TANJUNGPINANG (KP),- Vaksinasi dosis pertama untuk ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Kota Tanjungpinang telah berlangsung sejak tanggal 14 hingga 17 Februari 2021.
Pelaksanaannya selain dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang, juga dilaksanakan di setiap fasilitas kesehatan yang sudah ditentukan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang.
Direktur BLUD RSUD Kota Tanjungpinang dr. Yunisaf MARS, mengatakan ada tujuh fasilitas kesehatan yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan vaksinasi petugas kesehatan, salah satunya di RSUD.
Hingga Rabu 17 Februari 2021, Yunisaf menyebutkan sekitar 520 tenaga kesehatan telah menjalani vaksinasi di RSUD Kota Tanjungpinang. Terdiri dari 387 tenaga kesehatan RSUD dan 132 tenaga kesehatan di luar lingkungan RSUD.
“Kami, tidak hanya menerima tenaga kesehatan di RSUD Tanjungpinang saja, tetapi juga dari luar lingkungan rumah sakit,” katanya, Kamis 18 Februari 2021.
Menurut Yunisaf, dengan pemberian vaksinasi tersebut tenaga kesehatan semakin yakin dalam melayani masyarakat. Karena vaksin ini tujuannya untuk pembentukan antibodi dalam tubuh yang akan berperan efektif dalam pencegahan penyakit tertentu, guna melindungi diri terhadap resiko fatalitas maupun penularan penyakit.
“Jadi, tidak saja memberikan perlindungan bagi orang yang divaksin, tetapi juga bagi lingkungannya, terutama karena ini membantu mengurangi penyebaran penyakit,” pungkasnya.
Kendati demikian, meskipun sudah di vaksin tenaga kesehatan harus tetap melaksanakan protokol kesehatan,” tambah dia.
Ia juga meminta tenaga kesehatan tidak menganggap sepele dengan penyebaran Covid-19 ini. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ada orang yang sudah mendapatkan vaksin masih mungkin terpapar virus corona.
Kepada masyarakat, Yunisaf menghimbau agar jangan takut untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Dalam memberikan pelayanan, semua fasilitas kesehatan tetap mengedepankan protokol kesehatan, baik itu tenaga kesehatannya maupun pengunjung yang datang.
“Protokol kesehatan terus kita lakukan. Contohnya, selama pandemi ini, bagi pasien yang di rawat inap di RSUD hanya boleh di jaga oleh satu orang keluarga. Tidak boleh ramai-ramai,” tutupnya. (KP/Ependi).