Tahun 2020 Indonesia akan menyelenggarakan Sensus Era Digital

Terbit: oleh -61 Dilihat
Ilustrasi Smartphone.

BANDUNG (KP) –  “Dunia dalam genggaman”. Istilah yang tak asing terdengar di abad teknologi saat ini. Bagaimana tidak, dunia dibanjiri dan dimanjakan oleh melimpahnya informasi melalui sentuhan jari.

Teknologi informasi digital sangat mempengaruhi pola hidup dan pola pikir masyarakat saat ini. Internet sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Saat ini gadget bukan lagi barang mewah. Banyak gawai berspesifikasi canggih dilengkapi berbagai fitur dan layanan disajikan dengan harga terjangkau. Provider internet pun berlomba-lomba menawarkan paket internet murah meriah dengan kecepatan 3G bahkan 4G. Akses internet dapat dilakukan di mana dan kapan saja, menarik minat masyarakat menggunakannya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat peningkatan signifikan persentase masyarakat yang mengakses internet. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018 menjelaskan sebesar 50,92 persen masyarakat di perkotaan dan 26,56 persen di pedesaan yang berumur lima tahun ke atas mengakses internet selama tiga bulan terakhir. Pengguna aktif internet sebagian besar adalah generasi milenial.

Dari Statistik Telekomunikasi Indonesia, BPS menjelaskan tujuan penggunaan internet penggunaan internet didominasi penggunaan sosial media dan mendapat informasi atau berita dengan persentase masing-masing sekitar 79,13 persen dan 65,97 persen.

Sedangkan tujuan penggunaan internet lainnya untuk hiburan (45,07 persen), mengerjakan tugas sekolah (25,87 persen), mengirim atau menerima email (21,10 persen), pembelian atau penjualan barang dan jasa online (10,82 persen), fasilitas finansial (5,08 persen), dan lainnya (12,84 persen).

Dalam Profil Generasi Milenial 2018, BPS menyebutkan bahwa generasi milenial mencapai 33,75 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Ini berarti sumbangan generasi milenial dalam membentuk struktur jumlah penduduk usia produktif cukup tinggi, dimana dari 67,02 persen penduduk usia produktif,  sekitar 50,36 persennya adalah generasi milenial. Kondisi ini menunjukkan adanya bonus demografi.

Bonus demografi merupakan fenomena langka karena hanya akan terjadi satu kali ketika proporsi penduduk usia produktif berada lebih dari dua pertiga jumlah penduduk keseluruhan. Indonesia memasuki era bonus demografi yang terjadi akibat berubahnya struktur umur penduduk, digambarkan dengan menurunnya rasio perbandingan antara jumlah penduduk nonproduktif (umur kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun).

Bonus demografi tidak terlepas dari generasi milenial. Generasi milenial dengan kekuatan sebesar itu tentu saja memiliki peranan yang sangat besar pada era bonus demografi. Generasi ini yang akan mencerminkan gambaran bangsa Indonesia apakah menjadi bangsa yang konsumtif atau produktif. Gambaran bangsa ini di antaranya dapat terpantau dari aktivitas sensus.

 

Sensus Penduduk

Tahun 2020 Indonesia akan menyelenggarakan Sensus Penduduk. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 dan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sensus Penduduk yang ketujuh akan digelar di Indonesia pada tahun 2020.

Sesuai dengan rekomendasi PBB, Sensus Penduduk 2020 akan menggunakan metode kombinasi (combine method). Yaitu metode yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan mengombinasikannya dengan data registrasi penduduk sebagai data dasar. Data registrasi yang digunakan adalah data administrasi kependudukan dari Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil).

Tujuan Sensus Penduduk adalah menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan. Output-nya nanti akan diperoleh jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk, dan data parameter demografi serta karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk, indikator SDGs, dan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pembangunan.

Metode pengumpulan datanya mengajak partisipasi masyarakat untuk mengisi kuesioner secara mandiri melalui website (sensus penduduk online) yang dikenal dengan istilah Computer Assisted Web Interviewing (CAWI). Kemudian tahapan selanjutnya pemutakhiran dengan wawancara langsung oleh petugas BPS menggunakan kertas kuesioner istilahnya Pencil and Paper Interviewing (PAPI) atau menggunakan smartphone istilahnya Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Pada bulan Februari sampai Maret 2020, masyarakat diharapkan mengisi sensus daring secara mandiri. Melakukan pemutakhiran data kependudukan dan keluarganya secara online melalui https://sensus.bps.go.id. Partisipasi langsung masyarakat sangat diharapkan dalam pelaksanaannya. Dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Cukup menggunakan gadget yang terkoneksi jaringan internet. Karena dunia sudah dalam genggaman.

Selanjutnya, pada bulan Juli 2020 dilaksanakan pencacahan lengkap. Tahapannya melibatkan ketua RT setempat. Ketua RT akan melakukan pemeriksaan daftar kependudukan dari hasil sensus online dan data Dukcapil. Kemudian dilakukan verifikasi ke lapangan dan pencacahan lengkap oleh petugas menggunakan CAPI dan PAPI.

Data yang terkumpul sangat bermanfaat. Salah satu manfaat data hasil Sensus Penduduk adalah sebagai evaluasi pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia yang menjadi prioritas utama pada periode kedua tahun 2020-2024. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, salah satu fokus Pemerintah adalah meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing. Sehingga slogan  “SDM Unggul Indonesia Maju” dapat terwujud.

Contoh data yang dikumpulkan adalah mengenai pendidikan. Informasi ini dimanfaatkan untuk membuat program-program di bidang pendidikan. Sebaran sekolah yang dibutuhkan, bagaimana meningkatkan partisipasi sekolah dan menekan angka putus sekolah.

Dari rentang umur yang dikumpulkan dapat diketahui piramida penduduk Indonesia saat ini seperti apa. Persentase penduduk usia produktif yang lebih besar dibandingkan rentang usia lainnya merupakan aset bangsa yang diharapkan mampu membawa bangsa Indonesia menuju arah pembangunan yang lebih maju dan dinamis.

Generasi milenial merupakan modal besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Generasi milenial diharapkan memiliki potensi dan kemampuan yang lebih unggul sebagai bekal penggerak roda pembangunan.

 

 

 


Sumber: REPUBLIKA.CO.ID/Yudha Manggala P Putra


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *