Nama : R.Siti Oktaviana
NIM : 2003010074
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univeritas : Universitas Maritim Raja Ali Haji
Contoh cerpen persahabatan ini dilansir dari buku Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa oleh Afwan Sutdrajat, berikut salah satu contoh cerpen tentang persahabatan dengan judul Me and My Best Friends.
Bagiku sahabat adalah seseorang yang dapat menghiburku, seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, karena sahabatlah orang yang selalu ada untukku. Aku memiliki banyak teman, hampir semua orang di kelasku, ingin berteman denganku, sayangnya mereka hanya memanfaatkan kepintaran dan kebaikanku, mereka berteman denganku untuk membantu mereka mengerjakan PR.
Tetapi aku cukup beruntung karena masih memiliki 2 orang sahabat yaitu, Serlina dan Jean. Perkenalkan, namaku Gwen Amanda, kelas 6 SD, aku merupakan anak yang cukup pintar, karena sering mendapat juara kelas, oleh karena hal itu, banyak temanku yang ingin bersahabat denganku. “Gwen, aku boleh meminjam bukumu yang ensiklopedia tentang hewan?” tanya Jean, “Tentu,” jawabku sambil mengeluarkan buku ensiklopedia yang berat dari dalam tasku.
Saat ini adalah waktu istirahat, Jean dan Serlina duduk dan makan bersama aku. “Kukembalikan 5 hari lagi, ya, hari Jumat,” kata Jean “Iya, hari apa aja boleh asal jangan rusak, ya,” kataku “Iyaa,” jawab Jean, “Gwen, kamu mendapat buku itu dari mana?” tanya Serlina “Oh, aku mendapat dari ayahku, sebenarnya buku itu sudah agak lama,” jelasku “Ooohh…,” seru Serlina.
Sudah 1 minggu berlalu sejak Jean meminjam buku milikku. “Gwen, bukunya kukembalikan waktu istirahat, ya,” kata Jean, aku hanya mengangguk mengiyakan. “Jean, temani aku ke ruang guru sebentar, ya!” seruku saat istirahat, “Bagaimana dengan Serlina?” tanyanya “Dia lagi mengerjakan tugas yang belum selesai,” jelasku, “Oh, ayo!” kata Jean.
Kami segera berjalan menuju ruang guru. “Ah…,” seru Jean, “Ada apa?” tanyaku dan Serlina, “Bukumu hilang, Gwen!” seru Jean panik, “Kita cari sama-sama, yuk!” ajakku, “Ok,” seru Jean dan Serlina. Tiba-tiba datanglah Jessica, “Serlina mungkin ada di dalam tas kamu, atau di dalam tas kamu Gwen,” kata Jessica, aku segera mengecek tasku, tidak ada. “Ahh…, bukunya ada di dalam tasku,” kata Serlina.
“Kamu mengambilnya?” tanya Jean, aku hanya diam terpaku tidak mungkin sahabat yang sangat kupercayai mencuri buku milikku, “Tidak, aku tidak mencurinya, buku ini tiba-tiba ada di dalam tasku,” seru Serlina, “Bohong, buktinya sudah cukup bukan, sudah jelas ada buku itu di dalam tas milikmu, tidak mungkin tiba-tiba muncul secara sendirinya,” seru Jessica.
“Kamu benar mencurinya?” tanyaku masih tidak percaya, Serlina menggeleng, aku sebenarnya berpikir tidak mungkin Serlina sahabatku tega melakukannya. “Gwen, sahabat pun dapat berkhianat, apalagi sahabat terdekat, masa kamu masih tidak percaya, sudah ada bukti nyatanya,” seru Jessica. Sejak saat itu, aku dan Jean menjauh dari Serlina, akhirnya ia dijauhi oleh teman-teman yang lain.
Suatu hari, ketika aku berjalan melewati ruang ganti putri, aku mendengar Jessica sedang berbicara dengan sahabatnya, Queency. “Sebenarnya, Queen, kalau buku itu yang mencurinya adalah Vera, aku yang memintanya untuk mengambil dan menaruh buku itu di dalam tas Serlina, aku hanya ingin membalas dendam, pada kejadian waktu itu,” jelas Jessica.
“Jadi, bukan dia?” tanya Queency, “Bukan, tapi janji jangan beritahu siapa-siapa, ya!” pinta Jessica. “Balas dendam, kenapa?” tanya Queency, “Yah, waktu TK, dia pernah melaporkan pada guru kalau aku mendorong temanku,” jelas Jessica, “Biarlah dia sekarang merasakannya,” lanjut Jessica.
BRAK…, kubuka pintu ruang ganti, “Jadi, kamu memfitnah Serlina?” tanyaku pada Jessica “G…Gwenn…,” seru Jessica kaget, “Aku tidak akan melaporkannya pada guru, tetapi kau harus, meminta maaf pada Serlina, dan menjelaskannya pada teman-teman yang lain,” seruku kesal, “Ba…ba…iklah, tapi kau harus janji kalau tidak akan memberitahu kepada guru!” seru Jessica, “Janji,” janjiku. Sejak saat itu, Serlina kembali diterima oleh teman-temanku, semua teman meminta maaf atas kejadian itu, termasuk Jessica, aku dan Jean karena telah menyalahkannya.
Setelah kejadian itu, aku, Serlina dan Jean kembali bersahabat, dan ditambah Jessica dan Queency, “Aku ingin memberikan ini,” kata Jessica sebagai permintaan maaf, ia memberikan sebuah gelang bertuliskan BFF. Dalam hati aku berjanji tidak akan asal menuduh sembarangan. (*).