Kondisi Mangrove di Perairan Sungai Guntung Indragiri Hilir, Riau

Terbit: oleh -41 Dilihat
Rizki, Universitas Maritim Raja Ali Haji

HUTAN mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, dan merupakan komunitas yang hidup di dalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Dahuri, 2004).

Mangrove disebut juga sebagai hutan pantai, hutan payau atau hutan bakau. Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem hutan dengan kelompok tumbuhan yang dapat hidup di daerah dengan kadar garam yang tinggi. Biasanya hutan ini didominasi dengan tumbuhan berkayu dan tumbuh di sepanjang garis pantai dan subtropis.

Ya, mangrove yang tumbuh berjajar menjadi benteng pencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut. Abrasi sendiri merupakan momok yang cukup menakutkan bagi sebagian warga pesisir. Namun, fungsi hutan mangrove sesungguhnya tak hanya sekedar menjadi penjaga batas pantai dari abrasi air laut.

Ciri-ciri dari Hutan Mangrove yaitu kurang abrasi tanahnya, salinitas tanahnya tinggi, terjadinya daur penggenangan oleh pasang surut air lau. Hanya sedikit sekali jenis tumbuhan yang dapat hidup. Jenis tumbuhan yang bisa tumbuh bersifat khas karena telah melewati proses adaptasi dan juga evolusi.

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan antara ekosistem laut dan ekosistem sungai serta antara ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Oleh sebab itu, ekosistem mangrove banyak dihuni oleh organisme daratan dan perairan baik organisme sungai maupun laut. Organisme yang hidup di ekosistem mangrove adalah organisme yang mampu beradaptasi dan memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan ekosistem mangrove. Vegetasi mangrove terdiri dari mangrove sejati dan mangrove ikutan.

Mangrove sejati adalah kelompok tumbuhan yang hanya dapat hidup di lingkungan yang masih dipengaruhi pasang surut air laut (pantai dan muara sungai) yang substrat dasarnya berupa lumpur endapan (aluvial). Mangrove sejati biasanya memiliki adaptasi khusus yang dapat menunjang kehidupannya di lingkungan mangrove. Adaptasi tersebut dapat berupa adapatasi morfologi seperti modifikasi akar dan daun, serta adaptasi fisiologi.

Mangrove ikutan adalah kelompok tumbuhan yang berasosiasi dengan mangrove sejati. Mangrove ikutan tidak memiliki bentuk adaptasi khusus karena bukan tumbuhan khas ekosistem mangrove namun memiliki toleransi yang tinggi untuk dapat hidup pada kondisi lingkungan ekosistem mangrove.

Di Indonesia banyak sekali jenis mangrove mayoritasnya ialah rhizophora sp, juga terdapat di Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, rhizophora sangat mudah ditemukan disungai guntung, selain rhizophora juga terdapat pohon perpat, kondisi rhizophora di sungai guntung tidak jauh beda diwilayah lain yaitu banyaknya sampah plastic, sabut kelapa yang terkadang terperangkap di bawah mangrove tersebut.

Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia tepatnya disungai guntung, atau wilayah lain dan juga negara lain di dunia. Di Nusantara, sampah plastik tak hanya dijumpai di wilayah darat saja, tapi juga sudah menyebarluas ke wilayah laut bahkan sungai tempat tumbuhan hidup. Bahaya dari limbah plastic mengakibatkan wilayah mangrove kotor, tidak terawatt, apalagi jika biota memakan sampah plastic itu maka akan mengancam populasi hidup biota tersebut.

Dampak dari sampah plastic yaitu  Penumpukan sampah plastik di sekitaran mangrove dapat menyebabkan berbagai dampak yang serius sekaligus berkepanjangan seperti merusak ekosistem mangrove di Indonesia, menganggu rantai makanan biota laut, meningkatnya pencemaran, merusak ikan dan lainnya yang dapat di konsumsi oleh manusia.

Nah bagaimana kita menanggulangi tentang sampah plastik  ini? Yang terpenting kesadaran, dan ada rasa tanggungjawab di diri masing-masing untuk menjaga dan merawat lingkungan.

Cara mencegah pembuangan sampah di sungai  perlu dilakukan oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan sungai berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat. Untuk menciptakan bebasnya sampah dari mangrove kita bisa membuat spanduk agar memberikan peringatan kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan bisa dengan cara membuat spanduk peringatan.

Spanduk tersebut bisa dipasang di sekitaran wilayah mangrove, Dengan spanduk peringatan tersebut diharapkan masyarakat atau pengemudi kapal, speadbot bahkan pompong yang lewat di sekitaran mangrove  sadar untuk tidak membuang sampah di sungai tersebut.

Dan ada cara lain untuk mencegah pembuangan sampah di sungai  adalah masyarakat bisa mendirikan Bank Sampah. Bank sampah sudah banyak dilakukan di mana mana. Setiap warga yang sudah menjadi anggota bank tersebut harus menyetorkan sampah ke bank sampah tersebut. Nantinya sampah yang sudah dikumpulkan akan di daur ulang menjadi sesuatu yang lebih berguna.


  • Penulis : Rizki
  • Prodi Ilmu Kelautan, FIKP, Universitas Maritim Raja Ali Haji

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *