Hilangnya Satwa Laut Ku

Terbit: oleh -41 Dilihat
Oktalistiana-Mahasiswi-Universitas-Maritim-Raja-Ali-Haji-Tanjungpinang

Oleh : Oktalistiana (Program Studi Ilmu Kelautan) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang (180254241007)


Beat Plastic Pollution

MEMAKAI plastic itu memang praktis, hidup jadi mudah ketika plastic ditemukan. Selain mudah, plastic memang lebih murah. Sayangnya penggunaan plastic mengancam kelestarian bumi. Plastik membutuhkan 100 tahun untuk bisa hancur.

Beberapa kejadian menyayat hati menimpa beberapa satwa laut, beberapa diantaranya mati karena mengonsumsi sampah plastik. Kejadian miris tersebut tentu bukan tanpa sebab, tumpukan sampah di lautan menjadi ancaman karena merusak keberlangsungan ekosistem laut.

Seekor bangkai ikan paus sperma terdampar di Pulau Kapota Sulawesi Tenggara. Penyebab kematian belum diketahui, tapi hasil penelusuran pada bangkai ikan raksasa tersebut ditemukan banyak sampah plastik

Plastik ini tentu menjadi musuh besar satwa laut. Studi terbaru yang ditulis oleh para peneliti di Universitas Plymouth, 700 spesies laut yang berbeda terancam oleh plastik. Bahkan 693 spesies telah didokumentasikan mengalami gangguan karena puing-puing plastik, 400 di antaranya melibatkan belitan dan konsumsi plastik.

Pencemaran oleh plastic ini mengakibatkan dampak yang lebih buruk. Banyak satwa laut memakan plastik, sehingga terganggu system pencernaanya. Tidak jarang yang mati karena tidak bisa mencerna plastik.

Sampah menjadi pembunuh tak langsung bagi kehidupan hewan laut. Pada Selasa, 2 April 2019 lalu, paus sperma sepanjang 8 meter yang sedang hamil ditemukan mati di Sardinia, Italia karena menelan 22 kg sampah plastik.

Selain itu, pada 15 Maret 2019, paus berspesies Zhiphius Cavirostris juga mati. Paus ini ditemukan terdampar di sebuah pantai Filipina. Paus itu menelan 40 kg plastik di perutnya. Sedangkan, di Wakatobi 19 November 2018 juga ditemukan paus sepanjang 9,6 meter mati karena menelan 5,9 kg plastik.

Nah, tak perlu menunggu hewan laut lainnya mati karenap lastik, kan? Dan kejadian tersebut bukan hanya untuk kita lihat di laut saja, tetapi dimana pun kita berada budayakan menghargai keaadan sekitar dimana pun dan kapan pun. Yuk mulai dari sekarang kurangi penggunaan sampah plastik. Jika sekiranya tidak bisa dihilangkan setidaknya bisa dikurangi. (KP).


Tugas Biologi Laut “Penerbitan Opini” Dosen Pembimbing : Ita Karlina, S.Pi, M.Si


Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Kamis, 21 November 2019


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *