Masa Pandemi, Rodhial: Sudahlah Pendapatan Kecil Bayar Pajak Retribusi Pula

Terbit: oleh -48 Dilihat
Rodhial Huda, Wakil Bupati Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri

NATUNA – Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Bina Sopaniar, SE mengatakan terdapat lima produk unggulan pada sektor UMKM di Natuna.

Adapun dari lima produk unggulan tersebut Kerupuk Atom, Ikan Salai, Kernas, Pedek, dan Tikar Pandan.

“Kelima ini merupakan Produk Unggulan Daerah (PUD) Natuna yang telah di SK-kan pada tahun 2016 lalu,” sebutnya Bina di ruang dinasnya, Rabu 21 Juli 2021.

Katanya, untuk meningkatkan daya jual dari lima produk unggulan itu telah dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah daerah melalui Disperindagseperti memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku UMKM.

“Pelatihan-pelatihan ini bertujuan agar pelaku UMKM memiliki daya saing yang lebih kuat dengan memperhatikan kemasan, logo, komposisi, mutu serta kehalalannya. Namun di masa pademi Covid 19 ini, kita tidak bisa mengadakannya karena keterbatasan anggaran,” imbuhnya.

Menurut Bina, ada beberapa kendala yang sering dihadapi terutama dalam pemasaran karena ketersediaan produk yang masih belum memadai serta mahalnya ongkos pengiriman keluar daerah.

“Terkadang ada orang luar baik itu dalam maupun luar negeri, ketika ingin order dalam jumlah produksi banyak itu kita tidak mampu karena kurangnya ketersediaan bahan baku, selama ini pelaku UMKM memasarkan keluar daerah itu degan cara menitipkan kepada keluarga yang akan berangkat, kalau pakai online kita berat di ongkir,” tutupnya.

Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda poto bersama salah satu wartawan koranperbatasan.com usai memberi keterangan pers terkait nasib pelaku UMKM pada masa pandemi dikediamannya.

Sementera itu, Wakil Bupati Kabupaten Natuna, Rodhial Huda membenarkan kondisi ekonomi masyarakat saat ini terbilang sulit. Namun demikian pihaknya akan terus berusaha mencari formula yang tepat dalam peningkatan ekonomi tersebut.

Menurut Rodhial, sulitnya peningkatan ekonomi saat ini dikarenakan masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

“Jangankan saat ini, pada kondisi normal saja tidak jelas formula untuk meningkatkan ekonomi, tetapi pemerintah pasti akan tetap berusaha, kita akan lihat formulasi pajak-pajak UKM, misalnya retribusi UKM yang selama ini ditarik BP2RD berapa-berapa,” ujar Rodhial dikediamannya belum lama ini.

Kata Rodhial, pada masa-masa pandemi pemerintah berkeinginan agar pajak retribusi UKM tidak lagi ditarik.

“Kita berpikir itu jangan ditarik lagi, sudahlah pendapatan kecil, bayar pajak retribusi pula, sekarang provinsi menghapus denda pajak kendaraan, ini juga salah satu formula untuk masyarakat,” sebutnya.

Rodhial memastikan pemerintah akan tetap mendorong kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Natuna, salah satunya menyiapkan seperti apa formula pengelolaan dan pemasaran hasil produksi UMKM.

“Kita mendorong UMKM ini, jika memang bisa dikirim kita kirim, karena kebutuhan makan orang sebenarnya tidak berkurang, kalau produksi UMKM berhubungan dengan makanan Insya Allah berjalan, kaitannya dengan jam malam bisa disiasati take away, beli bawa pulang sebab di Batam dan Tanjungpinang warung-warung tetap buka, tetapi orang beli tidak berkerumun, mereka beli bawa pulang,” terangnya.

Terkait pemasaran, Rodhial menghimbau untuk bergerak seirama bersama-sama mencari peluang-peluang pasar, seperti hasil produksi ikan salai, pedo, calok dan madu.

“Cuma gini, ada sedikit masaalah dan ini tentunya harus kita bicarakan dengan maskapai penerbangan, saya beberapa hari ini ada orang bilang mau bawa pulang madu, dan pedok tidak bisa karena di bandara tidak diperbolehkan, sementara pedok, calok, dan madu itu adalah UMKM kita,” pungkasnya.

Sebagai Wakil Bupati Natuna, Rodhial rencananya akan membicarakan hal tersebut bersama pihak maskapai agar hasil produksi UMKM jenis ikan salai, pedok dan calok serta madu bisa diizinkan keluar menggunakan transportasi udara.

“Jadi kami akan segera juga ke maskapai menanyakan aturannya seperti apa, mengapa tidak boleh apakah karena cara membungkusnya, kalau memang karena packingnya, kita akan minta maskapai tolong beri tahu kami, untuk disampaikan kepada masyarakat,” tuturnya.

Rodhial berharap hasil produksi UMKM tersebut diperbolehkan untuk dibawa keluar daerah menggunakan pesawat (burung besi-red) oleh pihak maskapai.

“Jangan sampai orang datang ke Natuna ketika mereka sudah beli oleh-oleh jenis ini sampai di bandara tidak bisa bawa pulang, sehingga membuat orang berpikir, malas lah beli oleh-oleh dari Natuna, karena tidak bisa bawa pulang,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri, Rodhial menjelaskan salah satu formula yang harus diciptakan untuk dapat menghidupkan UMKM di masa pandemi adalah meningkatkan ekonomi kreatif.

“Ekonomi kreatif ini untuk anak-anak muda bagaimana menggunakan start-up, aplikasi-aplikasi berdagang, kita coba buat-buat supaya ada sentra-sentra bisnis milenial, hanya dengan aplikasi hp orang bisa berjual beli,” tutupnya. (KP).


Laporan : Johan


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *