BINTAN (KP),- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Kelautan Dan Perikanan Indonesia, Edhy Prabowo kunker ke PT. Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang bearada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Kamis, 02 Juli 2020.
Dengan Helikopter milik TNI AL, kedua menteri beserta rombongan mendarat di helipad milik PT. BAI dan disambut langsung oleh sejumlah pejabat Provinsi Kepri dan Kabupaten Bintan dan manajemen PT. BAI. Kedatangan kedua menteri tersebut, untuk melihat langsung progress pembangunan KEK Galang Batang, Bintan. PT. BAI yang akan membangun smelter bauksit, pabrik aspal, garmen dan industri lainnya.
Usai meninjau lokasi PT BAI kepada awak mendia yang telah menunggunya, Luhut mengatakan, turunan dari boksit ternyata banyak, alumina bisa dibuat badan pesawat, bahan tekstil dan macam-macam. Serta merasa senang karena Bupati Bintan dan Gubernur Kepri mendukung dalam operasionalnya.
“Progresnya awal tahun depan mereka akan produksi. Tenaga kerja akan 20 ribu pada tahap pertama, tetapi tenaga kerja asing masih ada kira-kira 500 orang. Semua tenaga kerja asing itu sama seperti Morowali, wedabe daerah daerah lain. Mereka mengerjakan hal-hal lain yang kita belum bisa kerjakan atau belum ahli dalam bidang itu. Tetapi pekerjaan seperti jalan gedung dan sebagainya hampir semua orang indonesia. Kemudian mereka nanti akan membangun Politeknik, tadi sama pak gubernur dan bupati kita sudah bicarakan itu, ” terang Luhut.
“Saya mintak supaya kita paham. Jangan bilang tenaga kerja asing itu, kita mau dijajah, tidak begitu. Sama sekali jauh dari pikiran itu. Mereka kita butuh dalam hal-hal yang kita belum bisa kerjakan. Merakit mesin-mesin yang cukup canggih kita belum bisa, Tetapi kita selalu diikutkan terus,” tambah Luhut.
Disinggung awak media adanya penolakan terhadap TKA, Luhut mengatakan masyarakat harus memahami, pada dasarnya telah diciptakan lapangan kerja, untuk anak daerah, jangan dipolitisasi dan harus berpikir jernih. “Nggak juga, tadi pak gubernur sampaikan, penolakan harus paham, karena dia menciptakan lapangan kerja pada dasarnya, ya kan. Tadi saya tanya pak gubernur dan pak Bupati, menciptakan lapangan kerja untuk anak daerah kita. Inikan lapangan kerja, berapa ribu yang kerja ini. Jadi jangan dipolitisasi harus berpikir jernih. Setelah mesin-mesin yang besar jadi dan canggih itu, anak indonesia juga masuk. Kenapa politeknik kita bangun, kita akan membuat politeknik itu atau memanfaatkan politeknik yang sudah ada, diupgrade seperti di Morowali,” tutupnya.
Sementara di tempat yang sama, Pimpinan PT BAI Sartoni mengatakan untuk pembangunan tenaga profesional asing masih dibutuhkan, sekitar 500 orang pekerja. “Kalau tidak ada tenaga kerja asing yang profesional, anda boleh lihat itu barang tumpuk tumpuk nggak ada yang masang. Kita butuhkan 500 ratus orang lagi supaya cepat menyelesaikan. Yang kita datangkan sementara ini semua tenaga ahli yang professional. Akhir tahun, kita usahakan selesai harus produksi, tidak perlu khawatir kita pastinya akan pakai tenaga kerja lokal. Kita sudah tanda tangan MOU sama Bupati untuk direkrut 700 orang untuk dilatih dan sudah ada sama Depnaker kabupaten,” terang Sartoni. (KP).
Laporan : Ependi Abidin
Editor : Riduan