Kepsek Harap Pemda “Tak Tutup Mata” Siswanya Lolos 15 Besar Dari 7.700 Peserta Myres

Terbit: oleh -28 Dilihat
Hazarudin dan Ostivia Widianti saat mempersentasikan proposal penelitian masuk dalam 50 besar menuju 15 besar secara virtual di Majelis Guru MAN 1 Natuna.

NATUNA – Hazarudin dan Ostivia Widianti, telah mengharumkan nama baik Sekolah Masdrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Natuna dalam ajang kegiatan perlombaan kompetisi Madrasah Young Researchers Supercamp (Myres) Tahap I Tingkat Nasional tahun 2021.

Atas keberhasilannya masuk 15 besar dari 7.700 jumlah peserta, Hazarudin dan Ostivia Widianti siswa MAN 1 ini tentunya juga telah membuat harum nama Kabupaten Natuna di mata nasional.

Myres merupakan sebuah lomba karya tulis ilmiah berbasis riset yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia, untuk siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Dalam hal ini Hazarudin, mengaku senang dimana karya tulisnya berbasis riset bidang ilmu keagamaan Islam dengan judul penelitian “Tradisi Muhibah Kecamatan Pulau Tiga Natuna (Studi Living Hadits),” masuk dalam 15 besar diajang kompetisi tersebut.

Menurutnya, pada hari keempat malam kelima bulan suci ramadhan, tradisi muhibah di Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, terdapat berbagai rangkaian kegiatan dilakukan oleh masyarakat umat Islam.

“Mulai dari buka puasa bersama, shalat maghrib, isya dan tarawih berjama’ah,” katanya menjawab koranperbatasan.com di ruang Kepala Sekolah MAN 1 Natuna, Jum’at 03 September 2021.

Hazarudin menceritakan dalam karya tulisnya itu, terdapat sambutan dari Kementerian Agama, Camat Pulau Tiga, Pulau Tiga Barat, kepala desa setempat, dan perwakilan setiap kepala rombongan dari kafilah masjid atau surau.

Setelah itu, dilanjutkan dengan tadarus bersama, dimana terdapat qori yang membaca Al-qur’an dan yang lainnya diketahui menyimak hukum tajwid dalam bacaan tersebut.

“Hingga sampailah kegiatan penghujung yakni sahur bersama, dan setiap kafilah bersiap-siap pulang ketempatnya masing-masing  menggunakan transfotasi lokal berupa pompong,” jelasnya.

Dengan keilmuan tradisi muhibah yang diketahuinya itu, Hazarudin merasa siap dan optimis untuk dapat menyelesaikan tahapan selanjutnya yaitu, melakukan penelitian selama dua bulan.

“Besok, kami akan mengikuti zoom meeting persiapan penelitian,” ujarnya.

Melalui koranperbatasan.com Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan dari orang tua, guru-guru madrasah dan pembimbing, serta teman-teman sesama siswa MAN 1 Natuna.

Sementera Ostivia Widianti, rekan satu tim dalam kompetisi Myres, juga merasa senang dan sempat tidak menyangka bisa masuk 15 besar. Ia mengucapkan terima kasih kepada orang tua, pembimbing, pihak madrasah, dan panitia karena telah membimbing, mendukung serta mendoakan. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenag, yang terus memberikan suport.

“Pas dikabari masuk 15 besar kaget, dan bahagia. Insya Allah optimis menjalani tahap selanjutnya,” katanya tersenyum.

Poto bersama, Kepala MAN 1 Natuna, Hj. Fatimah, S.Pd., MM, Pembimbing, Auladun Abror, S.Ag, Siswa MAN 1 Natuna, Hazarudin dan Ostivia Widianti, Jum’at 03 September 2021.

Auladun Abror, S.Ag selaku pembimbing ketika diminta tanggapan menyebutkan secara keilmuan tradisi muhibah, Hazarudin dan Ostivia Widianti sangat mempuni. Hal itu dikarenakan, mereka berasal dari daerah kecamatan tersebut.

“Kebetulan saya secara keilmuan di bidang hadits, jadi timbullah ide bagaimana kami antara pembimbing dan yang dibimbing berkolaborasi dalam menggabungkan dua keilmuan ini,” sebutnya.

Ia menjelaskan, dari keilmuan tradisi muhibah yang diketahui Hazarudin dan Ostivia Widianti dikonversikan kedalam ilmu hadits. Inti dari penelitian yang akan dilakukan selama dua bulan kedepan katanya, menggabungkan tradisi muhibah tersebut dalam studi living hadits.

“Tantangan bagi mereka, harus bisa mempersentasikan sebuah penelitian, pastinya menggunakan bahasa Idonesia yang baik dan benar. Kemudian, bahasa ilmiah juga harus mereka kuasai,” cetusnya.

Dari prestasi tersebut, Ia merasa bangga atas perjuangan yang dilakukan oleh Hazarudin dan Ostivia Widianti. Dimana pada awalnya, dari total keseluruhan 7.700 peserta yang dinyatakan lolos sebanyak 300. Kemudian dari 300, dinyatakan lolos lagi hanya sebanyak 50.

“Dari 50 peserta ini, mereka termasuk lolos 15 besar dan lanjut ketahap berikutnya, artinya 15 peserta lagi,” tuturnya.

Selaku pembimbing Ia berharap kepada Hazarudin dan Ostivia Widianti tetap semangat dan serius melakukan penelitian, serta bersyukur karena telah mencicipi bagaimana menjadi seorang peneliti. Jangan berharap terlalu banyak kepada pembimbing, dalam artian harus lebih mandiri dan aktif lagi agar dapat ilmunya.

“Bisa dimanfaatkan untuk kehidupan dalam bermasyarakat dan seandainya nanti melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi baik itu S1, S2, S3, seperti inilah prosesnya,” ungkap Auladun Abror.

Secara umum kepada siswa-siswi MAN 1 Natuna diharapakan tetap bersemangat untuk bisa berkompetisi dan dapat menunjukkan bahwa meskipun berada di daerah terpencil serta terdepan bisa namun tetap bisa “bersaing” dengan rekan-rekan yang berada di kota.

“Di kota sinyal internet jauh lebih kencang, buku-buku disana juga mudah di akses atau didapatkan. Tetapi Insya Allah akan dibuktikan, siswa-siswi disini juga bisa bersaing,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah (Kepsek) MAN 1 Natuna, Hj. Fatimah, S.Pd., MM merasa bangga atas prestasi-prestasi yang dicapai oleh siswa dan siswi, terutama akhir-akhir ini ada beberapa even juara tingkat nasional bisa diraih. Termasuk Myres masuk 15 besar tingkat nasional.

Hj. Fatimah menjelaskan, MAN 1 Natuna sudah ditetapkan sebagai salah satu madrasah riset dari 50 madrasah yang telah mendapatkan SK secara nasional. Oleh karena itu, mewakili majelis guru tetap memberikan suport kepada para siswa-siswi. Kompitisi tingkat nasional merupakan suatu event bergengsi yang sangat dikejar oleh madrasah-madrasah.

“Oleh karena itu, sebagai salah satu bentuk suport dari pihak madrasah kepada siswa yang berprestasi baik itu tingkat kabupaten, provinsi dan nasional, akan diberikan beasiswa. Ini juga untuk memotivasi bagi rekan-rekannya yang belum berhasil meraih prestasi,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan suport dan penghargaan yang diberikan tentunya akan dapat menggenjot semangat siswa dalam mengikuti event demi event. Apapun bidangnya, tetap punya semangat mengikutinya sesuai dengan bakat dan minat.

“Tidak hanya di bidang penelitian, bidang teknologi siswa MAN 1 Natuna juga sudah berkali-kali mendapatkan prestasi dalam meraih juara di tingkat nasional. “Sekarang sedang berusaha juga dalam olimpiade Kompetisi Sains Madrasah (KSM), yang sudah sampai ke tingkat provinsi. Semoga saja nanti yang 6 orang siswa ini, bisa berhasil sampai ke nasional,” imbuhnya.

Diakui Hj. Fatimah, Hazarudin dan Ostivia Widianti termasuk siswa yang aktif, dimana keingintahuan tentang sesuatu sangat tinggi. Oleh karena itu, Ia berharap tetap bersemangat, dan tidak begitu mudah merasa puas, terutama seperti yang dikatakan oleh pembimbing.

“Bisa mandiri dan terus aktif, harus lebih bagus lagi dari segi bahasa dan tata bahasa. Dengan pertasi yang diperoleh, bisa membangkitkan semangat rekan-rekan mereka yang lain,” tegasnya.

Ia menguapkan teima kasih atas suport yang selalu diberikan oleh Kemenag baik dari kabupaten maupun provinsi.

“Semoga prestasi-prestasi yang dicapai oleh siswa-siswi MAN 1 Natuna terbaca oleh pemerintah daerah (Pemda tak tutup mata-red), dan kami hanya minta support dari pemerintah daerah atas prestasi-prestasi tersbut, karena itu sangat berharga bagi kami guna menambah semangat para siswa-siswi,” tutupnya. (KP).


Laporan : Johan


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *