NATUNA – Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Nusa Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Zaki, SH, didampingi Kabag Teknik dan Kasubbag Perencanaan bersama tiga orang stafnya bertolak ke Kecamatan Pulau Laut, Selasa 15 Februari 2022.
Rombongan berangkat menggunakan pompong milik warga setempat dari Pelabuhan Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut pukul 02.30 subuh dan tiba di Pelabuhan Kecamatan Pulau Laut sekitar pukul 12.15 siang.
Dalam perjalanan lebih kurang 10 jam itu, angin tampak bersahabat, meskipun air laut sesekali sempat berhasil memasuki bagian belakang pompong yang membawa bahan kimia jenis alumunium sulfat dan soda ash untuk kebutuhan pendistribusian air bersih di Kecamatan Pulau Laut.
“Cuaca cerah, cuma alun memang tinggi. Dalam kunjungan kerja itu kami menyerahkan bahan kimia sekaligus memantau keberadaan SPAM IKK Pulau Laut,” ungkap Zaki menjawab koranperbatasan.com Kamis, 17 Februari 2022.
Kata Zaki, malamnya rombongan mengadakan pertemuan dengan masyarakat di Desa Air Payang. Pertemuan membahas terkait pendistribusian air yang sempat macet beberap bulan tersebut dihadiri oleh Camat Pulau Laut, Bambang Erawan, S.IP.,M.A.P, Kades Air Payang, Edi Sentano, Ketua BPD Desa Air Payang, Hendra Atia, serta alim ulama’, dan tokoh masyarakat setempat.
“Dalam diskusi itu kami sampaikan akan berupaya agar tidak ada lagi keterlambatan pengiriman bahan kimia, karena ini merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan,” ujarnya.
Lelaki yang baru saja beberapa bulan dipercaya Sebagai Direktur Perumda Air Minum Tirta Nusa Natuna itu kemudian menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan pihaknya mengirim bahan kimia yang mengakibatkan embung di daerah tersebut tidak dapat beroperasi selama dua bulan.
“Memang ada warga bertanya dua bulan tidak beroperasi apakah masyarakat dikenakan pembayaran,” terang Zaki.
Menjawab pertanyaan warga yang mengaku bernama Supriadi dalam diskusi tersebut, Zaki memastikan tidak ada pembayaran yang dikenakan kepada setiap pelanggan terhitung mulai dari bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022.
“Pelanggan hanya dikenakan beban mulai dari bulan Februari 2022 sebesar Rp28 ribu perpelanggan. Alhamdulillah mereka setuju dan sepakat dengan keputusan tersebut,” terangnya.
Zaki menjelaskan, tak hanya itu, salah satu dari warga di daerah terluar yang katanya akan di sulap menjadi “Kapal Induk NKRI” tersebut juga sempat mempertanyakan pendistribusian air yang sebelumnya tidak beroperasi pada setiap hari minggu.
“Saya katakan mulai dari sekarang air akan hidup setiap hari, tidak ada lagi istilah sabtu minggu, hanya waktunya dibatasi,” tegasnya.
Selain mengucapkan terima kasih kepada Camat, Kades, dan Ketua BPD serta masyarakat yang hadir saat itu, Zaki berharap pelanggan dapat menyelesaikan kewajibannya untuk kelancaran pendistribusian air di daerah tersebut.
“Nah! kita berharap ada kerjasama yang baik antara pelanggan dan Perumda Air Minum Tirta Nusa, terutama mengenai tunggakan yang belum terbayarkan,” imbuhnya.
Zaki juga meminta kepada Pemerintah Kecamatan Pulau Laut dan warga setempat khsusnya para pelanggan untuk tidak melayani pungutan liar dari oknum yang mengatasnamakan Perumda Air Minum Tirta Nusa Natuna.
“Kalau ada pungutan yang dilakukan petugas PDAM jangan biarkan, segera lapor. Mudahan tahun ini tidak ada kendala lagi mengenai bahan kimia, kita sudah koordinasi sama Dinas PUPR melalui Kabid Cipta Karya, khusus untuk Kecamatan Pulau Laut. Alhamdulillah respon dari Pak Riswandi, Kabid Cipta Karya cukup baik,” jelasnya.
Tak hanya sekedar mengatasi persoalan sebelumnya, ternyata orang nomor satu di Perumda Air Minum Tirta Nusa Natuna yang baru empat bulan menjabat itu juga hadir membawa kabar gembira kepada masyarakat pulau terluar.
“Jadi saya bersama tujuh orang petugas datang kesini menyampaikan kabar gembira. Selama ini kami direspon tidak baik, karena tidak mengalirkan air, sebab air disini menggunakan bahan kimia,” sebut Zaki.
Mulai hari ini lanjut Zaki, pendistribusian air bersih sudah bisa diaktifkan kembali, karena kesediaan bahan kimia sudah ada.
“Kita belinya dengan salah satu perusahaan di Jakarta. Kemarin itu bahan kimia berada di kapal yang kebakaran, sehingga terjadi keterlambatan pengiriman,” paparnya saat berdiskusi di Gedung Pertemuan Madah Kencana, Desa Air Payang.
Lebih jauh Zaki menyampaikan pendistribusian air bersih tidak hanya terfokus di Desa Air Payang saja, tetapi juga akan didistribusikan pada setiap desa yang ada di Kecamatan Pulau Laut seperti Tanjung Pala dan Kadur.
“Kemungkinan nanti Desa Tanjung Pala dan Kadur kita alirkan juga, memang kendalanya anggaran, tapi kita coba masukan di APBD Perubahan, berapapun nanti tergantung pemerintah, yang jelas Pak Bupati sangat respon,” cetusnya.
Kepada koranperbatasan.com Zaki memastikan ada beberapa sebab yang membuat keberdaan embung di kecamatan tersebut tidak bisa beroperasi.
“Ada dua hal, pertama bahan kimia dan kedua mesin penyedot. Kita akan siapkan mesin cadangan kemudian mesin yang rusak akan diperbaiki,” tutupnya. (KP).
Laporan : Johan