Jembatan Penghubung Hancur, Kades : Kalau Tidak Direhab Tahun Ini Dirobohkan Saja Semua

Terbit: oleh -52 Dilihat
Kondisi jembatan penghubung antara Setungku dan Tanjung Sebauk.

NATUNA – Jembatan penghubung antara Setungku dan Tanjung Sebauk sudah lama menjadi buah bibir masyarakat. Sebab akses utama ke pusat pemerintah Desa Sedanau Timur ini, alami kerusakan yang amat parah.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Sedanau Timur, Tarmizi Ahmad kepada koranperbatasan.com, Sabtu 13 Agusus 2022.

Kata Tarmizi, jembatan penghubung yang dilawati anak-anak ke sekolah maupun masyarakat untuk beraktivitas, berobat, melayat dan sebagainya, kembali roboh pada Jum’at 12 Agustus 2022.

“Kemarin ada 5 titik kembali roboh, setiap titik panjangnya 4 sampai 5 meter,” ungkapnya.

Menurut Tarmizi, kondisi jembatan berbahan dasar kayu sepanjang 800 meter, saat ini hampir 700 meter sudah lapuk. Maka tak heran jika terus-terusan roboh dengan sendirinya. Bahkan sudah sangat sering pengguna jembatan terjatuh ke lumpur, karena walaupun sudah belasan tahun dalam keadaan patah dan ambruk, masyarakat tetap menggunakan jembatan itu.

“Ini sudah berulang-ulang kali pak. Kayu roboh itu juga yang digunakan untuk perbaiki, dengan mengurangi lebar jembatan dari 3 meter menjadi 1,5 meter. Tidak tahan lama, 3 sampai 4 hari roboh lagi,” terangnya.

Tampak warga sedang memperbaiki jembatan penghubung antara Setungku dan Tanjung Sebauk menggunakan peralatan dan bahan seadanya.

Tarmizi mengaku, menjawab keluh kesah dari masyarakat untuk mendapatkan fasilitas jembatan penghubung yang layak digunakan. Pemerintah Desa Sedanau Timur sudah berupaya berulang kali memprioritaskan pembangunan jembatan itu melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Bunguran Batubi.

“Sudah sering kita sampaikan kepada pemerintah kabupaten, tolonglah diperhatikan. Soalnya setiap tahun kita musrenbangcam, kami prioritaskan yang itu terus, tapi tidak terlaksana,” bebernya.

Terkait persoalan keinginan masyarakat yang belum terpenuhi itu, Tarmizi berencana mendatangi dinas terkait untuk mendapatkan solusi.

“Katanya dulu, tahun ini ada anggaran Rp 300 lebih juta tapi belum muncul, tahun sudah mahu habis. Ntah betul ada atau tidak dananya, kita tidak tahu. Itu di PU pak, APBD Natuna. Tahun 2021 lalu masuk juga angkanya, tapi tidak muncul juga. Rencana senin Insya Allah saya akan menemui Kadis PU, setidaknya direhab pakai kayu sebagai solusi. Kalau untuk dibeton tak mungkin angka sebanyak itu,” cetusnya.

Tarmizi berharap kepedulian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna agar membangun atau memperbaiki jembatan penghubung yang juga melintasi sungai selebar 30 meter itu, supaya layak digunakan.

“Ada perhatian dari Pemda Natuna setiap tahun, walaupun bertahap sedikit-sedikit ada perhatian itu maksud kita. Kalau tidak direhab tahun ini pak, tidak bisa digunakan. Mungkin dirobohkan saja semua, biarlah masyarakat turun ke lumpur, dari pada nanti terjadi hal yang tidak baik,” pungkasnya. (KP).


Laporan : Johan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *