Terumbu Karang

Terbit: oleh -33 Dilihat
Eriyanto

Penulis : Eriyanto

Jurusan : Sosial Ekonomi Perikanan

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan


TERUMBU KARANG (Coral Reef) merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organism-organisme yang dominan hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur, dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung kapur.

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut dengan zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis Filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua subkelas yakni Hexacorallia atau “Zoantharia” dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.

Dalam hal ini koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut dengan polip. Yang dalam bentuk sederhananya, karang ini terdiri dari satu polip saja yang memiliki bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletaj di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel.

Namun dalam hal kebanyakan spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut dengan koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.

Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia.Contohnya adalah ekosistem terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara. Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia (Cesar 1997) dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Beraneka ragam avertebrata “hewan tidak bertulang belakang” terutama karang batu, “stony coral” juga berbagai krustasea, siput dan kerang-kerangan, ekinodermata “bulu babi, anemon laut, teripang, bintang laut dan leli laut”. Beraneka ragam ikan, 50-70% ikan karnivora oportunistik, 15% ikan herbivora dan sisanya omnivora. Reptil yang umumnya seperti ular laut dan penyu laut dan ganggang dan rumput laut yakni algae koralin, algae hijau berkapur dan lamun.

Dan pada hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga eksosistim penting di daerah pesisir. Hutan bakau dan padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak makhluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies dapat dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara. Berikut Ini Merupakan Jenis-Jenis Terumbu Karang Berdasarkan letaknya.

Terumbu Karang Tepi (Fringing Reefs)

Terumbu  karang  tepi  atau  karang  penerus  berkembang  di  mayoritas  pesisir  pantai  dari pulau-pulau besar.  Perkembangannya  bisa  mencapai kedalaman  40  meter dengan  pertumbuhan ke  atas  dan  ke  arah  luar  menuju  laut  lepas. Dalam  proses  perkembangannya,  terumbu  ini berbentuk  melingkar  yang  ditandai  dengan  adanya  bentukan  ban  atau  bagian  endapan  karang mati  yang  mengelilingi  pulau.  Pada  pantai  yang  curam,  pertumbuhan  terumbu  jelas  mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif   jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah  laut  lepas  dengan  dibatasi  oleh  perairan  berkedalaman  hingga  75  meter.  Terkadang membentuk  lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan  pulau  karang  yang  terputus-putus.  Contoh:  Batuan  Tengah (Bintan,  Kepulauan  Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

Terumbu Karang Cincin (Atolls)

Terumbu  karang  yang  berbentuk  cincin  yang  mengelilingi  batas  dari  pulau-pulau vulkanik  yang  tenggelam  sehingga  tidak  terdapat  perbatasan  dengan  daratan.  Menurut  Darwin, terumbu  karang  cincin  merupakan  proses  lanjutan  dari  terumbu  karang  penghalang,  dengan kedalaman  rata-rata  45  meter.  Contoh:  Taka  Bone  Rate (Sulawesi),  Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua).

Terumbu Karang Datar/Gosong Terumbu (Patch Reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai kepermukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh:  Kepulauan Seribu (DKI Jakarta),  Kepulauan Ujung Batu (Aceh). (KP).


Kiriman Pembaca koranperbatasan.com Senin, 30 Desember 2019


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *