Potensi Rumput Laut Sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan Alami

Terbit: oleh -42 Dilihat
Indah-Parah-Maidah

Penulis : Indah Parah Maidah

Jurusan : Budidaya Perairan

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan


Nim : 190254243003


RUMPUT LAUT merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Menurut data Ditjen Perikanan Tangkap, bahwa produksi rumput laut nasional tahun 2014 mencapai 10,2 juta ton atau meningkat tiga kali lipat dari produksi rumput laut tahun 2010 yaitu 3,9 juta ton.

Rumput laut secara traditional telah lama digunakan sebagai bahan makanan dan obat-obatan karena kaya akan mineral, elemen makro dan elemen mikro lainnya. Beberapa jenis rumput laut mengandung mineral penting yang berguna untuk metabolisme tubuh seperti iodin, calcium dan selenium (Burtin, 2006).

Di Jepang, rumput laut merupakan menu sehari-hari sehingga orang Jepang jarang sekali terkena penyakit kanker, dibandingkan dengan orang Jepang yang telah bermigrasi ke Amerika dimana rumput laut tidak lagi menjadi menu harian mereka (Arabei, 2000).

Sebagai bahan aktif dari alam, beberapa riset menemukan bahwa rumput laut mengandung senyawa bioaktif seperti karotenoid, senyawa fenol dan turunannya,sulfat polisakarida dan vitamin. Senyawa-senyawa ini mempunyai fungsi biologis salah satunya sebagai antioksidan untuk mencegah radikal bebas.

Saat ini permintaan akan antioksidan alami berkembang sangat cepat karena antioksidan sintetis sering digunakan untuk makanan tetapi penggunaanya mulai dibatasi karena beracun. Salah satu alternatif sumber antioksidan alami yang berasal dari tanaman adalah rumput laut.

 1.1 Taksonomi Rumput Laut

Secara taksonomi, rumput laut diklasifikasikan dalam kelompok alga yang juga dikenal dengan makroalga.  Alga dikenal dengan tiga kelompok besar yakni alga coklat (Phaephyta), alga merah (Rhodophyta) dan alga hijau (Chlorophyta). Alga cokelat merupakan multiseluler alga yang memiliki jenis sekitar 1800.  Karakteristik dari jenis ini adalah warna dari hijau zaitun sampai warna cokelat gelap akibat melimpahnya pigmenfukosantin.

Contoh genus dari kelompok ini adalah Laminaria dan Sargassum. Alga merah meliputi 6000 jenis spesies alga dengan karakteristik warna merah sampai merah muda dari pigmen fikosianin dan fikoeritrin.  Salah satu jenis yang terkenal adalah Eucheumma cottoni. Alga hijau diperkirakan memiliki anggota spesies sekitar 1500, yang mana hanya 15% yang hidup di laut sedangkan sisanya di daerah air tawar. Karena kebutuhan akan cahaya matahari, alga jenis ini biasanya hidup di perairan yang dangkal.

1.2 Kandungan Nutrisi Rumput Laut

Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%), serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain itu, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A, B, C, D, E) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.  Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10-20 kali lipat dibandingkan tanaman darat.

1.3 Peranan Antioksidan Rumput Laut

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan atau meredam radikal bebas serta menghambat terjadinya okidasi pada sel tubuh, sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan sel (Abdul, 2003). Antioksidan dapat berbentuk gizi serta vitamin E dan C, non gizi (pigmen karoten, likopen, flavonoid dan klorifil) dan enzim (glutation, peroksidase, koenzim Q10 atau ubiquinon).

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang dapat menarik elektron dari senyawa lain sehingga terbetuk radikal bebas yang baru dan menyebabkan terjadinya reaksi berantai. Reaksi berantai radikal bebas antara lain merusak molekul makro pembentuk sel yaitu protein, karbohidrat, lemak, dan deoxyribo nucleic acid (DNA).

Akibatnya sel menjadi rusak dan menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti kanker, anemia, asma, artristis, inflamasi, degerenasi syaraf, parkinson, dan proses penuaan dini. (Polteraid, 1997).  Walaupun begitu, hal tersebut dapat dikontrol secara alami oleh berbagai senyawa yang menguntungkan atau dikenal dengan antioksidan. Antioksidan mampu menstabilkan atau menonaktifkan radikal bebas sebelum mereka menyerang sel.

Antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh memiliki keterbatasan sehingga perlu suplai antioksidan dari luar tubuh.  Salah satu sumber antioksidan dari luar tubuh yang bersifat alami adalah rumput laut. Aplikasi rumput laut yang memiliki aktivitas antioksidan mulai berkembang dari tahun 2003 pada makanan manusia, kosmetik dan makanan ikan.

Pada produk pangan, antioksidan sangat bermanfaat untuk kesehatan dan berperan penting untuk mempertahankan mutu produk pangan dengan mencegah terjadinya kerusakan seperti ketengikan, perubahan warna dan aroma serta kerusakan fisik lainnya.  Aplikasi dibidang kosmetik sebagai anti penuaan, perlindungan sel tubuh, pemutih, UV protektif, pewarna alami dan lain-lain.

Aplikasi antioksidan rumput laut pada makanan ikan bermanfaat untuk penambahan berat ikan, rasio makanan yang lebih baik, berkurangnya tingkat kematian, warna ikan yang lebih baik serta berkurangnya hama yang menempel ada ikan.  Selain itu, kemampuan rumput laut yang mengandung antioksidan pada makanan ikan dapat mencegah proses degradasi beberapa jenis nutrisi yang terkandung di dalammya maupun sebagai perekat. (KP).


Kiriman Pembaca koranperbatasan.com Kamis, 19 Desember 2019


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *