Pemkot Tanjungpinang Usulkan 6 Tradisi Budaya Jadi Warisan Budaya Nasional

Terbit: oleh -320 Dilihat
Potret suasana pelaksanaan tradisi Pijak Tanah Mekah

TANJUNGPINANG – Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengusulkan enam tradisi budaya lokal untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional tahun 2025.

Tradisi yang diajukan antara lain Astakona, Cara Bekain Perempuan Melayu, Aqikah, Baju Potong Cina, Baju Gunting Pahang, serta Upacara Pijak Tanah Mekah.

Dari keenamnya, Pijak Tanah Mekah menjadi yang paling mendesak untuk dilestarikan. Ritual yang diperkirakan telah berusia hampir hampir 200 tahun ini, kini mulai jarang dilaksanakan, dan dikhawatirkan akan punah jika tidak segera dijaga keberlangsungannya.

Terakhir kali prosesi ini digelar pada Hari Raya Idulfitri 1 April 2025 lalu oleh Raja Anwar, yang membawa cucunya menjalani upacara tersebut.

“Sebelum cucu saya menginjak tanah, saya anjurkan anak saya untuk membawanya ke Masjid Raya Sultan Riau Penyengat guna melaksanakan ritual Pijak Tanah Mekah. Ini warisan budaya yang patut kita jaga,” ujar Raja Anwar.

Pamong Budaya Madya Disbudpar Tanjungpinang, Syafaruddin, menegaskan bahwa Pijak Tanah Mekah bukan sekadar tradisi, melainkan upacara sakral yang diyakini membawa keberkahan bagi anak-anak yang menjalaninya.

“Ini adalah warisan yang sangat sakral. Kita harus terus menghidupkannya agar tidak hilang ditelan zaman. Meski biasanya dilakukan pada dua hari raya besar, sebenarnya bisa saja dilaksanakan kapan pun sesuai kesiapan keluarga,” jelas Syafaruddin, Jumat, 11 April 2025.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri, menyampaikan ke depan pihaknya akan terus memperkuat dokumentasi terhadap berbagai Warisan Budaya Takbenda yang dimiliki daerah.

“Langkah ini merupakan wujud komitmen dan kepedulian kita terhadap pelestarian budaya Melayu yang telah diwariskan oleh para leluhur,” pungkasnya. (KP).


Laporan : Ides


Tentang Penulis: Mhd Roy

"Terpujilah mereka yang gigih sebarkan bahan bacaan seperti Informasi kepada mereka yang haus ilmu pengetahuan. Bahwa mereka haus ilmu pengetahuan itulah yang sebenarnya menyodorkan jendela dunia. Pentingnya, agar anak-anak bangsa dapat berfikir seluas cakrawala."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *