Potensi Rumput Laut

Terbit: oleh -36 Dilihat

OPINI IKTIOLOGI


Penulis : Okta Listiana


Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Program Studi Ilmu Kelautan


APAKAH kamu sudah tau apa itu rumput laut?. Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang tergolong dalam makro alga benthic yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi thallophyta. Klasifikasi rumput laut berdasarkan kandungan pigmen terdiri dari 4 kelas, yaitu: rumput laut hijau (Chlorophyta), rumput laut merah (Rhodophyta), rumput laut coklat (Phaeophyta) dan rumput laut pirang (Chrysophyta).

Presiden Joko Widodo belum lama ini menegaskan, pemerintah Indonesia akan melarang ekspor rumput laut sebagai bahan mentah mulai 2018 (CNN Indonesia, 14 /4). Permasalahannya, akan dikemanakan hasil produksi hulu tersebut? Sudahkah disiapkan industri hilir rumput laut yang sekarang banyak dibudidayakan petani dan nelayan? Lantas, langkah strategis apa yang bisa dilakukan dalam menghadapi kebijakan tersebut?

Rumput laut ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan laut yang mempunyai sifat tidak bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun. Seluruh bagian tumbuhan disebut thallus, sehingga rumput laut tergolong tumbuhan tingkat rendah. Bentuk thallus rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut,danlain sebagainya.

Gambar Rumput Laut di Kabupaten Natuna

Rumput laut telah lama digunakan sebagai makanan maupun obat-obatan di negeri Jepang, Cina, Eropa maupun Amerika. Diantaranya sebagai nori, kombu, puding atau dalam bentuk hidangan lainnya seperti sop, saus dan dalam bentuk mentah sebagai sayuran. Adapun pemanfaatan rumput laut sebagai makanan karena mempunyai gizi yang cukup tinggi yang sebagian besar terletak pada karbohidrat di samping lemak dan protein yang terdapat di dalamnya.

Rumput laut adalah komoditas kelautan yang cukup potensial sebagai pengahasil devisa negara. Ia punya nilai ekonomi tinggi, spektrum penggunaanya luas, daya serap tenaga kerja intensif, teknologi budi dayanya mudah, masa budi daya pendek (40-45 hari), dan biaya unit per produksi sangat murah.

Melihat kenyataan di atas, tampaknya dibutuhkan inovasi khusus untuk memberikan  nilai tambah pada rumput laut kita. Pemerintah bisa memberikan insentif terhadap penelitian dan berbagai inovasi di bidang ini. Hanya dengan produk inovasi rumput laut, produk kita akan bisa berkompetisi di gelanggang internasional.

Tampaknya, hanya dengan inovasi terus-menerus, kita akan bisa memanfaatkan rumput laut kita di dunia dengan lebih kompetitif. Ke depan, harus digalakkan strategi inovatif seperti ini sebagai titik beratnya. Toh, kita ternyata mampu untuk itu kita harus yakin. (KP).


Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Senin 27 Mei 2019


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *