Kepala Desa Tapau Minta Pemda Siapkan Tempat Karantina Khusus di Kabupaten

Terbit: oleh -33 Dilihat
Kepala-Desa-Tapau-Kecamatan-Bunguran-Tengah-Sudiono

NATUNA (KP),- Tahun ini penggunaan Dana Desa (DD) Desa Tapau focus pada penanggulangan penyebaran virus korona. Kemarin kita sempat mengkarantina beberapa orang warga dan hari ini semuanya alhamdulillah sudah selesai menjalani karantina tersebut. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Desa Tapau, Kecamatan Bunguran Tengah, Sudiono.

Kedepan kata Sudiono, Pemerintah Desa Tapau sedang mempersiapkan anggaran dan jumlah penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk diberikan kepada warga terdampak Covid-19. “Menggunakan anggaran desa tahun ini. Kebetulan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial juga ada memberikan bantuan melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sekitar 40 orang,” terangnya kepada koranperbatasan.com, Rabu, 29 April 2020.

Kemudian lanjut, Sudiono ada juga bantuan sembako untuk diberikan kepada 16 orang, terus melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 7 orang, termasuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada 4 orang. “Jadi dampak dari virus korona itu lah yang dapat kita lakukan untuk masyarakat khususnya di Desa Tapau,” tuturnya.

Menurut Sudiono, BLT akan dibagikan kepada warga setelah memperoleh kesepakatan bersama. “Prioritas penerima itu yang jelasnya lanjut usia, kuli bangunan dan  putus dari kerja. Untuk BLT dari dana DD belum kita bagikan, masih dalam proses. Kemarin kita sudah Musdes, mengundang beberapa warga, tokoh agama, dan tokoh adat. Jadi intinya pembagian BLT ini pendataan penerimanya melalui RT dalam Musdes Khusus,” terangnya.

Sejalan dengan penanggulangan Covid-19, Sudiono berharap Pemda dapat menyediakan tempat karantina khusus di kabupaten. “Kalau berharap dari desa memang ada kelonggaran. Tetapi kalau di kabupaten ada tempat karantina khusus tentu akan lebih baik dan tidak begitu mengganggu aktifitas kita sehari-hari. Contohnya ibadah, terus kegiatan di pasar, jadikan tidak terlalu mengganggu. Kalau mereka sudah dikarantina 14 hari di kabupaten, berartti kondisinya sudah sehat begitu pulang ke desanya masing-masing,” pungkasnya.

Menurutnya, karantina khusus di kabupaten sebelum dikembalikan ke desa masing-masing jauh lebih baik. “Tapi kalau karantina disini apalagi karantina mandiri enggak efesien. Apalagi di Tapau jaringan internet susah, masih sulit, kalau adapun ditempat tertentu. Jadi untuk karantina mandiri di Tapau itu agak susah, karena yang pulang kebanyakan mahasiswa. Kita sediakan tempat, semua kebutuhan ditanggung desa, baik makan, minum termasuk jaringan internetnya juga kita sediakan modem,” jelasnya. (KP).


Laporan : Johan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *