Urgensi Pembangunan Jalan Tol Cigatas

Terbit: oleh -67 Dilihat
Dede-Farhan-Aulawi-tokoh-cendikia-Jawa-Barat

JAKARTA (KP), – Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat ini menuntut ditopang oleh pembangunan infrastruktur yang merata. Baik pembangunan infrastruktur di wilayah utara, tengah maupun selatan. Hal ini sangat penting agar pemerataan pertumbuhan ekonomi bisa berjalan secara merata diseluruh wilayah, karena jika hal ini tidak diperhatikan maka isu–isu pemekaran akan selalu timbul untuk mendirikan wilayah sendiri.

Dalam konteks ini, media menemui Tokoh Jawa Barat Dede Farhan Aulawi di sela-sela olahraga pagi, Minggu (8/9) di kawasan Jakarta Selatan. Selaku pemerhati  infrastruktur yang juga Dosen K3 Konstruksi. Pada kesempatan tersebut, Dede menyampaikan salah satu pembangunan infrastruktur yang penting di Jawa Barat yaitu proyek pembangunan Tol Cigatas, yaitu jalan tol yang akan menghubungkan Cileunyi-Garut-Tasik-Banjar.

“Penyelesaian perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Cigatas ini masuk kategori sangat penting dalam menopang percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah tengah Jawa Barat. Di samping itu jalur ini pun sering dipakai sebagai jalur alternatif saat mudik lebaran sehingga otomatis volume kendaraan akan meningkat sangat signifikan,” ujar Dede.

Dede pun menjelaskan bahwa di hari–hari biasa saja volume kendaraan yang melintasi jalur tengah ini sangat tinggi, apalagi di hari raya atau hari libur sekolah misalnya. Di samping itu lebar jalan yang relatif kecil sementara pembangunan pabrik dan perumahan terus meningkat menambah semakin semerawutnya jalan terutama di jam–jam kerja. “Lihat saja contohnya di sekitar Cileunyi dan Rancaekek saat bubaran jam kerja pabrik, sering timbul kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Hal ini bertahun–tahun terjadi tanpa ada penyelesaian yang berarti,” ungkap Dede.

Oleh karena itu secara objektif, Dede berpandangan bahwa pembangunan Jalan Tol Cigatas ini perlu diwujudkan dengan secepatnya dan hal ini akan menunjang pengembangan objek–objek wisata yang berada di wilayah tersebut. Jika basis ekonomi pariwisata bergerak dan tumbuh, maka diyakininya akan menggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor yang lainnya pula. Misalnya hotel, rumah makan, pengrajin cinderamata, travel dan lain–lain.

Terkait pendanaan yang akan bersumber pada modal investasi swasta, dinilainya juga sangat baik. Terutama swasta lokal atau nasional agar peredaran uang tetap berada di negara kita sendiri. “Usahakan menghindari atau meminimalisir kemungkinan investasi asing agar peredaran uang tidak banyak ditarik keluar, yang ujungnya nilai rupiah bisa semakin anjlok. Begitupun dengan tenaga kerja yang akan dipekerjakan di proyek ini perlu diusahakan 100 persen menggunakan tenaga kerja masyarakat lokal agar mereka memperoleh penghasilan untuk menghidupi kebutuhan keluarganya,” pungkas Dede mengakhiri percakapan. (KP).


Laporan Redaktur


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *