KANDANGAN (KP),- Bambu, tanaman beruas multiguna dan memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat menjadi salah satu potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) andalan KPH Hulu Sungai. Tercatat, lebih dari 3000 hektare tanaman bambu berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Belum lagi luasan yang ada di Tapin dan Hulu Sungai Tengah.
Meski tidak memerlukan budidaya dan pemeliharaan khusus, penebangan terus menerus tanpa seleksi dan penanaman kembali akan mempercepat proses pengurangan luasan tanaman bambu. Diperparah dengan semakin sulitnya menemukan bambu jenis tertentu. Seperti Batung, karena eksploitasi tanpa budidaya.
Tidak ingin kehilangan salah satu jenis potensi andalan itu, KPH Hulu Sungai pada tahun ini mengembangkan penanaman bambu batung seluas 20 hektare dan terbagi menjadi 2 lokasi. Yaitu 10 hektare di Desa Lumpangi Kecamatan Loksado dan 10 hektare di Desa Batu Bini Kecamatan Padang Batung.
Selasa (3/3) lalu, Kepala KPH Hulu Sungai, Rudiono Herlambang dan jajaran mengecek langsung calon lokasi penanaman bambu batung di Lumpangi. Rombongan harus berjalan kaki di jalan semen yang penuh lumut dan licin.
Kurang lebih 500 meter perjalanan menanjak bukit, rombongan tiba di lokasi. Tampak hamparan hijau padi gogo yang sudah mulai meninggi. “Disini titik awal penanaman bambu. Seluas kurang lebih 4,5 hektare ladang anggota di sini akan ditanami bambu,” ucap Risna, penyuluh kehutanan menjelaskan.
Rudiono merasa puas. Lokasi yang pas untuk bambu. Dia memandang sekeliling sambil mempertanyakan kepastian kesediaan anggota untuk menanam. “Anggota kelompok setuju ditanam di sini? Bagaimana dengan padinya?,” tanya Rudiono.
Haji Haris, penyuluh kehutanan senior yang turut melakukan pengecekan langsung memastikan kesediaan anggota. “Mereka berharap bibit datang secepatnya agar bisa segera ditanam. Mumpung masih mudah membuat lubang di antara padi,” lanjutnya.
Sayangnya, hari sudah beranjak sore ketika selesai pengambilan titik koordinat di sini. Rudiono memutuskan untuk melanjutkan pengecekan di lain hari. “Nanti kita lanjut pengecekan lokasi yang di seberang sungai. Menunggu pemilik lahan ada di tempat. Kan kita harus pakai rakit untuk menyeberang,” ujar Rudiono sambil mengajak personelnya kembali ke kantor. (KP).
Pewarta : Adam Subayu