MIDAI (KP),- Koordinator Unit Balai Pertanian Penyuluhan Terpadu Kecamatan Midai, Erwin berharap sektor pertanian di Kecamatan Midai bisa berkembang sesuai dengan program pemerintah pusat dan amanat undang undang, yakni meningkatnya perekonomian rakyat tepat sasaran.
Sebagai perpanjangan tangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, Erwin menyebutkan mengembangkan sector pertanian memang sudah menjadi tugas dan tanggungjawabnya. “Kalau di lihat dari potensi sumber daya alam bidang ini sangat kompleks sekali. Cuma banyak juga kendala teknis dilapangan. Mungkin keterbatasan kita di bidang tenaga penyuluh dan teknis. Seperti tenaga teknis peternakan dan kesehatan hewan,” katanya kepada koranperbatasan.com, Selasa 23 Juni 2020.
Dari pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pusat kata Erwin sudah banyak memberikan bantuan untuk pengembangan sector pertanian. “Dari zaman orde baru sampai sekarang ini program berjalan terus. Banyak sekali yang dipasilitasi oleh pemerintah baik dari dana pusat, provinsi maupun daerah. Bantuan-bantuan sudah kita kucurkan untuk masyarakat. Sekarang kita tinggal menertibkan kinerja-kinerja kelompok tani,” ujarnya.
Terlepas dari itu, lanjut Erwin pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat. “Alhamdulillah kelompok tani memang sudah ada dari dulunya, yang jelas di Kecamatan Midai ini tahun 2008 telah dikuncurkan dana bantuan modal pinjaman usaha untuk para petani. Bantuan tersebut disalurkan melalui kelompok-kelompok tani dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani),” jelasnya.
Erwin menyebutkan, kehadiran dirinya sebagai koordinator masih terbilang baru. Karena itu, dirinya belum dapat berbuat banyak selain melanjutkan program yang sudah ada sebelumnya. ”Saya kebetulan baru ditunjuk dua tahun sebagai koordinator. Saya melanjutkan program yang sudah ada yakni, menertibkan administrasinya. Untuk kelompok tani yang ada di Kecamatan Midai memang tidak terlalu produktif. Tapi saya sudah berusaha memperbaikinya. Perlahan memacu, memotivasi membangkitkan semangat para petani. Sehingga sudah ada sedikit-sedikit peningkatan. Contoh di kelurahan sudah terbentuk kelompok-kelompok tani baru,” sebutnya.
Kata Erwin, sejauh ini pihaknya sudah mengantongi beberapa nama-nama kelompok tani baru, seperti Kelompok Tani Teratai, Maju Bersama dan masih banyak lagi. “Tinggal tergantung dari masyarakatnya dan saya belum merekomendasikan. Jadi kelompok tani yang baru itu, dibentuk periode akhir tahun bulan November hingga saat ini,” tuturnya.
Lebih jauh disampaikan Erwin, sistem kerjanya sesuai dengan petunjuk dan teknik dari pemerintah. “Jadi kelompok tani itu, terdiri dari beberapa anggota yang persyaratannya minimal 25 orang. Satu desa satu kelurahan minimal lima kelompok harus terbentuk. Kelompok tani yang ada sekarang ini mereka masih menanam holtikultura tanaman sayuran seperti bayam, kol, tomat, sawi, kacang-kacangan, dan masih banyak lagi. Cuma itu, belum terkoordinir dalam bentuk kelompok, masih dalam bentuk pribadi masyarakat,” pungkasnya.
Menurut Erwin, hasil pertanian masyarakat tersebut kebanyakan dijual ke pasar local. “Jualnya ke pengusaha pasar lokal. Cuma nanti kalau dapat kita akan membentuk koperasi sendiri. Jadi ada banyak kendala, pertama kita harus normalitaskan kembali mensosialisasikan mengajak agar mereka berkelompok dan mengerti tentang berorganisasi. Sedangkan teknisnya kita masih terbatas tenaga sumber daya masyarakat,” tutupnya. (KP).
Laporan : Hamzah / Boy Iqbal