TANJUNGPINANG (KP),- Wali Kota Tanjungpinang, H Syahrul, Launching ATM Beras. Launching tersebut bekerjasama dengan Baznas Kota Tanjungpinang dan Dewan Kemakmuran Masjid Al Uswah.
ATM Beras perdana di Kota Tanjungpinang dan Kepri ini, secara resmi bisa digunakan oleh warga terhitung sejak Jum’at 24 Januari 2020. Kepada awak media, H Syahrul mengatakan, ATM Beras ini berasal dari dana zakat ASN Pemko Tanjungpinang yang telah dipotong gajinya dari zakat profesi sehingga terkumpul pada tahun 2019 sebanyak Rp1,2 milyar.
“Hari ini launching pertama. Karena kita sudah melaksanakan pemungutan zakat, semua ASN kota sudah dipotong gaji. Sehingga 2019, sudah terkumpul dana 1,2 milyar. Mudah-mudahan 2020 meningkat, ini kita gesa, karena ini sudah terikat dengan Perwako dan Perda,” terang Syahrul.
Kata H Syahrul, sebelumnya zakat profesi di Pemko masih belum berhasil karena bersifat himbauan. Kini Perda dan Perwako telah dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan zakat di Kota Tanjungpinang. Apa lagi saat ini Raskin telah ditiadakan.
“Kalau dulu himbauan-himbauan, nampaknya belum berhasil. Mudah mudahan dengan mengeluarkan Perwako dan Perda ini benar-benar dapat membantu masyarakat miskin. Ini perlu terus digalakkan, karena Raskin sudah tak berjalan, sudah tak ada. Jadi kerjasama ini sangat bagus sekali. Supaya masyarakat yang kurang mampu dapat merasakan hasil dari pengumpulan zakat profesi ini,” jelasnya.
Peluncuran perdana ini, nantinya direncanakan akan diikuti juga disetiap kecamatan secara bertahap dan rencananya tempat kedua akan diluncurkan pada tanggal 2 Februari di Al Azhar. “Ini kan perdana. Mungkin nanti akan diikuti, Insya Allahtanggal 2 Februari di Al Azhar Tanjungpinang Barat, minimal nanti disetiap kecamatan ada,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Kota Tanjungpinang, Muqtafin Trenggono, mengatakan ATM Beras ini sebagai alat sinergi antara donatur dan penerima zakat. Mesin ATM dengan kapasitas 240 kg ini akan disetting dengan pengambilan seminggu sekali tergantung pengaturan.
“ATM ini selain beras juga ada tempat memasukkan uang. Para donatur tidak harus membawa beras, bisa juga berupa uang. Nanti ada tempatnya dan bisa dimasukkan ke mesin itu. Dari uang yang ada itu nanti akan dibelanjakan beras dan dimasukkan kembali ke mesin ATM,” terangnya.
Muqtafin akui ada yang mengatakan program ini diskriminatif. Namun secara tegas dirinya membantah akan hal itu. “Sebagaimana tadi disampaikan oleh Pak Wali Kota Insya Allah ini akan menjadi pengganti Raskin, Insya Allah ini lebih massif. Walaupun ada yang mengatakan apa nggak diskriminatif,” cetusnya.
Sebetulnya, lanjut Muqtafin, ini sumbernya jelas dari zakat. “Memang ini dikhususkan untuk orang Muslim. Saya yakin untuk yang non Muslim mereka juga punya komitmen antar mereka. Jadi ini bukan program diskriminatif, tapi program sesuai dengan lingkungannya,” tegasnya. (KP).
Laporan : Effendi Abidin