Si Jumbai Hidup Aneh “Frilled Shark”

Terbit: oleh -29 Dilihat

Penulis      : Anggelo Yudika Manurung (Universitas Maritim Raja Ali Haji)

NIM            : 180254241047

Fakultas    : Ilmu Kelautan & Perikanan


TAHUKAH anda mengenai Hiu Berjumbai? Frilled Shark atau lebih dikenal dengan Hiu Berjumbai merupakan salah satu dari dua spesies ikan hiu yang termasuk ke dalam Famili Chlamydoselachidae dengan distribusi yang luas tapi tidak merata yang berhabitat diantara samudera atlantik dan samudera fasifik. Ikan ini merupakan jenis ikan laut dalam, yang artinya mereka hanya tinggal di perairan laut dalam, yakni diantara kedalaman 10570 meter hingga 3000 meter. Tetapi ada juga yang dapat ditemukan pada kedalaman 50-200 meter.

Hiu Berjumbai pernah ditemukan dikedalaman 50-200 meter di Teluk Surugaya, Jepang. Menurut para peneliti, hal ini disebabkan suhu air di lautan Jepang berbeda dengan suhu lautan lainnya. Namun pada tahun 2009, tepatnya di Afrika Selatan, jenis hiu berjumbai yang baru telah ditemukan dan pada bulan November 2017 yang lalu, hiu ini ditemukan terdampar di pantai Portugal, yakni jenis yang sama dengan di Afrika Selatan.

Hiu berjumbai memiliki Karakteristik yang berbeda dengan hiu-hiu lainnya. Karena karakteristik nya yang primitive, ia disebut sebagai “ Fosil Hidup”. Hiu ini dapat tumbuh hingga 2 meter, dengan warna tubuh yang coklat gelap serta badan yang mirip seperti belut dengan sirip dibagian punggung, panggul, dan dubur berada saling berjauhan.

Ikan ini diberi nama hiu berjumbai karena berenda dari celah insang nya yang berjumbai, yang terpasang di ke 6 insangnya dengan jumbai pertama di sekitar tenggorokan. Sama dengan hiu lainnya, hiu ini berkembangbiak secara Ovovivivar (bertelur-melahirkan).

Hiu ini memiliki siklus kehamilan yang panjang, sekitar 9 bulan hingga 1 tahun penuh. Hiu ini mampu melahirkan 6 bayi hiu sekaligus dalam 1 periode. Tetapi tidak semuanya selamat, hal ini disebabkan karena sewaktu didalam perut hiu betina, anaknya saling memangsa satu dengan lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hiu berjumbai tidak banyak populasinya karena disebabkan oleh masa kehamilannya yang lama, serta tingkat kehidupan pada masa didalam perut yang sangat ‘’Tragis’’.

Hiu berjumbai rentan terhadap kematian, seperti perubahan suhu yang drastis dan mudah terserang penyakit. Hiu ini kadang tersangkut di jaring nelayan dan terdampar ditepi pantai. Selain disebabkan oleh iklim, faktor lain penyebab kematian hiu ini adalah akibat manusia, contohnya banyak nelayan tidak mengetahui tentang ikan ini, dan mereka menangkapnya karena bentuk ikan ini yang aneh.

Rahang ikan ini sangat lah panjang dengan kelenturan yang lebar, sehingga memungkinkan untuk menelan apa saja yang lebih dari ukurannya. Tetapi, pada umumnya hiu ini memakan makhluk-makhluk kecil dari ukuran tubuhnya, seperti cumi-cumi, ikan-ikan kecil, dan hiu lainnya seperti apristurus japonica dan pada hakikatnya Hiu Berjumbai tidak membahayakan manusia.

Hiu Berjumbai merupakan hiu yang hampir bahkan tidak mengganggu manusia, tetapi terkadang rasa keingintahuan dan keserakahan manusia yang mengira hiu tersebut sangat langka dan berharga tinggi, membuat mereka memburu serta membunuh hiu tersebut, yang mana membuat jumlah mereka semakin sedikit. Hal ini didukung juga dengan tingkat perkembangbiakan mereka yang relatif lama. Jadi mulai dari sekarang ubahlah pola dan sikap kita agar lebih menghargai alam terlebih makhluk hidup yang hidup di laut. (***).


Tulisan Pembaca Koran Perbatasan, Selasa, 19 Maret 2019


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *