Komuna Lahir KNPI Natuna Mati Suri, Pemuda Mulai Gelitik Hati Pemimpin Negeri

Terbit: oleh -49 Dilihat
Dede-Muhammad-Ramli-AMKL-Wakil-Ketua-Komuna-dan-Fadillah-Ketua-Harian-HKS-Kabupaten-Natuna-Provinsi-Kepri

Natuna, (KP), – Pemuda aset utama bangsa, di tangan pemuda permasalahan masyarakat akan dipecahkan, dan didalam pengorbanannya suatu bangsa akan tetap hidup serta berkembang. Pemuda adalah tulang punggung bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda adalah masa depan bangsa. Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, sampai-sampai Bung Karno berucap. ’’ Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia. ” (Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia).

Dalam banyak pidatonya, Bung Karno berseru, ’’ beri aku seribu orang, dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada tanah air, dengan mereka aku akan mengguncang dunia.’’ Kedudukan dan peran pemuda memang sangat vital dalam pembangunan. Sehingga masa depan bangsa berada di tangan mereka. Dipundak merekalah harapan dan cita-cita bangsa ini digantungkan, sehingga pemuda dituntut berperan aktif dan tampil di garda terdepan, baik fisik maupun mental spiritual atau karakter. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.

Foto-bersama-usai-melakukan-salah-satu-kegiatan-sosial-kemasyarakatan

Sayangnya, kehadiran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, tidak sebagaimana yang diharapkan oleh almarhum tokoh proklamator Ir, Soekarno. Saat ini, organisasi pelat meraha yang diharapkan, mampu menjadi penggerak semangat para pemuda di daerah perbatasan ujung utara NKRI, menghilang tanpa jejak. Sebagian orang, menyebut DPD KNPI Kabupaten Natuna, mati suri.

Pernyataan diatas bukan suatu yang niscaya dalam sebuah peradaban. Karena hampir disetiap perubahan, selalu diawali dengan campur tangan para pemuda. Indonesia sebagai salah satu contohnya, peran pemuda sangat berpengaruh besar atas proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Jika bukan karena semangat yang membara, dan kegigihan kaum muda untuk meminta Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI, tentu Indonesia semakin lama menuai kemerdekaan.

Foto bersama usai melaksanakan kegiatan di bidang pendidikan

Gerakan reformasi semacam ini, sepertinya sudah mulai menghilang di bumi laut sakti rantau bertuah. Ditambah dengan fakumnya KNPI, sebagai induknya organisasi kepemudaan. Sejauh ini, gerakan baru hanya terlihat dilakukan oleh sekelompok organisasi kecil. Dengan segudang keterbatasan, Komunitas Muda Natuna (Komuna) hadir memberi warna baru. “  Saya bangga kalian sudah mendirikan Komuna. Saya lihat saat ini, hanya kalian yang coba mabangun semangat pemuda di Natuna. Karena, yang telah kalian lakukan, semata untuk kebaikan. Kalian adalah bibit unggulnya para pemuda. Mudah-mudahan Komuna ini, nantinya menjalar sampai disetiap kecamatan se-Kabupaten Natuna, “ sebut Fadillah, Ketua Harian HKS Ranai, Kabupaten Natuna, menjawab Koran Perbatasan, Minggu (16/04), di Warkop Lykke Kopi.

Menurut Fadillah, saat ini,  baik Pemerintah Daerah, maupun organisasi pemuda benar-benar rawan. Artinya pemerintah kurang peduli terhadap pemuda, dan pemudanya sendiri, tidak memiliki terobosan. “ Nah, terobosan itu, saya lihat baru ada melalui gerakan Komuna. Walaupun terbatas, tetapi mereka memiliki semangat kebersamaan yang kuat. Saya lihat, Komuna ini sedang menanan bibit, membuktikan bahwa pemuda di Natuna harus ada. Sementara pemudah sudah apatis, artinya Komuna hadir menghilangkan rasa apatis. Menurut saya, Pemerintah daerah tentunya harus jeli melihat, dorong, dan segera bantu mereka, “ ujar Fadillah.

Foto-bersama-usai-melaksanakan-kegiatan-try-out-akbar-tingkat-SLTP

Dede Muhammad Ramli, AMKL, Wakil Ketua Komuna Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, menyebutkan sejak kembali dari bangku kuliah dirinya telah aktif berorganisasi. “ Saya bersama kawan-kawan sudah berkecipung pada tahun 2014 sepulang dari kuliah. Kami telah banyak melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti, penataan remaja, pemahaman terhadap kesehatan, wawasan tentang bahaya narkoba, termasuk penyuluhan penyakit menular. Kita juga sudah pernah memberikan pelatihan kepada anak-anak PMR, agar mereka memiliki suatu integritas. Berharap bisa menjadi generasi yang berakhlaq, sehingga mampu membangun daerah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya, “ sebut Dede.

Kegiatan yang paling sering dilakukan menurut Dede, adalah memberi pemahaman terkait budaya hidup sehat, dan pendidikan bagi generasi muda. “ Kegiatan di bidang kesehatan, biasanya setiap memperingati hari kesehatan sedunia selalu kita lakukan. Termasuk kegiatan pendidikan, juga sudah sering kami lakukan, bahkan seni tari, dan seni musik, hingga sampai pada kegiatan keagamaan. Artinya beberapa kegiatan penting selalu kami lakukan. Pengalaman ini, sebenarnya berawal dari kampus, lalu disesuaikan dengan kondisi yang ada di Natuna. Tergantung kebutuhan yang diinginkan, agar generasi muda Natuna memiliki bekal, dalam memperbaiki diri, membekali diri, bahkan membentengi diri. Sehingga mereka mampu menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, “ tutur Dede.

Foto-bersama-usai-menggelar-kegiatan-expo

Dede memastikan, sumber dana yang mereka peroleh untuk mensukseskan sebuah gawai kepemudaan bukan berasal dari bantuan Pemerintah Daerah. “ Selama ini kegiatan yang kita lakukan, dananya berasal dari bantuan berbagai pihak, bukan pemerintah. Kami adakan penggalangan dana, dari rumah-kerumah, ada juga bantuan pengusaha yang aware ke kita. Kami bahkan memperoleh sponsor dari luar daerah, seperti kitabisa.com. Nah, kami mengajak pemuda ayo kita bekarya, ayo kita berkegiatan, lupakan materi, utamakan niat, dan semangat ingin membangun daerah. Insya allah apa yang kita lakukan menjadi ibadah, dipertanggungjawabkan untuk dunia akhirat, “ imbuh Dede.

Berdasarkan pengalaman, Alumnus Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 Jurusan Kesehatan Lingkungan itu, mengatakan para pemimpin di Natuna tidak begitu respon terhadap aktifitas yang dilakukan oleh para pemuda. “ Kami juga sudah beberapa kali membuat kegiatan diluar daerah, seperti di Jakarta. Memang respon lingkungan termasuk pemerintahnya berbeda. Kalau di Natuna, pemudanya tedak begitu antusias dengan kegiatan-kegiatan yang kita lakukan. Artinya, partisifasi dari pemuda itu sendiri masih kurang. Kita tidak tahu kenapa, yang jelas ini menjadi PR kami di Komuna. Kami akan terus coba merangsang mereka agar berpartisifasi, setidaknya mereka mampu berbuat, untuk kemajuan daerahnya sendiri, “ cetus Dede.

Melalui siaran berita koran ini, Wakil Ketua Komuna, bertitip pesan kepada Bupati Kabupaten Natuna, Drs. H. Abdul Hamid Rizal, M.Si, agar merespon positif jalannya kegiatan pemuda. “ Terus terang kami butuh sentuhan pemerintah. Kami perlu penguatan semacam perhatian, rangkulan dari pemimpin daerah. Kami membutuhkan nasehat, dan arahan, karena semua yang sudah kami lakukan untuk pemuda, orientasinya bukan pada materi. Tetapi kami, ingin kehadiran Pak Bupati, mengapa demikian?. Karena apabila setiap kegiatan, yang kami lakukan, dihadiri oleh Pak Bupati, tentu menjadi kebanggaan bagi kami. Dari awal kepemimpinan, memang beliau tidak pernah menghadiri kegiatan yang kami lakukan, “ beber Dede.

Dede-Muhammad-Ramli-AMKL-Wakil-Ketua-Komuna-Kabupaten-Natuna-Provinsi-Kepri-dan-istri-tercinta

Sebelum mengakhiri, Dede, dengan tegas menyampaikan kepada Bupati Kabupaten Natuna agar memberikan sedikit ruang untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Sebagaimana ungkapan Sang Proklamator, maka perlu tindakan pemerintah sebagai seorang ibu, menyiapkan dari sekarang generasi penerus mereka. Agar mampu menerbangkan garuda, menuju cakrawala. Terlahir generasi muda sebagai garuda gagah, bukan garuda yang terserang penyakit paru-paru. Tersebab kebahagiaan dan kasih sayang, adalah naluri dasar setiap insan. “ Kepada Pak Bupati, tentunya kami membutuhkan ruang komunikasi yang baik. Peran kami sebagai pemuda, dan Pak Hamid Rizal sebagai Bupati Natuna. Karena kualitas suatu daerah, bisa dilihat dari kualitas pemudanya. Kalau memang ingin meningkatkan kualitas suatu daerah, maka jangan pernah melupakan para pemuda. Pemuda adalah orang yang akan memegang tongkat estafet berikutnya, “ tutup Dede. (Amran).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *