Napoleon Wrasse

Terbit: oleh -32 Dilihat

Penulis: Zuhrotul Lailiah


Universitas Maritim Raja Ali Haji Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan


NIM: 180254241031


IKAN ini bernama napoleon atau lebih dikenal dengan Napoleon Wrasse. Ikan Napoleon (Cheilunus Undulatus) adalah salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis. Persebaran ikan napoleon di Indonesia merata mulai dari Barat Indonesia hingga Timur Indonesia.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P Hutagalung mengatakan, “Sekarang ini hanya ada 4 lokasi saja yang masih ada yaitu di laut Natuna, Anambas, Raja Ampat, dan Wakatobi”.

Ikan napoleon banyak dijumpai di laut yang memiliki banyak karang. Tidak heran jika ikan napoleon sering dijuluki sebagai ikan karang. Panjang ikan napoleon bisa mencapai 1,5 meter dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun.

Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter.  Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang. Ikan napoleon biasanya sangat jinak dengan para penyelam dan biasanya tidak terusik dengan aktivitas para penyelam.

Salah satu keunikan hewan ini adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajat. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu membuat hewan ini sangat dinantikan oleh para penyelam untuk melihat atau bahkan memotret hewan ini.

Napoleon-Wrasse-(Cheilunus-Undulatus)

Biasanya ikan berenang sendiri mencari makan di daerah dekat karang, karena makanannya yang berupa beberapa jenis sea urchin, molusca dan crusta cean memang banyak berada pada daerah sekitar karang. Ikan ini mempunyai pola reproduksi yang herma prodit. Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa.

Sehingga, kadang ditemukan domina si jantan pada satu populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi domina si populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik di alam yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk mempertahankan kehidupan populasi mereka.

Dari Kepulauan Riau untuk kali pertama, sebanyak 1.000 ekori kan napoleon asal Natuna di ekspor ke Hongkong melalui jalur laut. Ekspor perdana yang digelar awal Februari 2018 itu menandai dibukanya kran ekspor ikan napoleon dari Kabupaten Natuna dan Anambas.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, dibukanya kran ekspor itu sangat menguntungkan bagi negara, khususnya bagi nelayan lokal. Izin ekspor itu sendiri diberikan lintas kementerian, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Ekspor tersebut harus memenuhi syarat kuota. Ikan napoleon baru dapat di ekspor jika memenuhi kuota 40.000 ekor dengan ukuran lebih dari 1 kilo gram hingga 3 kilo gram per ekor. Kabupaten Natuna diperbolehkan mengekspor 30.000 kilo gram. Sementara, untuk Kabupaten Kepulauan Anambas diperbolehkan mengekspor 10.000 kilogram.

Nato, salah seorang pembudidaya yang mengekspor ikan napoleon berharap potensi ekonomi yang ada di Natuna dapat mendongkrak ekonomi nelayan setempat. Namun, Slamet mengingatkan juga bahwa keseimbangan kepentingan ekonomi dan konservasi tetap harus di jaga. Oleh sebab itu, ekspor ikan napoleon itu hanya boleh dilaksanakan sesuai koridor peraturan yang berlaku. (KP).


Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Minggu 26 Mei 2019


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *