NATUNA – Hiasan gerbang bambu dikelilingi gemerlap pelita menjadi penerang di malam puncak Milad STAI Natuna Ke-19 tahun. Suasana riang bercampur haru itu, terlihat diantara wajah para pejuang berupaya mempertahankan sekaligus mengembangkan nilai-nilai sejarah dan budaya.
Malam puncak Milad Sekolah Tinggi Agama Isalam (STAI) Natuna Ke-19 yang berlangsung pada pada Kamis, 26 Agustus 2021 malam itu terdengar merdu lantunan “Suluk” dibacakan oleh Said Ali Syahroni, S.Pd.I, saat Launcing Cover Jurnal Segeram l. Suluk merupakan salah satu seni budaya lokal masyarakat Natuna.
Dengan rasa berserah diri dan penuh kesadaran secara iklas, lisan Said Ali Syahroni sosok lelaki yang mengaku telah menyelesaikan S 1 di STAI Natuna itu pun berucap kalam.
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Izinkan saye membace suluk
Mohon maaf jike terdapat kesalahan
Dan tidak berkenan
Assalamu’alikum saye ucapkan
Sebagai salam keselamatan
Kepada hadirin hadirat sekalian
Baik undangan maupun yang lewat jaringan
Dengan Bismillah menjejak kalam
Waktu sepi ditengah malam
Duduk termenung mencari ilham
Menatap rembulan menyinari alam
Mohon maaf saya sampaikan
Pada hadirin hadirat sekalian
Jika tersalah dalam karangan
Mohon kiranya tunjuk ajarkan
19 tahun sudah STAI Natuna
Mencerdaskan Generasi Si Anak Bangsa
“Berpikir Global Bertindak Lokal”
Motto yang ada dari Natuna membangun bangsa
Kampung Segeram nama yang ada
Cikal-bakal peradaban Natuna dahulu kala
Inilah jurnal tamadun melayu dan pemikiran agama
Dengan judul “Segeram Bandar Melayu Natuna”
Bapak Said Rahimin, Pak Kartubi dan Januariusdi tiga sekawan
Termasuk dalam kelompok peneliti dan juga pengabdian
Walau tinggalkan keluarga demi untuk Kampung Segeram
Calok dan Belacan pun jadi bahan penelitian (riset ekonomi)
Ada juga tim meneliti tentang ritual keagamaan
Tiga orang sahabat Abu Bakar, Hendra dan juga pak Lukman
Merasa sedih tentang pelaksanaan ritual keagamaan
Sekarang rencana nak buat pengabdian selama tiga bulan
Bapak Kamaruddin dan ibu Maulida serta Septian
Memantau budaya dan juga kualitas pendidikan
Meneliti pagi dan siang, sorenya langsung pulang duluan
Karena meninggalkan keluarga sendiri jadi kepikiran
Klaster ini mengkaji sejarah beserta peninggalan
Kelompok pak Umar Natuna, pak Nikmat dan juga pak Tas’an
Terdapat judul karangan “Sejarah Segeram Di Persimpangan”
Dari buku hingga kuburan pun jadi bahan perbincangan
Klaster budaya ibu Dallah dan Muci juga pak Suparman
Budaya pakaian, minuman, serte adat istiadat jadi sasaran
Sekarang bingung minimnya data untuk bahan penulisan
Karena pergi menelitinya sudah belakangan
Bapak Amirudin beserta kawan tak ketinggalan
Sebagai tim editor serta deadlinenya penulisan
Setiap saat selalu bingung dan juga kepikiran
Karena data masih banyak yang kekurangan
Bapak bupati dan ketue dewan, terimakasih kami ucapkan
Telah sempat hadir dan juge melalui jaringan
Kami meminta bukannya tak sopan
Karena Segeram berharap dibangunkan jalan
Mari semua kita panjatkan do’a
Agar Covid-19 ini cepatlah sirna
Mengharapkan perkuliahan secara tatap muka
Supaya hasil lebih bermakna
Dengarlah wahai ananda semua
Rajinlah belajar selagi muda
Ilmu tak pernah habis di dalam dada
Sebagai bekal di masa tua
Dengan ilmu engkau terjage
Dari suramnye waktu dan mase
Selalu cemerlang akan senantiase
Menyinari dirimu ketike dewase
Karangan ini tidaklah berlebihan
Hanya untuk mempertahankan kebudayaan
Memotivasi generasi dimasa depan
Semoga STAI Natuna dapat diperhitungkan
Jangan diupat jangan dicaci
Bukan mengaku bijak mengerti
Permintaan panitia harus saye turuti
Takut dibilang tak tepat janji
Inilah sekedar sair dikarang
Harap dimaklum para tamu yang datang
Karena tak mampu terlampau panjang
Kepala pusing mata pun dah berkunang
Saya akhiri sampai disini
Bukan maksud hati untuk mengajari
Hanya pelengkap acara kite malam ini
Terpaksa juge saye turuti
Wabillahi Taufik Wal Hidayah
Keterangan ini selesailah sudah
Ma’afkan jika tersilap maupun tersalah
Semoga kita semua mendapat berkah
Demikianlah ungkapan kalam berupa Suluk yang disampaikan oleh lelaki yang mengaku anak kelima dari lima bersaudara lahir di Midai pada tanggal 24 November tahun 1978 silam memiliki istri seorang guru dan saat ini sedang mengabdikan diri di SD Selemam Kecamatan Bunguran Timur Laut. (KP).
Laporan : Johan