Kesiapan Sarana Prasarana dan Tenaga Pendidik di Anambas Masih Kurang

Terbit: oleh -36 Dilihat
Kasi SAPRAS Disdikpora Anambas, Haizel

ANAMBAS (KP) – Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kepulauan Anambas (Anambas) membenarkan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk tingkat SD dan SMP sudah kembali beraktifitas seperti biasa sejak tanggal 04 Februari 2021 kemarin.

Pembenaran ini disampaikan oleh Kasi SAPRAS Disdikpora Anambas, Haizel kepada koranperbatasan.com, Senin 01 Maret 2021 diruang dinasnya. “Tidak termasuk SMA, karena SMA wewenangnya provinsi,” sebutnya. Namun demikian, Haizel memastikan semuanya sudah kembali bertatap muka.

“Kita bisa lihat SMA, SMK juga sudah sekolah seperti biasa. Semua sudah beraktivitas. Memang kemarin pertama kita buka diantara sepuluh kecamatan ada dua yang belum buka. Waktu itu Kecamatan Siantan sama Kecamatan Jemaja, karena ada warga yang terpapar. Tapi sekarang sepuluh kecamatan sudah beraktivitas,” ujarnya.

Kata Haizel, hanya saja jam maksimalnya tidak diberlakukan seperti biasa, karena ada aturan baru yang harus dijalankan dimasa Pandemi Covid-19, seperti pengaturan jarak duduk siswa diruang kelas harus sesuai dengan protokol kesehatan.

“Biasanya 20 orang atau 25 orang, sekarang maksimal 18 orang diruang kelas. Jadi kalau diruang kelas biasanya ada 25 orang dia harus pakai ship. Biasanya 25-30 orang tetapi karena masa pandemi harus dibagi menjadi dua, kemudian sisanya dibagi pula untuk satu kelas,” terangnya.

Untuk aktivitas lainnya menurut Haizel, semuanya berjalan seperti biasa dengan tetap melaksanakankan protokol kesehatan. “Kita sudah meninjau lokasi, Tim Gugus Tugas juga sudah sering ke lokasi. Kita lihat disetiap sekolah ada tempat cuci tangan, jalur masuk dan jalur keluarnya juga menjaga jarak,” ungkapnya.

Haizel menyebutkan pihaknya juga tidak pernah bosan memberi semangat kepada setiap sekolah untuk dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan. “Memang bukan  program tapi setiap tahun kita berusaha meningkatkan mutu pendidikan mensuport sekolah-sekolah menambah peraga seperti alat laboratorium,” tuturnya.

Kata Haizel, suatu barang atau benda untuk menunjang sarana pendidikan termasuk menambah tenaga pendidik juga merupakan upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan.

“Mutu pendidikan itu kuncinya tenaga pendidik dan sarana prasarana pendidikan. Kalau peningkatan sarana prasarana seperti gedung itu memang sudah menjadi program. Insya Allah akan kita tingkatkan kualitasnya untuk gedung sarana prasarana pendidikan itu,” tegasnya.

Sedangkan kesiapan tenaga pendidik, Haizel mengakui masih banyak yang kurang. “Pertama yang PNS jauh kurangnya. Karena guru kita masih banyak GTT atau PTT terutama untuk penyebaran tenaga pendidik dan kependidikan. Jadi memang masih ada sekolah yang belum lengkap gurunya, teruma sekolah yang jauh-jauh,” pungkasnya.

Haizel berharap pendidikan di Anambas tidak kalah saing dengan daerah-daerah laian. “Kita ingin pendidikan ini maju seperti Tanjungpinang, Batam. Karena itu, makanya sarana prasarana untuk tenaga pendidikan harus kita lengkapi,” tutupnya. (KP).



Laporan : Azmi Aneka Putra


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *