NATUNA (KP),- Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal didampingi Kadis Perizinan, Kadis Perikanan, Kepala Bappeda, Dinas Pariwisata dan Kepala Bagian Kerjasama Setda Kabupaten Natuna menggelar Video Conference bersama Plt. Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, bertempat di Gedung Daerah, Jalan Batu Sisir Bukit Arai Ranai, Senin 07 September 2020 pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Hamid Rizal menerangkan profil daerah, yang mana Natuna berada di kawasan strategis yang dikelilingi 9 negara tetangga, yaitu Cina, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapore, Brunai Darussalam dan Filipina.
Adapun potensi Sumberdaya Alam (SDA) yang dimiliki Natuna, papar Hamid Rizal antara lain kandungan cadangan 11 miliyar barel minyak bumi dan 222 Triliyun kaki kubik cadangan kandungan gas alam.
Lanjut Hamis Rizal menjelaskan secara geografis, Natuna berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang cukup padat dilintasi armada perdagangan antar negara, yang memberikan sumbangsih pendapatan negara pada sektor perdagangan sebesar sekitar US$ 5 triliun per tahun. Kemudian potensi perikanan, Natuna memiliki luas perairan 99,25%, dimana dengan luas wilayah perairan tersebut, Natuna tercatat mampu memenuhi 10% dari kebutuhan perikanan global.
Berdasarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 50/Kepmen-KP/2017 tentang Estimasi Potensi Jumlah Tangkapan yang diperbolehkan dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WWP-RI, Natuna termasuk dalam WWP-RI 711 dengan potensi lestari lebih kurang 767.126 ton/tahun, meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Natuna Utara.
Selain itu tambah Hamid Rizal, berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat, Natuna juga telah memiliki beberapa lokasi kawasan strategis, diantaranya kawasan strategis Ranai-Tanjung (kawasan perdagangan, jasa dan kawasan pariwisata), kawasan strategis Selat Lampa-Teluk Depeh (kawasan minapolitan dan kawasan pariwisata), kawasan Batubi (kawasan agropolitan dan kawasan peternakan), kawasan Kelarik (kawasan agropolitan) serta kawasan strategis Teluk Buton (kawasan industri).
Sedangkan pada sektor Pariwisata, Natuna juga telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Geopark Nasional, Kawasan Wisata /MEA (Marine Ecotourism Archeology), Marine yang meliputi Water Sport, Snorkeling, Diving, Wreck Diving, Windsurfing, Layang-Layang dan Resort. Selain itu juga terdapat Ecotourism (wisata alam, mendaki gunung, berkemah, hutan wisata) dan Archeology (wreck diving, geo tourism dan historical tourism).
Oleh karena itu, untuk menarik minat para investor, Hamid Rizal berjanji akan memberikan kemudahan-kemudahan, diantaranya terkait izin usaha dan memberi keringanan pajak daerah 2 tahun pertama.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox mengucapkan terima kasih kepada Bupati Natuna atas penjelasannya yang sangat mendetil terkait kondisi Natuna terkini.
Informasi yang telah dipaparkan, selanjutnya akan disampaikan kepada konsorsium pengusaha yang ada di Australia, mengingat berdasarkan pemaparan diatas, terdapat peluang investasi pengembangan sektor perikanan. Untuk langkah lebih lanjut, allaster juga berencana membawa anggota konsorsium pengusaha perikanan Australia melakukan kunjungan kerja untuk melihat secara langsung potensi yang dimiliki Natuna. (KP/Rid).
Kontributor : Humas Natuna