“Coral Bleaching atau Pemutihan Karang”

Terbit: oleh -35 Dilihat

Penulis : Anggi Zurmailinia


Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Program Studi Ilmu Kelautan (180254241043)


APAKAH teman-teman pernah melihat terumbu karang?. Cantik sekali, bukan?. Bukan hanya memperindah ekosistem di laut, terumbu karang juga menjadi tempat tinggal bagi beberapa jenis ikan. Tahukah kamu? terumbu karang itu bukan termasuk kelompok flora, lo. Terumbu karang merupakan kelompok fauna. Karang juga bisa sakit, ia bisa sakit karena coral bleaching atau pemutihan karang. Apa itu, ya? 

Pemutihan Karang

Jika kamu mendengar kata terumbu karang, mungkin kamu akan membayangkan warna-warni. Yap, karang memang memiliki warna-warna yang beragam dan sangat cantik. Namun, apa jadinya bila terumbu karang berubah warna menjadi pucat dan putih.  Kondisi karang ini disebabkan oleh pemutihan karang, teman-tema. Pemutihan karang juga dikenal dengan nama coral bleaching yaitu situasi dimana karang mengalami stress karena berada pada kondisi lingkungan di luar batas normal.

Penyebab Pemutihan Karang

Jadi, awalnya karang yang sehat memiliki hubungan baik dengan alga zooxanthellae. Zooxanthelae memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan karang. Karang menyediakan rumah bagi mereka, serta akses pada sinar matahari untuk fotosintesis. Sementara karang mendapatkan nutrisi hasil fotosintesis dari alga zooxanthellae.

Alga yang kecil ini sangat sensitif pada perubahan suhu di laut. Kalau tidak tahan, alga akan keluar dari jaringan karang.Kejadian pemutihan karang masal terjadi melibatkan banyak species karang yang cenderung menggambarkan stress lingkungan yang ekstrim.

Jika alga pergi, karang kehilangan sumber makanan dan jadi pucat. Inilah pemutihan karang. Terumbu karang pun jadi mudah terserang penyakit. Saat perubahan di laut terjadi, alga stres dan pergi. Karang pun jadi ikut stres.  Akibatnya, ia jadi memutih. Penyebab terjadinya pemutihan karang ini ada beberapa hal, lo.

  1. Perubahan suhu lingkungan di laut. Suhu perairan yang semakin tinggi adalah penyebab utama pemutihan karang. Naiknya suhu ini disebabkan oleh perubahan iklim, teman-teman. Perubahan iklim sendiri juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
  2. Polusi. Polusi dari daratan bisa terbawa ke laut, nih. Misalnya karena badai yang memicu air hujan membanjiri pantai. Polusi ini bisa berdampak pada pemutihan karang di dekat pantai.
  3. Paparan sinar matahari yang berlebihan. Saat suhu udara sedang tinggi, paparan sinar matahari yang terlalu lama bisa menyebabkan pemutihan karang di perairan dangkal.
  4. Pasang turun yang ekstrim. Jika terjadi pasang surut ekstrim, terumbu karang bisa terpapar langsung dengan udara. Ini juga bisa jadi pemicu pemutihan karang.

Namun dari semua penyebab utama dari pemutihan karang secara massal yaitu meningkatnya suhu air laut. Peningkatan suhu dapat mengakibatkan terjadinya fenomena pemutihan karang jika terjadi anomali suhu permukaan air laut 1-2 °C di atas suhu musim panas rata-rata.

Para peneliti juga memperkirakan bahwa kejadian pemutihan karang akan menjadi fenomena yang kerap terjadi dengan frekuensi yang lebih sering di masa yang akan datang.  Pemutihan karang atau “coral bleaching” diperkirakan semakin meningkat jika tingkat kenaikan suhu yang sama akibat pemanasan global masih terjadi dalam kurun waktu 50 tahun ke depan.

Dampak pemutihan karang terhadap ekosistem terumbu karang sangat besar, selain mengakibatkan kematian karang dalam skala yang luas, pemutihan karang juga berdampak pada berkurangnya tingkat keanekaragaman sumberdaya alam. Selain berdampak terhadap ekologi, pemutihan terumbu karang juga berdampak langsung terhadap perekonomian khususnya didaerah pesisir.

Pemutihan karang merupakan respon yang biasa terjadi terhadap karang sclreactinia dan alcyonaria, kima, dan anemone yang menyebabkan populasi symbiodinium (alga zooxanthellae) keluar / terdegradasi meninggalkan jaringan tissue karang yang menyebabkan pucat atau putih. Di bagian luar karang, ada sekumpulan polip yang berwarna transparan. Polip adalah hewan kecil yang ada di sekitar karang.

Nah, warna karang didapatkan dari alga yang hidup di dalam polip ini. Namanya zooxanthellae. Zooxanthelae memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan karang. Karang menyediakan rumah bagi mereka, serta akses pada sinar matahari untuk fotosintesis. Sementara karang mendapatkan nutrisi hasil fotosintesis dari alga zooxanthellae.

Alga yang kecil ini sangat sensitif pada perubahan suhu di laut. Kalau tidak tahan, alga akan keluar dari jaringan karang.Kejadian pemutihan karang masal terjadi melibatkan banyak species karang yang cenderung menggambarkan stress lingkungan yang ekstrim. Jika alga pergi, karang kehilangan sumber makanan dan jadi pucat. Inilah pemutihan karang. Terumbu karang pun jadi mudah terserang penyakit.

Kondisi Karang yang Mengalami Pemutihan

Saat mengalami pemutihan, karang sebenarnya masih hidup,teman-teman. Namun mereka sangat rentan, karena mereka sedang kelaparan. Energi yang tidak tersedia juga membuat mereka mudah terserangpenyakit. Jika suhu air terus menerus tinggi dalam beberapa hari atau minggu, terumbu karang bisa mati. Jika suhu air kembali normal, alga bisa kembali ke karang dan mereka perlahan bisa membaik.

Pasti menunggu waktu yang cukup lama untuk karang dapat kembali hidup normal dalam hamparan yang luas seperti saat ini. Ekosistem yang sudah terbentuk lama dapat berubah seketika dengan adanya peristiwa pemutihan karang. Bila terumbu karang terdegradasi karena bleaching maka kita harus siap menghadapinya karena sumber daya ikan pun telah berkurang akibatnya. Secara sosial berdampak pada pendapatan nelayan

Bagaimanapun, kita harus tetap berupaya untuk memperbaiki dan melindungi ekosistem terumbu karang. Karena terumbu karang memberikan perlindungan dan tempat tinggal bagi banyak spesies ikan yang berbeda. Tanpa karang, ikan tertentu kehilangan tempat tinggal dan daerah untuk reproduksi. Mereka juga melindungi garis pantai dari gelombang besar dan banjir. (KP).


Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Rabu, 29 Mei 2019


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *