Mengenal Ungkapan Kalam Suluk Melayu Natuna

Terbit: oleh -51 Dilihat
Said Ali Syahroni, S.Pd.I saat membacakan Suluk di malam puncak Milad STAI Natuna Ke-19

NATUNA – Hiasan gerbang bambu dikelilingi gemerlap pelita menjadi penerang di malam puncak Milad STAI Natuna Ke-19 tahun. Suasana riang bercampur haru itu, terlihat diantara wajah para pejuang berupaya mempertahankan sekaligus mengembangkan nilai-nilai sejarah dan budaya.

Malam puncak Milad Sekolah Tinggi Agama Isalam (STAI) Natuna Ke-19 yang berlangsung pada pada Kamis, 26 Agustus 2021 malam itu terdengar merdu lantunan “Suluk” dibacakan oleh Said Ali Syahroni, S.Pd.I, saat Launcing Cover Jurnal Segeram l. Suluk merupakan salah satu seni budaya lokal masyarakat Natuna.

Dengan rasa berserah diri dan penuh kesadaran secara iklas, lisan Said Ali Syahroni sosok lelaki yang mengaku telah menyelesaikan S 1 di STAI Natuna itu pun berucap kalam.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Izinkan saye membace suluk

Mohon maaf jike terdapat kesalahan

Dan tidak berkenan

Assalamu’alikum saye ucapkan

Sebagai salam keselamatan

Kepada hadirin hadirat sekalian

Baik undangan maupun yang lewat jaringan

Dengan Bismillah menjejak kalam

Waktu sepi ditengah malam

Duduk termenung mencari ilham

Menatap rembulan menyinari alam

Mohon maaf saya sampaikan

Pada hadirin hadirat sekalian

Jika tersalah dalam karangan

Mohon kiranya tunjuk ajarkan

19 tahun sudah STAI Natuna

Mencerdaskan Generasi Si Anak Bangsa

“Berpikir Global Bertindak Lokal”

Motto yang ada dari Natuna membangun bangsa

Kampung Segeram nama yang ada

Cikal-bakal peradaban Natuna dahulu kala

Inilah jurnal tamadun melayu dan pemikiran agama

Dengan judul “Segeram Bandar Melayu Natuna”

Bapak Said Rahimin, Pak Kartubi dan Januariusdi tiga sekawan

Termasuk dalam kelompok peneliti dan juga pengabdian

Walau tinggalkan keluarga demi untuk Kampung Segeram

Calok dan Belacan pun jadi bahan penelitian (riset ekonomi)

Ada juga tim meneliti tentang ritual keagamaan

Tiga orang sahabat Abu Bakar, Hendra dan juga pak Lukman

Merasa sedih tentang pelaksanaan ritual keagamaan

Sekarang rencana nak buat pengabdian selama tiga bulan

Bapak Kamaruddin dan ibu Maulida serta Septian

Memantau budaya dan juga kualitas pendidikan

Meneliti pagi dan siang, sorenya langsung pulang duluan

Karena meninggalkan keluarga sendiri jadi kepikiran

Klaster ini mengkaji sejarah beserta peninggalan

Kelompok pak Umar Natuna, pak Nikmat dan juga pak Tas’an

Terdapat judul karangan “Sejarah Segeram Di Persimpangan”

Dari buku hingga kuburan pun jadi bahan perbincangan

Klaster budaya ibu Dallah dan Muci juga pak Suparman

Budaya pakaian, minuman, serte adat istiadat jadi sasaran

Sekarang bingung minimnya data untuk bahan penulisan

Karena pergi menelitinya sudah belakangan

Bapak Amirudin beserta kawan tak ketinggalan

Sebagai tim editor serta deadlinenya penulisan

Setiap saat selalu bingung dan juga kepikiran

Karena data masih banyak yang kekurangan

Bapak bupati dan ketue dewan, terimakasih kami ucapkan

Telah sempat hadir dan juge melalui jaringan

Kami meminta bukannya tak sopan

Karena Segeram berharap dibangunkan jalan

Mari semua kita panjatkan do’a

Agar Covid-19 ini cepatlah sirna

Mengharapkan perkuliahan secara tatap muka

Supaya hasil lebih bermakna

Dengarlah wahai ananda semua

Rajinlah belajar selagi muda

Ilmu tak pernah habis di dalam dada

Sebagai bekal di masa tua

Dengan ilmu engkau terjage

Dari suramnye waktu dan mase

Selalu cemerlang akan senantiase

Menyinari dirimu ketike dewase

Karangan ini tidaklah berlebihan

Hanya untuk mempertahankan kebudayaan

Memotivasi generasi dimasa depan

Semoga STAI Natuna dapat diperhitungkan

Jangan diupat jangan dicaci

Bukan mengaku bijak mengerti

Permintaan panitia harus saye turuti

Takut dibilang tak tepat janji

Inilah sekedar sair dikarang

Harap dimaklum para tamu yang datang

Karena tak mampu terlampau panjang

Kepala pusing mata pun dah berkunang

Saya akhiri sampai disini

Bukan maksud hati untuk mengajari

Hanya pelengkap acara kite malam ini

Terpaksa juge saye turuti

Wabillahi Taufik Wal Hidayah

Keterangan ini selesailah sudah

Ma’afkan jika tersilap maupun tersalah

Semoga kita semua mendapat berkah

Demikianlah ungkapan kalam berupa Suluk yang disampaikan oleh lelaki yang mengaku anak kelima dari lima bersaudara lahir di Midai pada tanggal 24 November tahun 1978 silam memiliki istri seorang guru dan saat ini sedang mengabdikan diri di SD Selemam Kecamatan Bunguran Timur Laut. (KP).


Laporan : Johan


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *