Tiga Komponen Utama Strategi Jitu Penggebrak Pariwisata Natuna

Terbit: oleh -1407 Dilihat
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Wan Abdul Halim, S.Sos

NATUNA – Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Wan Abdul Halim, S.Sos menceritakan terdapat beberapa strategi jitu efektif sebagai langkah-langkah menghadapi persaingan global terkait pengembangan destinasi wisata yang semakin ketat.

Wan Abdul Halim menegaskan pariwisata Natuna bisa berkembang jika tiga komponen penting yang menjadi pondasi utama pariwisata bergandengan. Pertama pemerintah sebagai fasilitator, kedua turut serta masyarakat, ketiga investor yang siap memajukan industri pariwisata Natuna.

“Pariwisata itu ada tiga komponen, pertama pemerintah sebagai fasilitator memberikan fasilitasi terkait pariwisata. Kedua peran serta masyarakat juga harus kita minta untuk pengembangan sektor pariwisata. Ketiga harus ada investor untuk memajukan pariwisata. Kalau tiga komponen ini bekerjasama, saya rasa pariwisata kita jalan. Supaya pariwisata kita jalan, harus ada koordinasi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sekarang ini masih kurang investor,” tegas Wan Abdul Halim.

Kata Wan Abdul Halim langkah pertama adalah pemetaan wilayah berpotensi menjadi destinasi pariwisata. Mempersiapkan fasilitas seperti tempat peristirahatan yang mampu memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Kemudian meningkatkan promosi, dan mempersiapakan ruang informasi secara detail, menjadikan Natuna siap melayani kunjungan wisatawan yang ingin menikmati wisata alam luar biasa indah dan eksotis.

“Pertama memetakan potensi-potensi wisata yang ada di Natuna terkait destinasi-destinasi utama, menyiapkan fasilitas yang bisa membuat wisatawan menjadi senang, membuat tempat peristirahatannya menjadi nyaman. Kedua tingkatkan promosinya, kita tahu Natuna ini alamnya banyak yang indah dan eksotis. Jadi kita punya website memberikan informasi terkait pariwisata Natuna,” kata Wan Abdul Halim menjawab koranperbatasan.com diruang dinasnya, Senin, 09 Desember 2024.

Menurut Wan Abdul Halim, saat ini Natuna sudah memiliki tempat peristirahatan yang nyaman bagi para wisatawan. Natuna bahkan sudah menyediakan hotel kelas bintang lima seperti Jelita Sejuba, dan Natuna Dive Resort yang kepopuleranya terkenal hingga seantero Natuna. Selain itu terdapat juga beberapa hotel-hotel lokal yang siap melayani kunjungan wisatawan.

“Pertama yang wisatawan lihat adalah dimana tempat mereka menginap. Alhamdulillah sampai hari ini hotel setara bintang lima sudah ada di Natuna, seperti Jelita Sejuba, dan NDR atau Natuna Dive Resort, memang sudah menjadi hotel terkenal di Natuna,” ungkap Wan Abdul Halim.

Selain itu, Wan Abdul Halim juga memastikan terdapat banyak kesenian dan kebudayaan lokal yang bisa dinikmati secara langsung oleh para wisatawan saat berkunjung ke Natuna, sehingga wisatawan tidak merasa jenuh.

“Terkait dengan seni budaya sekarang pembinaannya di dinas pendidikan dan kebudayaan. Alhamdulillah sudah terlaksana dengan baik, contohnya yang menjadi ikon kita adalah kesenian dendang piwang. Sekarang setiap dua minggu sekali dilaksanakan di kecamatan, maupun di desa-desa. Jadi disitulah bakat-bakat seni budaya dimunculkan, dan dapat dinikmati oleh wisatawan,” ujar Wan Abdul Halim.

Wan Abdul Halim menjelaskan sejak tahun 2023 pihaknya sudah mengadakan pelatihan-pelatihan bagi generasi muda, dan masyarakat. Pelatihan yang mengarah pada kesiapan pengembangan pariwisata tersebut terus digalakan sampai saat ini. Terdapat berbagai pelatihan seperti pembuatan kuliner khas Natuna, guide, hingga pemanfaatan teknologi informasi digital.

“Dinas pariwisata mulai dari tahun 2023 kemarin sudah melaksanakan pelatihan untuk generasi muda serta masyarakat dilanjutkan pada tahun 2024. Seperti pelatihan menjadi guide, kuliner, dan teknologi informasi. Untuk pelatihan digital adalah bagaimana mereka memasarkan produk-produk di online. Jadi alangkah baiknya mereka buat dulu video pendek, mereka kemas iklannya agar orang tertarik. Itu contoh untuk generasi Z yang dilatih oleh dinas pariwisata,” jelas Wan Abdul Halim.

Dalam hal ini Wan Abdul Halim mengajak semua komponen untuk saling membantu, karena kemajuan pariwisata bagian daripada kemajuan Natuna, dan berdampak pada kemajuan ekonomi masyarakat Natuna.

“Natuna adalah kita, pariwisata itu bagian daripada diri kita. Natuna adalah wajah-wajahnya generasi muda, kalau wajahnya tidak bagus, berarti generasinya tidak peduli. Jadi upaya komunikasi kita dengan masyarakat sampai hari ini alhamdulillah sudah berhasil membentuk kelompok sadar wisata. Sekarang sudah ada sekitar 20 lebih, tersebar di 17 kecamatan di Natuna,” beber Wan Abdul Halim.

Lebih jauh, Wan Abdul Halim memastikan pelatihan-pelatihan yang mereka adakan selama ini melahirkan satu aksi perubahan. Mereka berhasil membuat hastag Song Gi Natuna yang telah launching. Hastag tersebut berguna untuk menyatukan para konten creator, dan memudahkan pencarian bagi wisatawan.

“Kemarin itu saya punya program, memang ada aksi perubahan. Saya membuat hastag Song Gi Natuna gunanya adalah mempersatukan para konten kreator yang membuat konten untuk dimasukkan kemedia sosial, dan memudahkan pencarian bagi wisatawan yang ingin melihat ataupun mencari informasi terkait Natuna. Itu adalah suatu inovasi mengajak generasi muda berperan aktif mengembangkan pariwisata Natuna,” papar Wan Abdul Halim.

Sebelum mengakhiri Wan Abdul Halim mengingatkan bahwa pemerintah sangat  membutuhkan dukungan dari semua pihak dalam mengembangkan pariwisata Natuna. Dukungan tersebut mengarah kepada pihak-pihak swasta, dan masyarakat, termasuk media massa.

“Karena kami pemerintah tidak bisa jalan sendiri, tanpa ada dukungan dari media, masyarakat, dan investor. Kalau memang investor ada disini, dan mereka mau menanamkan sahamnya investasi terkait pariwisata, tentu sangat kami harapkan. Biar kami pemerintah yang menjadi fasilitator terkait peraturan. Tapi kalau kita jalan sendiri-sendiri susah pariwisata kita mau berkembang. Pemerintah dengan egonya, swasta dengan egonya, masyarakat juga dengan egonya ketika disitu ada destinasi pariwisata bagus mereka tidak mau memberi lahannya,” pungkas Wan Abdul Halim. (KP).


Laporan : Dhitto


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *