Evakuasi Senyap Sempat Tersengat, TRC BPB Damkar Natuna Jadi Idola Masyarakat

Terbit: oleh -41 Dilihat
Anggota TRC BPB Damkar Natuna saat melakukan evakuasi sarang tawon jenis vesva di Batu Bayan, Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan

NATUNA – Tim Reaksi Cepat (TRC) Bidang Penanggulangan Bencana (BPB), Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, bergegas menuju Batu Bayan, Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, usai menerima laporan dari warga.

“Sebelum melaksanakan operasi terlebih dahulu melakukan pemetaan dan menyusun strategi terbaik dalam mengevakuasi sarang tawon vespa yang ganas,” sebut Kepala Sesi Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Bidang Penanggulangan Bencana, Elkadar Lismana, SAP, M.Si, kepada koranperbatasan.com, Selasa, 22 September 2021.

Kata Elkadar, operasi evakuasi sarang tawon kali ini cukup berat, dimana rentang kendali sangat jauh dan memerlukan oprasional BBM lebih banyak. Selain itu juga harus memastikan ketersediaan konsumsi, agar  TRC BPB Damkar Natuna tetap kuat dan sigap.

“TRC BPB mesti makin berhati-hati. Jika tidak, bisa jadi tawon-tawon itu akan menyerang serta menyengat tim dan warga sekitar,” terangnya.

Menurutnya, belum memiliki peralatan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), operasi harus dilaksanakan secara senyap agar tawon vespa tidak keluar dari sarangnya. Jika tidak dilaksanakan evakuasi secara senyap, maka akan menjadi ancaman, baik itu bagi tim maupun masyarakat sekitar.

“Tak butuh waktu lama, TRC BPB tiba di tujuan. Sarang tawon berada di tempat yang cukup tinggi sehingga tim membutuhkan bambu untuk menjangkaunya. Evakuasi makin sulit karena lokasinya berada di tengah pemukiman penduduk,” pungkasnya.

Menurutnya, itu lah salah satu tugas dari TRC BPB Damkar Natuna, melayani dari gangguan Tawon Vespa agar warga tetap berada dalam kondisi aman, nyaman, tenang, tentram dan terlindungi, sehingga akhirnya warga sejahtera, rukun dan harmonis.

“Operasi ini memang mesti dilakukan dalam gelap. Sebab, tawon vespa ada kecenderungan untuk terbang ke arah cahaya. Hal ini menjadi bahaya ketika ada tawon yang terbang,” cetusnya.

Diakui Elkadar, pernah salah seorang anggota dari TRC BPB Damkar Natuna menjadi korban sengatan Tawon Vespa, yang berhasil keluar dari sarang ketika sedang dievakuasi. Meski anggota itu berada di dalam mobil, yang diparkirkan cukup jauh dari sarang.

“Karena mobil tersebut diparkirkan di lokasi yang terang, maka seekor tawon vespa yang luput dari operasi terbang ke arah mobil dan menyengat seorang anggota tim yang ada di dalam,” ungkapnya.

Ia menyebutkan yang paling lama dari setiap operasi evakuasi sarang tawon ialah dari segi persiapannya. Lokasi keberadaan sarang tawon yang sulit, mesti dilakukan persiapan yang semakin banyak. Misalnya seperti operasi pada malam hari, tim kesulitan memasang bambu karena ruang yang sangat terbatas.

“Kesulitan lain sarang tawon berada di pohon, maka tim mesti memotong lebih dulu ranting-ranting yang ada di sekitar sarang yang berpotensi mempersulit proses evakuasi. Bentuk sarang yang tidak simetris juga memberikan kesulitan tersendiri,” ujarnya.

Bahkan yang membuat semakin sulit lagi, lanjut Elkadar, semua operasi mesti dilakukan dalam senyap. Sebab, tawon vespa sangat peka dengan gerakan, getaran dan suara. Perlahan, para tim dengan sangat hati-hati mulai memasang bambu, menyalakan api dengan bahan dari daun kelapa yang kering dan menegakkannya serta diarahkan ke sarang tawon.

“Beberapa posisi di coba, tetap saja tak dapat ditemukan posisi yang ideal. Memerlukan waktu yang lambat, juga mendebarkan dan memerlukan mental yang sangat kuat. Di satu sisi, tim meminimalkan gerakan, getaran dan suara untuk mencegah tawon-tawon itu keluar dari sarangnya. Tim juga harus fokus dengan api, agar tetap menyala dan tegaknya bambu,” tuturnya.

Operasi evakuasi sarang tawon saat ini semakin sering dilakukan oleh TRC BPB Damkar Natuna. Hal itu dikarenakan semakin banyak warga yang mengetahui informasi, bahwa ada TRC BPB Damkar Natuna yang memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) mengevakuasi sarang tawon.

“Dianggap berpengalaman dan memiliki kemampuan khusus, serta sering berhasil mengevakuasi sarang tawon, sehingga warga meminta pertolongan untuk mengevakuasi sarang tawon di rumahnya atau di sekitar tempat tinggalnya,” sebut Elkadar.

Lebih jauh ia menerangkan jangan dibayangkan sarang tawon kecil-kecil, beberapa diantaranya yang sering dievakuasi oleh TRC BPB Damkar Natuna sebesar galon isi ulang. Tingginya ancaman Tawon Vespa bagi warga membuat TRC BPB Damkar Natuna mengusulkan layanan baru, yakni Operasi Tangkap Tawon (OTT).

“Tetapi sebelum layanan tersebut dilaksanakan harus dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai SOP. Karena operasinya dengan cara ditangkap, bukan lagi diasapin atau dibakar, agar anggota TRC BPB lebih aman, tenang dan prosesnya tuntas,” tutupnya. (KP).


Laporan : Johan


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *