Budayawan dan Sastrawan Melayu Rida K Liamsi, Persembahkan Buku “Luka Sejarah Husin Syah”

Terbit: oleh -44 Dilihat
budayawan-dan-sastrawan-Melayu-Datuk-Seri-Lela-Budaya-Rida-K-Liamsi

MERAYAKAN hari ulang tahun dengan menerbitkan sebuah buku, terasa begitu bermakna. Tradisi baik ini ditunjukkan budayawan dan sastrawan Melayu kebanggaan Riau-Kepulauan Riau, Datuk Seri Lela Budaya, Rida K Liamsi.

Rida meluncurkan buku novel sejarah terbarunya berjudul Luka Sejarah Husin Syah, Jumat yang lalu Tanggal 17 Juli 2020  di Gedung Perpustakaan Provinsi kepri Muhammad Yusuf Al Ahmadi di Tanjungpinang.

Kita mencemburui betapa produktifnya seorang Rida K Liamsi. Diusia senja ia makin produktif dan aktif dalam menimbulkan sejarah dan nilai budaya untuk provinsi kepri.

Rida yang lahir 17 Juli 1943 di Bakong Kabupaten Lingga itu, belakangan makin produktif melahirkan buku-buku sejarah, khususnya dalam bentuk novel sejarah. Diulang tahunnya yang ke 74, Rida terus menerus menerbitkan buku yang berjudul Mahmud Sang Pembangkang tahun 2017 lalu.

Dan tahun lalu diultahnya yang ke 76, Rida menerbitkan lagi novel baru berbentuk  sejarah yaitu Selak Bidai Lepak Subang.  Dengan penerbitkan buku Luka Sejarah Husin Syah, total telah ada 12 buku yang dihasilkan budayawan asal Bakong, Kabupaten Lingga itu provinsi kepri.

Kita tentunya penasaran dengan novel terbaru Rida ini. Dalam bincang bincang ringannya, Rida menyebutkan bahwa buku ini bercerita tentang jejak sejarah Sultan Husin Syah, putera tertua Sultan Mahmud Riayatsyah.

Kisah singkatnya bahwa Usai disingkirkan dari Lingga, ia berhasil merajakan dirinya di Singapura dengan dukungan Temenggung Abdul Rahman dan pemerintah Inggris dibawah Gubernur Jenderal Raffles.

Selama 66 tahun sejak 1812 usai kematian ayahnya, hinga tahun 1878 dia dan zuriatnya jatuh bangun mempertahankan ambisi politik dan membangun dinastinya. Kekuasaannya tumbang dan berakhir dikawasan Umbai, sebuah kota kecil di Ulu Melaka itu sekelumit sejarahnya ungkap Rida.

Nah, apakah novel terbaru Rida ini akan menyamai novel sejarahnya, Bulang Cahaya yang begitu fenomenal. Novel sejarah yang banyak menjadi sumber kajian para peneliti dan mahasiswa.

Namun, satu yang pasti Rida memberikan contoh kepada generasi muda harus berani membuat sesuatu yang beda. Menulis lika liku sejarah dalam Kemahajaraan Melayu khusus bentuk novel sejarah. Sesuatu yang tidak dilirik orang lain.

Novel sejarah tentunya menjadi daya tarik orang untuk belajar dan memahami sejarah. Sejarah tidak sesuatu yang membosankan. Sejarah tak hanya berkutat tentang angka-angka tahun melainkan memahami peristiwa masa lampau yang mengandung banyak makna ungkapnya dihadapan para undangan. Selamat buat Datok Rida. (KP/Aman).


Kontributor : BPNB Kepri


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *