Cuaca Ekstrem, Dinas Perikanan Minta Nelayan Tidak Paksakan Diri Melaut

Terbit: oleh -37 Dilihat
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan, Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Dedy Damhudy, S.Pi, M.Si dan data perkembangan cuaca.

NATUNA – Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan, Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Dedy Damhudy, S.Pi, M.Si menghimbau kepada nelayan agar tetap berhati-hati dalam menyikapi cuaca ekstrem.

Ia juga meminta para nelayan untuk selalu update perkembang cuaca yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Natuna.

“Walaupun memang ada kebiasaan nelayan melihat kondisi arah angin dan cerah langit, namun kondisi alam saat ini sulit diprediksi. Jadi alangkah lebih baik melihat dengan teknologi yang sudah ada, seperti perkembangan update cuaca oleh BMKG,” sebutnya kepada koranperbatasan.com di ruang kerjanya, Jum’at 20 Agustus 2021.

Dikatakan Dedy, di balik cuaca yang tidak menentu, para nelayan juga harus mengutamakan keselamatan. Jika perkembangan cuaca tidak memungkinkan, akan lebih baik tidak dipaksakan untuk turun melaut.

“Kemudian yang sudah terlanjur di laut, mungkin berupaya untuk sandar-sandar ke pulau terdekat. Dan saling berkoordinasi antar sesama nelayan di laut maupun yang berada di daratan, melalui saluran radio atau telepon saluler,” pintanya.

Penyerahan bantuan GPS dan Fish Finder kepada salah satu kelompok nelayan di Kecamatan Serasan tahun 2019.

Menurut Dedy, cuaca ekstrem sangat membahayakan bagi nelayan khususnya di Kabupaten Natuna. Hal itu dikarekan, kapal-kapal tangkap nelayan diperkirakan paling besar dengan kapasitas 5 GT.

“Rata-rata dibawah 5 GT. Lebih baik, tunggu cuaca bagus,” ujarnya.

Ia memastikan, Dinas Perikanan Kabupaten Natuna sudah berupaya untuk membantu para nelayan. Seperti beberapa tahun belakangan, dimana adanya bantuan berupa peralatan kerja yang dibagikan melalui kelompok-kelompok nelayan di beberapa kecamatan.

“Didalam itu diverifikasi, kalau sudah punya alat, anggota kelompok yang lain kita beri tanggungjawab menggunakan itu. Bukan milik perorang tapi milik kelompok. Misalnya ada 10 orang dalam kelompok, secara pribadi 7 nelayan sudah ada peralatan berupa radio. Maka kita kasih 3, itu pun kalau cukup. Karena banyak kelompok di kecamatan lain juga, artinya kita menyesuaikan,” pungkasnya.

Belum meratanya bantuan tersebut lanjut Dedy dikarenakan jumlah anggaran yang ada pada program tersebut terbatas. Namun pihaknya tetap berupaya merealisasikan program tersebut setiap tahun.

Untyuk keselamatan bersama sebelaum mengakhiri, sekali lagi Dedy berharap kepada para nelayan agar tetap upadete perkembangan cuaca dan bersabar jika cuaca belum memungkinkan untuk melaut.

“Tujuannya agar terhidar dari kecelakaan atau musibah di laut,” tutupnya.

Terpisah pada tanggal 21 Agustus 2021, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan surat Peringatan Dini Gelombang Tingi No : ME.01.02/PD/18/APM/VIII/BMKG-2021 yang berlaku dari tanggal 22 sampai dengan 23 Agustus 2021.

Dengan narasi pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari arah Timur-Selatan dengan kecapatan berkisar 5-25 knot. Tinggi gelombang 1.25-2.5 M berpeluang terjadi dibeberapa wilayah, termasuk Laut Natuna dan Laut Natuna Utara. (KP).


Laporan : Johan


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *