Natuna, (KP), – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) jatuh pada tanggal 2 Mei setiap tahun. Peringatan Hardiknas berkaitan dengan hari lahir Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah seorang tokoh pelopor pendidikan Indonesia dan pendiri Lembaga Pendidikan Taman Siswa. Pada zaman kolonial, tidak semua anak bangsa dapat mengenyam bangku pendidikan, yang boleh bersekolah hanyalah anak dari golongan tertentu.
Tanggal 2 Mei bukanlah hari libur nasional, namun segenap insan pendidikan, khususnya lembaga pendidikan di negeri ini memperingatinya dengan berbagai acara. Acara pokok adalah pelaksanaan upacara bendera di setiap instansi pendidikan di pusatkan di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi sampai tingkat nasional. Biasanya dalam upacara di sertai dengan penyampaian sambutan (tertulis) pejabat terkait.
Sejalan dengan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalui sambutan resminya, di sampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, Wan Siswandi, S.Sos, M.Si, pada upacara memeperingati Hardinas tahun 2018, di halaman depan Kantor Bupati Kabupaten Natuna, Jalan Batu Sisir Bukit Arai, Ranai, Rabu (2/5) pagi mengatakan Indonesia merupakan sebuah bangsa adikuasa di bidang kebudayaan, karena memiliki kekayaan budaya tersebar di seluruh wilayah, sebagaimana dinyatakan oleh salah satu Asisten Direktur Jendral Unesco, Fransesco Bandarin.
Lanjut Wan Siswandi, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2017, tentang memajukan kebudayaan, menerangkan untuk mewujudkan hal di atas perlu di ambil langkah strategis bagi menggali, melestarikan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkeperibadian dalam kebudayaan.
Pembangunan bidang pendidikan, kata Wan Siswandi, memiliki tantangan tersendiri dalam mewujudkan pemerataannya, untuk itu, pemerintah telah menitik beratkan prioritas pembenahan infrastruktur pendidikan terutama yang berada di wilayah terdepan, terluar, tertinggal (3T). Sehingga kedepan masyarakat Indonesia dapat dengan bangga menunjukkan tapal batas negara, bukan hanya berbentuk patok beton besi, melainkan bangunan, dan fasilitas yang indah memadai.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (Mendikbud) kata Wan Siswandi, juga menerangkan bahwa di samping pembenahan fasilitas pendukung peningkatan mutu pendidikan, secara simultan pemerintah juga melakukan penguatan suberdaya manusia sebagai penggerak pembangunan di masa hadapan. Menurutnya, penguatan SDM memiliki tantangan internal yang harus di sikapi secara bijak. Menyikapi hal tersebut, keterlibatan satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) harus terus di bangun untuk memperkuat karakter dan mental generasi muda.
Pada kesempatan itu, Wan Siswandi menyerahkan piala lomba Pawai Tingkat Taman Kanak-Kanak sempena peringatah Hardiknas, dan penyerahan Penghargaan Adiwiyata bagi komunitas sekolah yang aktif dalam manajemen, perencanaan dan evaluasi bagi mendukung tercapainya standar kompetensi dasar dan Standar Kompetensi Lulus Pendidikan Dasar dan Menengah.
Wan Siswandi juga meresmikan Pencanangan Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia, dengan di tandai pelepasan balon udara. Upacara tersebut di hadiri oleh perwakilan siswa-siswi mulai dari Sekolah Dasar, SLTP, dan SLTA sederajat, Anggota PGRI dan Aparatur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna. (***).
Narasi : Koran Perbatasan
Poto : Humas Pemkab Natuna