NATUNA (KP),- Memimpin wilayah administratif sekelas camat yang berada di bawah kabupaten atau kota atas gabungan dari beberapa desa dan kelurahan memang tidak mudah. Karena bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Meski dibantu oleh banyak perangkat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, menjadi seorang camat tetap saja penuh tantangan. Oleh karena itu, sebagai Camat Bunguran Timur Laut, Isparta Chairaiyadi, S.STP berharap koordinasi, instruksi, dan pengawasan antara pemerintah kecamatan dengan desa terjalin secara baik.
“Saya berharap, Kades, BPD dan masyarakat berpartisipasi dan saling bekerjasama. Setiap pertemuan dan musyawarah sudah kita sampaikan itu, supaya masyarakat ikut berpartisipasi. Ini penting, karena berpartisipasi pengertiannya luas. Jadi masyarakat juga harus ikut serta dalam pembangunan desa. Jika masyarakat hanya menyalahkan dan tidak ikut berpartisipasi, tentunya kades pun akan sulit membangun desanya,” kata Isparta, kepada koranperbatasan.com, di ruang dinasnya, Rabu 13 Mei 2020.
Isparta yang mengaku baru saja dipercaya memimpin Kecamatan Bunguran Timur Laut, lebih kurang 5 bulan berjalan, sejak dilantik akhir 2019 lalu, memastikan akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik.
“Jadi pembinaan desa, administrasi dan pembinaan pemerintahan sesuai dengan perundang-undangan yang umunya akan kita lakukan. Kita akan tetap menyesuaikan apa saja yang menjadi program-program di desa. Kita sesuaikan dengan visi misi Kades, dan langsung diawasi oleh BPD bersama masyarakatnya. Jadi pembinaan kita hanya menyesuaikan pengajuan program yang mereka bangun. Tugas kita memverifikasi dan mengecek mana yang sudah berjalan dan mana yang belum. Pada umunya pembinaan administrasi,” terangnya.
Pembinaan dalam hal kewenangan berdasarkan penugasan dari pemerintah, khusus di desa-desa kata Isparta dilakukan tiga bulan sekali. “Kita turun langsung ke desa itu sudah terjadwal. Hanya saja tertunda karena Pandemi Covid-19. Contoh koordinasi, dan musyawarah-musyawarah membahas kegiatan di desa, yang berkenaan dengan pengambilan keputusan bersama,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, kecamatan yang memiliki staff mulai dari kantor hingga ke perpustakaan sebanyak 31 orang terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pekerja Tidak Tetap (PTT) itu, diketahui memiliki komoditi ungulan merata.
“Di Kecamatan Bunguran Timur Laut (Bungtimla) ini pada umumnya merata. Jadi ada nelayan, petani, dan pekebun itu jumlahnhya hampir merata. Untuk produk unggulan kita sekarang ini, lebih ke pekebun,” tutupnya. (KP).
Laporan : Sandi/Boy