Secanggih Apapun Teknologi, Adat dan Khazanah Budaya Lokal Harus Tetap Terlestarikan

Terbit: oleh -43 Dilihat
Para tetua pelaku pertunjukan seni budaya lokal Natuna sedang memainkan salah satu alat kesenian pertujukan ayam sudur

NATUNA – RT 02 RW 07 Batu Kapal, Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, mengadakan malam ramah tamah bersama pelaku budaya dalam rangka pertunjukan seni budaya lokal, Sabtu, 30 Oktober 2021.

“Kami mengudang pelaku budaya dari RT 04 Kelurahan Bandarsyah dan juga Meso Desa Batu Gajah,” sebut Ketua RT 02 Batu Kapal, Ibrahim kepada koranperbatasan.com.

Kata Ibrahim, tujuan dari kegiatan malam ramah ialah untuk memotivasi dan menumbuhkan minat warga Batu Kapal terutama kalangan anak muda (remaja) sehingga mencintai budaya lokal yang ada di Natuna.

“Budaya ini harus kita perkenalkan dan kembangkan ke anak-anak muda, jangan sampai punah di telan oleh masa,” katanya.

Lurah Ranai Kota, Syuparman menghadiri kegiatan malam ramah tamah bersama para pelaku budaya dalam rangka pertunjukan seni budaya lokal.

Sementara Ketua RT 04 RW 04 Kelurahan Bandarsyah, Muchtar dan sekaligus sebagai salah satu pelaku budaya menyambut baik atas kegiatan yang dilaksanakan oleh Ketua RT 02 Batu Kapal.

Menurutnya, beberapa kesenian daerah khususnya di Ranai sudah mulai hilang atau jarang ditampilkan. Adapun kesenian yang ditampilkan dalam malam ramah tamah itu berupa Jepin, Hadrah, dan Ayam Sudur.

“Kami ini sebenarnya pemain lama yang sudah mencar, ada yang berdomisili di Batu Kapal, Puak, Meso dan sebagainya,” ungkap Muchtar.

Ia memnjelaskan selain sudah tidak berpencar, untuk memulai juga masih terkendala alat. Melalui malam ramah tamah ini, semua alat-alat dipinjamkan oleh para pemain. Sebelum ke Batu Kapal, ia juga mengaku sudah di undang kebeberapa tempat salah satunya Desa Kelanga.

“Mudah-mudahan dari pemerintah daerah atau dinas terkait, bisa membantu dan memfasilitasi alat-alat sehingga bisa menampilkan budaya lainnya seperti silat,” harapnya.

Diakui Muchtar, untuk saat ini masih belum membentuk sebuah kelompok atau organiasisi. Namun, sudah memulai melatih beberapa anak muda sejak enam minggu terakhir.

“Jika anak-anak ingin bergabung, setiap malam Kamis dan Minggu kami mengadakan latihan,” tuturnya.

Sejalan dengan itu, Lurah Ranai Kota, Syuparman, SE mengapresiasi atas kegiatan pertunjukan seni budaya yang diprakarsai oleh Ketua RT 02 Batu Kapal.

“Walau terbilang sederhana namun masyarakat terhibur,” ujarnya.

Beberapa pelaku seni budaya lokal sedang mengembangkan kemampuan yang dimiliki ke anak-anak muda, agar tidak punah.

Kedepan Syuparman memastikan, pihak kelurahan akan mendorong kepada semua tingkat RW dan Kaling agar menggagas hal serupa. Dengan potensi dan seniman yang ada di wilayah Kelurahan Ranai Kota, bersatu padu kembangkan kembali tradisi lokal.

“Perlu kekompakan sehingga khaszanah budaya ini bisa dilestarikan,” tegasnya.

Ia berharap, kesenian tradisional yang ditampilkan seperti zepin, hadrah, dan ayam sudur bisa dimasukan dalam muatan lokal sekolah dari tingkat SD hingga SLTA oleh dinas terkait.

“Ini harus kita gagas, bagaimana kedepan tradisi tetap terjaga,” cetusnya.

Lebih jauh Ia menuturkan, jika memang Natuna dijadikan pusat pariwisata tentu harus ada pertunjukan tradisi untuk tetamu yang datang baik dalam maupun dari luar negeri.

“Ini “PR” kita bersama, agar anak-anak muda lebih mencintai budayanya. Dan orang-orang tua mengajarkan ini kepada anak-anak muda. Kesenian ini tetap dilestarikan, tidak hancur dimakan zaman. Secanggih apapun teknologi, namun adat dan khazanah budaya tetap terjaga,” tutupnya. (KP).


Laporan : Johan


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *