Mangrove Sebagai Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia

Terbit: oleh -32 Dilihat
Ramona-Destrica-Mahasiswa-Jurusan-Ilmu-Kelautan-Fakultas-Ilmu-Kelautan-dan-Perikanan-Universitas-Maritim-Raja-Ali-Haji

Dalam hal keanekaragaman hayati laut, tentunya sudah tidak asing bagi kita bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi, satu diantara banyaknya keunikan dan keanekaragaman hayati laut tersebut adalah mangrove. Mangrove sebagai tumbuhan yang dapat kita temui di kawasan pesisir yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut banyak dikenal oleh masyarakat dengan sebutan bakau. Bakau termasuk salah satu dari banyaknya jenis mangrove, yaitu Rhizopora sp yang keberadaannya dominan untuk kita temui.

Sumber gambar : mangrovemagz.com

Dilansir dari Pusdik KKP, sejauh ini Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati. Dengan demikian, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi berupa mangrove.

Dapat dilihat dari segi ekologis, mangrove memiliki banyak peranan, seperti yang dikemukakan oleh Muzaki, et al. (2012) diantara peranan mangrove yaitu sebagai area memijah (spawning ground), asuhan (nursery ground), mencari makan (feeding ground), sarang (nesting ground), dan istirahat  bagi berbagai macam biota; termasuk burung pantai, ikan, udang, kepiting, reptil, dan mamalia.

Melalui akarnya yang kuat, mangrove dapat menahan abrasi dan peredam gelombang air laut yang merupakan pertahanan pertama kawasan pantai terhadap hantaman gelombang, selain itu juga keberadaan mangrove dapat mengurangi polusi udara dan air, serta masih banyak lagi. Dari banyaknya peranan ekosistem mangrove yang ada kita perlu menjaganya agar tetap lestari, demi kelangsungan hidup yang baik bagi biota yang ada didalamnya, dan agar tetap terjaganya keseimbangan pada ekosistem pesisir. (KP).


Penulis : Ramona Destrica

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *