“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar” (Ar- Rum: 41). “Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak dari kesalahanmu” (QS. Sy-Syura: 30).
RAGAM peristiwa benar-benar telah terjadi di salah satu kabupaten yang terkenal kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) berupa minyak dan gas bumi. Aneka kejadian ini memberi kesan tersendiri bagi orang-orang yang mengalami, maupun yang mengetahuinya di sepanjang tahun 2021.
Jelang pergantian tahun (2021-2022), hari ini, Jum’at, 31 Desember 2021, ragam peristiwa yang mewarnai daerah perbatasan, maritim kepulauan, terdepan dan tertinggal di sepanjang tahun 2021 tersebut menjadi goresan tinta redaksi koranperbatasan.com.
Catatan pendek setiap pergantian tahun atas berbagai peristiwa yang terjadi memang perlu direnungkan bersama. Sebab Allah SWT tidak menghadirkan musibah jika bukan karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh kita sendiri.
“Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu”, (QS. Sy-Syura: 30).
Musibah yang menimpa bisa datang kapan saja tanpa diundang. Bentuk musibahnya juga beragam, bisa dari kecopetan dompet, sampai musibah bencana alam yang menggemparkan, termasuk hilangnya orang-orang yang kita sayangi.
Tak ada satu orangpun yang mau terkena musibah. Semua orang pasti punya harapan dijauhkan dari yang namanya musibah. Namun kenyataan berkata lain, beragam musibah telahpun terjadi menghiasi Negeri Laut Sakti Rantau Bertuah, Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau namanya.
Harus diakui, dalam hidup ini ada banyak peristiwa tidak bisa kita kendalikan sendiri. Penyakit yang menyerang tubuh, kerugian dalam bisnis, kecelakaan kendaraan atau bahkan bencana alam menerjang, semua itu adalah kuasa Allah. Begitu juga dalam berusaha, seperti apa hasil akhir, semua ada dalam genggaman-Nya.
Namun perlu diketahui, Allah tidak sembarang memberi musibah, kita harus yakin jika musibah itu mampu dilalui, ada jalan keluarnya. Karena Allah tidak akan memberi musibah diluar batas kemampuan. Satu perasaan yang membuka jalan keluarnya adalah ikhlas. Kita harus ikhlas menerima jalan hidup meskipun berada dalam sumber badai.
Berpikir positif saja lah!, meski telah dirundung musibah, selalu ada hikmah yang bisa ditemukan di balik musibah. Mungkin hikmahnya tidak datang dalam wujud yang terlihat, tapi tanpa disadari kita menjadi pribadi kuat dan dewasa, itu juga bagian dari hikmah.
Yakin dan percaya lah! tidak ada hal yang sia-sia belaka, bahkan dalam fase menyedihkan sekalipun. Kepedihan yang kita lalui dengan ikhlas, akan mendatangkan limpahan hikmah dari Allah. Selalu ada hikmah bisa dirasakan oleh pikiran yang jernih dan hati yang ikhlas.
Catatan kalam redaksi koranperbatasan.com sedikitnya ada 5 peristiwa yang menjadi renungan bersama. Lima peristiwa yang disebut musibah ini berhasil mengetuk pintu hati banyak orang dan medadak viral diberbagai sosial media.
Lima musibah ini berhasil mendominasi dari beragam musibah yang telah terjadi di kabupaten terdepan milik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berhadapan langsung dengan sembilan negara-negara Asean (Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Thailand, Filipina, Brunei, dan China).
Batu Geosite Puncak Gunung Ranai Runtuh, Pertanda Alam Bagi Natuna
Runtuhnya bongkahan batu di Gunung Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada Sabtu, 05 Juni 2021 disebut-sebut oleh banyak warga pertanda alam bagi Natuna.
Batu menjulang tinggi seperti menyatu langit di Gunung Ranai, Kabupaten Natuna yang dikenal dengan “batu marwah” itu terjadi tiba-tiba. Warga setempat menyebut peristiwa longsornya batu itu menjadi sebuah pertanda.
“Ini merupakan pertanda alam. Marwah Natuna mulai luntur. Ini akibat kemaksiatan yang terjadi,” ujar Hajidi, panggilan akrab pria yang tinggal di kaki Gunung Ranai.
Peristiwa runtuhnya salah satu batu menjulang langit yang berada disisi barat Kota Ranai berkisar 3,77 kilometer dari kaki gunung tersebut menjadi perhatian banyak orang. Meski tidak ada korban jiwa namun menghebohkan.
Kapal Sumber Cahaya dari Natuna Tenggelam di Kepulauan Seribu
Meski ada banyak musibah terjadi di Natuna, sepanjang tahun 2021 seperti banjir, putiang beliuang, dan rumah tertimpa pohon tumbang. Setelah runtuhnya batu di Gunung Ranai, kandas dan tenggelamnya sebuah kapal kargo dari Natuna, di sekitar perairan Kepulauan Seribu, pada Rabu, 24 November 2021 juga sempat viral.
Musibah kandas dan tenggelamnya kapal bernama KM Sumber Cahaya ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Basarnas Natuna, Mexianus Bekabel.
Mexi mengatakan, KPP Banten menerima info dari Basarnas Command Center mengenai sinyal distress alert di perairan Kepulauan Seribu. Setelah dikonfirmasi sinyal distress tersebut dipancarkan dari Kapal Sumber Cahaya.
Diketahui kapal tersebut milik salah satu pengusaha sukses bidang perikanan di Natuna, bernama Nato.
“Kapal Sumber Cahaya jenis kargo itu berukuran 40 meter dengan person on board (POB) 15 orang ini berlayar dari Natuna menuju Merak dan kandas serta tenggelam akibat kebocoran kapal,” terang Mexi, Kamis, 25 November 2021.
Kejadian ini akibat cuaca ekstrem melanda wilayah Laut Jawa lebih tepatnya di wilayah Kepulauan Seribu pada Selasa 23 November 2021. Selanjutnya Kapal Sumber Cahaya berhasil dievakuasi oleh Kapal NMS Accelerate dan dibawa ke Etrolium Axcesior (tempat pengeboran minyak).
“Selanjutnya Kantor SAR Banten memberangkatkan 1 Unit KN SAR Tetuka untuk melaksanakan evakuasi pada Crew Kapal Sumber Cahaya dengan 15 orang penumpang pada pukul 09.53 Wib,” jelasnya.
KN SAR Tetuka dengan POB 8 orang, 1 Nahkoda, 1 Kasubsie Operasi dan Siaga KPP Banten, 6 ABK, tiba di LKP pada pukul 12.24 Wib dan langsung mengevakuasi crew dari Etrolium Axcesior ke Dermaga Pantai Mutiara Jakarta, tiba pukul 16.39 Wib dalam keadaan selamat.
Kapal Bandar Lestari Angkutan Barang ke Natuna Terbakar di Pelabuhan Sunda Kelapa
Tiga hari setelah musibah tenggelamnnya Kapal Sumber Cahaya milik Nato. Kini, Sabtu 27 November 2021, masyarakat Natuna kembali dihebohkan dengan terbakarnya sebuah kapal angkutan barang bernama KM Bandar Lestari.
Kapal yang biasanya membawa berbagai muatan barang dari Jakarta ke Natuna milik salah satu pengusaha sukses di Natuna tersebut dilaporkan terbakar di Dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui KSOP Kelas III Sunda Kelapa dikabarkan telah berhasil mengevakuasi kapal barang KM Bandar Lestari dengan GT 680 yang terbakar di Dermaga 006 Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
Kepala Kantor KSOP Kelas III Sunda Kelapa, Chaerul Awaluddin mengungkapkan insiden kebakaran terjadi pada Sabtu, 27 November 2021 sekitar pukul 15.30 Wib.
“Setelah mendapat laporan, Quick Response Team (QRT) KSOP Sunda Kelapa langsung menuju lokasi untuk memadamkan api. Dan saat ini kapal KM Bandar Lestari telah berhasil ditarik keluar kolam pelabuhan,” ujarnya.
Chaerul Awaluddin mengatakan, Kapal milik PT. Tropic tersebut secara visual terbakar hanya di atas deck saja. Dan muatan yang terbakar dari bahan asbes/fiber. Pemadaman dilakukan bersama Damkar IPC Sunda Kelapa dan Damkar penjaringan dengan total 6 unit mobil pemadam.
“Api berhasil dipadamkan pukul 16.30 Wib, saat ini dalam proses pendinginan, dibantu Tim Quick Response Kapal Patroli P-348 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok,” ungkapnya.
Berdasarkan keterangan kapten kapal, kapal tersebut memuat barang kelontong, semen 500 ton, material bangunan, kendaraan roda 4 sebanyak 2 unit dengan jenis 1 unit pick up, dan 1 unit truk. Adapun jumlah ABK kapal sebanyak 14 personil.
“Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini dan kerugian material belum dapat dipastikan,” tutupnya.
Sempat Terdengar Suara Ledakan, Minimarket di Natuna Terbakar
Sebelas hari kemudian, kabar duka kembali menggugah hati masyarakat perbatasan yang terkenal kaya akan hasil laut berupa ikan tersebut. Devon Minimarket, terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, terbakar.
Peristiwa tak sedap ini terjadi pada Rabu, 08 Desember 2021, sekitar pukul 04.35 Wib. Menurut saksi mata, kebakaran bermula dari sebuah ledakan yang berasal dari lantai dua minimarket tersebut.
Meski tidak ada korban jiwa saat musibah itu terjadi, namun masyarakat yang diketahui sedang tertidur pulas mendadak berjibaku membantu petugas pemadam kebakaran memadamkan api.
Kantor Diskominfo dan Inspektorat Natuna Terbakar
Sepuluh hari berikutnya, masyarakat Natuna, kembali dihebohkan oleh kobaran api. Info amukan sijago merah itu tersebar sangat cepat melalui jejaringan media sosial terutama Grup WhatsApp.
Sontak membuat petugas pemadam kebakaran dan pemburu informasi berdatangan menuju lokasi api yang terlihat jelas telah berhasil melalap isi gedung dua lantai terletak di Perkantoran Bupati Natuna, Bukit Arai, Ranai, Kecamatan Bunguran Timur.
Berdasarkan rekaman video yang tersebar di media sosial, musibah amukan api itu, terjadi pada Sabtu, 18 Desember 2021 sekitar pukul 17.00 Wib. Api dengan cepat menjalar dan menghaguskan isi bagian atas gedung yang digunakan sebagai Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
Pantauan di lapangan tampak tiga unit mobil pemadam kebakaran terdiri dua unit mobil tangki air dikerahkan untuk menjinakan api. Setelah lebih kurang dua jam, api dapat dipadamkan oleh petugas yang terlihat dibantu masyarakat sekitar.
Dugaan sementara penyebab gedung dua lantai (Kantor Inspektorat dan Diskominfo) ini terbakar dikarenakan korsleting arus pendek dari lantai dua gedung.
“Berdasarkan laporan dari anggota, kebakaran terjadi sekitar pukul 4 sore, pada pukul 5 sore api sudah besar dibagian atas gedung,” kata Syawal, Kadis Damkar Natuna.
Syarfi Hendra Wartawan Natuna Tutup Usia, Amran : Selamat Jalan Kawan!
Telah sampai padaku, sebuah kabar, bak petir menghantam hati, luluh lantak jiwa sesakkan dada, jantung berdegup kian kencang, perasaan melayang berkelahi seolah-olah tak percaya, namun kenyataan sedang berkata.
Sampai sudah hari tibanya, Syarfi Hendra, sahabat penaku telah tiada, yang maha kuasa memanggilnya. Dari bilik Ruang Rawat RSUD Natuna, dia diam, matanya tertutup rapat, dia tak lagi berkata-kata, nafasnya berhenti berhembus, dia membisu, dia pergi tinggalkan semuanya.
Tak pernah ada dalam benakku, tentang kepergianya, tersebab baru saja ia bercerita, tersenyum dan tertawa, menikmati kopi bersama-bersama. Entahlah! bertahun sudah selalu bersama, bercerita di kala berjumpa, bermesra di kala duka, tapi kini ia pergi untuk selamanya.
Rabu, 05 Oktober 2021, saat jarum pendek pada arloji di lengan kanan ku menujukkan tepat di angka 09, dan jarum panjang mengarah lurus pada angka 02, menandakan waktu sudah pukul 21.10 malam.
Saat itu lah sosok Kepala Biro mediatrias.com yang akrab disapa Yahlong juga Hendra Tropong bernama lengkap Syarfi Hendra itu, menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 51 tahun di RSUD Natuna.
Berbaringlah kawan! Kisahmu abadi hari ini hingga ke nanti, menjadi cerita kesaktian hidupku. Gerak langkahmu akan menjadi benteng rapuhnya hatiku.
Sebagai sahabat, aku hanya bisa mempersembahkan goresan kata-kata, untuk dirangkai menjadi doa, agar kau selalu dalam ridho-Nya. Aamiin. (KP).
Penulis : Amran