NATUNA – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna melaksanakan kegiatan Penelitian dan Pengandian kepada Masyarakat Klaster Seni Budaya, bertempat di SMAN 1 Bunguran Selatan, Sabtu, 3 September 2022. Kegiatan ini merupakan lanjutan dalam rangakaian Milad STAI Natuna ke 20 tahun.
Pada klaster seni budaya mengangkat tema “Pengenalan Teater Mendu dan Pembuatan Tanjak” yang bertujuan untuk menghidupkan kembali khazanah kebudayaan melayu di Kabupaten Natuna, khususnya di Kecamatan Bunguran Selatan.
Pada kesempatan ini, Tim Klaster Seni Budaya STAI Natuna ingin menghidupkan kembali permainan asli Natuna. Dimana sekarang sudah mulai ditinggalkan dan sudah tidak di tampilkan lagi baik dalam acara pagelaran kesenian daerah maupun dalam acara adat lainnya.
Permainan ini dikatakan permainan asli dan hanya ada Natuna. Beberapa daerah seperti kalimantan juga memiliki teater mendu tetapi bentuk tampilan dan ide cerita sangat jauh berbeda dengan mendu Kabupaten Natuna.
Teater mendu memiliki beberapa episode dan pesan moral kehidupan masyarakat dalam kesehariannya. Teater mendu ini diperankan beberapa tokoh karakter seperti Raja Langkadura, Dewa Mendu, Angkatan Dewa, Kilan Cahaya, Putri Siti Mahadewi, Raja Beruk, Gajah Putih, dan sebagainya.
Pengenalan tanjak juga tidak kalah pentingnya, dalam penggunaan tanjak pada saat ini sedikit sekali masyarakat yang mengetahui makna dan karakter yang ingin disampaikan oleh pemakai sebuah tanjak kepada khalayak ramai tentang diri di pemakai.
Untuk itu Tim Klaster Seni Budaya mencoba untuk memperkenalkan kembali Tanjak Melayu, agar masyarakat Natuna tidak lagi salah tempat atau keadaan dalam menggunakan dan mengartikan pemakaian tanjak.
Turut hadir dalam kegiatan, Camat Bunguran Selatan, Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SMA N 1 Bunguran Selatan. (KP).
Kontributor : Rilis Tim Klaster Seni Budaya
