerak dan perasaan. Citraan gerak ialah gambaran sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak, citraan gerak pada puisi ini terdapat pada larik Luka dan bisa kubawa berlari (bait 5 larik ke-1). Sedangkan citraan perasaan tergambar pada larik Hingga hilang pedih peri (bait 5 larik ke-2).

Pesan-pesan tersirat yang terdapat dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar :

  1. Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang.
  2. Manusia harus bisa menerima diri sendiri apa adanya, mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannya saja.
  3. Manusia harus memiliki semangat untuk terus maju dalam berkarya.

Kesimpulan

Dari puisi “Aku” karya Chairil Anwar dapat disimpulkan bahwa seseorang harus bekerja keras untuk menggapai sesuatu yang ingin didapatkan, tidak mudah menyerah, serta harus memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai tujuannya sebagaimana dengan kalimat yang dinyatakan pada puisi ini “Aku mau hidup seribu tahun lagi”, kalimat tersebut mengartikan betapa semangatnya untuk berjuang karena proses tidak akan mengkhianati hasil. (*).


Biodata Penulis

  • Nama : Lisa Selvira
  • NIM : 2003010006
  • Kelas : M01 PBSI
  • Mata Kuliah : Kritik Sastra
  • Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
  • Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan
  • Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *