Rasi Natuna Gelar Maulid Nabi, Syaifullah: Allah Mengutuskan Rasul di Muka Bumi, Untuk Meluruskan Hati Manusia Agar Berkiblat Kepada Tuhan

Terbit: oleh -41 Dilihat
Syaifullah, Pengayom Daerah (Yomda) Pos Rasi Induk Kabupaten Natuna, (kiri) saat menyampaikan sambutan di acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriyah 2021 Masehi, Sabtu, 23 Oktober 2021.

Allah mengutuskan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Rasul di muka bumi ini adalah untuk meluruskan agama tauhid, meluruskan hati manusia, agar berkiblat hanya kepada tuhan. Rasulullah SAW adalah utusan Allah, kekasih Allah, pembawa kebenaran yang hakiki.

Pengakuan bahwa segalanya milik Allah SWT inilah yang harus kita sadari, sehingga menghapuskan pengakuan rasa makhluk kita di dalam diri. Karena tujuan dari kita beribadah dan bertuhan yang sebenar-benarnya, adalah mensucikan hati membersihkan jiwa.


NATUNA – Manusia tidak punya kemampuan, kekuatan dan kekuasaan, semuanya milik Allah. Kesadaran milik Allah inilah yang harus kita sadari, sehingga menghapuskan sisi pengakuan rasa makhluk dalam diri kita. Inilah yang setiap hari, setiap malam kita lakukan, belajar mengolah rasa dan berserah diri hanya kepada Allah SWT.

Demikian ungkap Syaifullah, selaku orang tua yang disebut Pengayom Daerah (Yomda) Lembaga Spritual Masyarakat Indonesia (Rasi) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, mengawali sambutannya pada malam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu, 23 Oktober 2021, di Pos Induk Rasi Natuna.

Kata Syaifullah, berserah diri dengan sebenar-benarnya kepada yang maha kuasa, agar senantiasa mendapatkan bimbingan tuhan, menjadikan kita pribadi-pribadi yang dituntun oleh Allah dan Rasulullah merupakan salah satu tujuan dari pada memperingati lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW.

Menurutnya, kontrak hidup kita selaku manusia sudah menjadi ketetapan Allah, oleh karena itu, dengan penuh kesadaran bersegeralah berserah diri, mempasrahkan diri kita hanya kepada Allah SWT.

“Kalau bukan karena iman, tentu kita tidak akan mampu berkumpul disini. Kalau bukan karena adanya bimbingan rasa oleh Allah SWT, ngapain kita setiap hari berjaga malam, meninggalkan anak dan istri di rumah. Artinya kita bukan orang-orang bodoh yang dengan mudah menerima sesuatu pengakuan begitu saja. Semua ini, kita lakukan karena terbukti adanya perubahan hidup yang lebih baik, terasa dan teraba di dalam diri masing-masing,” ujar Syaifullah.

Ia menghimbau kepada setiap diri, khususnya umat Rasi Natuna, senantiasa merenung, menghayati, dan mempelajari satu persatu penyakit hidup. Karena salah satu tujuan Rasulullah SAW diutuskan oleh Allah SWT di muka bumi ini, adalah untuk meluruskan hati manusia, agar berkiblat hanya kepada Allah SWT.

“Kau gunakan akal dan fikiranmu, kemudian kau lupakan dirimu kepada Allah, itu lah hakikat kebodohan,” tegas Syaifullah.

Lebih jauh, ia menjelaskan, momentum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW inilah manusia harus bisa menyadari bentuk dari kasih dan sayang Allah. Karena Allah SWT mengutuskan Rasulullah SAW agar manusia sadar dan kembali kepadaNya.

“Rasul adalah utusan Allah pembawa kebenaran, meluruskan hati manusia agar terkikis dari sifat-sifat yang dapat menghalangi kebenaran Allah,” jelas Syaifullah.

Nurani dan akal sehat seorang Muhammad kata Syaifullah, sebelum menjadi Rasul saat itu, (zaman jahiliyah-red) dan sebelum menjadi nabi, sekalipun hatinya sudah disucikan oleh Allah SWT, namun akal manusianya belum mampu, ia baru memperoleh keimanan setelah melalui perjalanan spiritual yang cukup panjang.

“Kehidupan Nabi Muhammad pada masa itu bukan enak. Beliau jatuh bangun menegakan kebenaran Allah. Dari kecil beliau sudah ditinggalkan oleh orangtuanya, di asuh dan dipelihara oleh pamannya. Beliau cukup menderita dalam memperjuangkan kebenaran Allah. Sempat di hina, di fitnah, bahkan dilempari dengan benda-benda yang kotor. Namun hasil dari perjuangannya itu, hari ini sama-sama kita rasakan,” terangnya.

Lebih jauh Syaifullah menegaskan, ada beberapa sebab yang pada masa itu bertentangan dengan akal nurani Nabi Muhammad SAW. Pertama mereka orang-orang yang hidup di zamanya (Jahiliyah-red) membuat berhala dengan tanah, patung berhala yang mereka ciptakan di sembah dan dijadikan tempat untuk meminta pertolongan.

Kemudian lanjut Syaifullah, yang bertentangan dengan hati nurani Nabi Muhammad pada saat itu, ketika lahir anak-anak perempuan, di kubur hidup-hidup, dan menjadikan orang-orang budak. Apapun yang ada pada budak, bahkan darahnya pun dihalalkan oleh majikan, inilah yang membuat Nabi Muhammad bertentangan.

“Akhirnya beliau bertanya kepada pamannya. Wahai paman, aku ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kata pamannya ikut syariat Nabi Isa, Muhammad tidak mau. Kalau kau tidak ikut syariat Nabi Isa, kau ikut syariat Nabi Musa, Muhammad juga tidak mau. Kata Muhammad, aku ingin mencari kebenaran yang hakiki,” tutur Syaifullah menceritakan sedikit kisah perjalanan Rasulullah SAW.

Diceritakan Syaifullah, dalam proses perjalan mencari kebenaran yang hakiki, Nabi Muhammad SAW kemudian hijrah ke bukit-bukit, keluar masuk gua. Ia melakukan itu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sampai ia lupa makan, lupa minum dan bahkan lupa tidur.

“Kurang makan, kurang minum, kurang tidur, perjalanan yang begitu berat. Pada akhirnya beliau menerima wahyu, menganal kebenaran yang hakiki. Rasulullah SAW bukan semata-mata mendapatkan kebenaran itu, karena perjalanan beliau sungguh luar biasa, hari ini kita tinggal menikmatinya. Artinya Rasul, Allah utuskan di muka bumi ini untuk meluruskan hati manusia, agar berkiblat kepada Allah,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum (Ketum) Rasi Kabupaten Natuna, Hoiril Amal menyebutkan, Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriyah 2021 Masehi yang digelar oleh Rasi Natuna tahun ini bertujuan membangun kepribadian melalui tuntunan ruuhi agar menjadi insan yang tulus iklas dengan penuh kemurnian dan berakhlak mulai di dalam kehidupan.

“Cerdas berkarakter dan bermartabat, mengajarkan kita tentang kasih sayang, keadilan dan kejujuran, serta kebijaksanaan. Masih banyak lagi yang harus kita syukuri. Yakin dan percayalah, hidup ini hanya sementara, seperti jam yang berputar, suatu saat ia akan berhenti, seperti air yang mengalir, pada saatnya ia juga akan terhenti. Kata Rasul, kematian itu kehidupan yang sebenar-benarnya, dunia hanya persinggahan, maka bersinggahlah dengan baik,” pungkas Hoiril.

Sementera itu, Pengayom Wilayah (Yomwil) Rasi Kabupaten Natuna, Sholihin mengingatkan kepada seluruh umat Rasi Natuna, tentang menyadari adanya kuasa tuhan di dalam setiap diri.

“Sadar ini yang terpenting, kapan dan dimana saja kita berada, mudah-mudahan kesadaran ini selalu hadir, dan kita senantiasa dalam bimbingan dan pengawasan Allah SWT,” harapnya singkat.

Gawai keagamaan dalam rangka memperingati hari kelahiran Baginda Rasulullah SAW yang diadakan oleh Pos Induk Rasi Natuna diisisi dengan berbagai rangkaian kegiatan. Diantaranya pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Muhammad Baqo Bilhusna dan Muhammad Gibran Baihaq’i. Keduanya adalah putra dari Yomda Rasi Natuna, Syaifullah, saritilawahnya dibacakan oleh ananda Sopia Putriyelin.

Tak hanya itu, rangkain kegiatan juga diisi dengan lantunan solawat, dipimpin oleh saudari Sofia Listyani, istri tercinta dari Syaifullah, Pengayom Daerah Rasi Natuna. Gemuruh solawat atas kebesaran Rasul Alllah Nabi Besar Muhammad SAW diikuti oleh seluruh tamu undangan yang hadir malam itu. (KP).


Laporan : Johan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *