DAM Irigasi Air Way Lalaan Saluran Penyumplai Air Persawahan Warga Terbangkalai

Terbit: oleh -30 Dilihat
Pintu saluran DAM Irigasi Air Way Lalaan aliran air menuju ke persawahan warga terlihat penuh sampah

TANGGAMUS (KP),- Masyarakat Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus, saat ini mengharapkan perhatian dari dinas terkait, seperti adanya perhatian khusus untuk pemeliharaan saluran irigasi air ledeng yang bersumber dari DAM Irigasi Air Way Lalaan.

Sebab, pemeliharaan saluran irigasi tersebut dinilai kurang mendapat perhatian dari dinas terkait, sehingga menyuplai air untuk pesawahan petani kurang maksimal.

Samsurizal, masyarakat setempat juga seorang petani mengatakan, sampah yang  ada di saluran irigasi bersumber dari DAM Irigasi Sungai Way Lalaan Kampung Baru Kotim Tanggamus, berdampak buruk terhadap area persawahan masyarakat.

Katanya, saat musim hujan saluran irigasi terlihat menumpuk sampah. Pada sejumlah selokan dan gorong-gorong Air Ledeng Way lalaan menurutnya apabila tidak dibersihkan mengakibatkan terjadinya luapan air saluran irigasi yang kondisinya terus mengalami pendangkalan. Hal tersebut membuat pada musim kemarau tidak bisa mendapatkan suplai air mencukupi.

“Dengan adanya pemeliharaan air ledeng secara rutin atau perhatian khusus dari pemerintah setempat, pengairan sawah masyarakat akan berjalan normal. Jika musim penghujan areal  pengairan ledeng  akan tersumbat sampah debit air yang masuk ke area sawah masyarakat akan berkurang  dan bila kemarau seperti sekarang ini akan mengalami kekeringan,” terangnya.

Menurutnya mayoritas warga disini bergantungan pada sawah. Jika area sawah mengalami hambatan seperti kurangnya debit air atau kekeringan. Maka berimbas pada kerugian petani, sehingga guncangan ekonomipun dirasakan petani. ”Kami berharap kedepan saluran irigasi ini bisa mendapat perhatian khusus dari dinas terkait,” ujarnya.

Sementara itu, Warto warga setempat membenarkan yang terjadi, “memang benar warga kita sedang mengharapkan  untuk pemeliharaan khusus secara rutin. Sebab, bila pengairan irigasi ke sawah petani tidak lancar dan debit air ledeng ini berkurang akan membuat hasil pertanian mereka tidak normal atau gagal panen,” tutur Warto.

Sebenarnya pada tahun 2017 sudah ada pihak yang menangani pemeliharaan pengairan irigasi. “Dulu ada yang ngontrol tim dari UPT, setelah warga ditugaskan untuk pemeliharaan ini meninggal dan saya pernah juga ditugaskan untuk pemeliharaan irigasi. Waktu itu saya di gaji dari UPT 500 ribu, itu pun cuman satu bulan pertama saja. Bulan seterusnya tidak di gaji lagi, dan setelah kurang lebih 6 bulan saya tanyakan ke UPT  jawaban mereka belum turun. Bulan seterusnya saya tidak ngontrol lagi dan tidak membersihkan air ledeng itu,” ungkap Warto kepada koranperbatasan.com belum lama ini.

UPT Wilayah Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus, kepada Nuri membenarkan bahwasanya dulu memang ada petugas penjaga pintu Air DAM Way Lalaan. “Ia dulu memang ada petugas teknis penjaga pintu Air DAM Way Lalaan. SK-nya dari Pemerintah Provinsi, setelah penjaga yang lama meninggal sekitar 2017 lalu, tidak ada lagi yang ngurus Irigasi DAM Way Lalaan tersebut,” ujar Nuri kepada awak media.

Kita dulu lanjut Nuri, juga pernah mengajukan untuk penjagaan pintu Air Irigasi Way Lalaan di UPT Kotim Tanggamus, tapi yang keluar dari Pemkab Tanggamus baik tenaga kontrak atau TKS termasuk bagian stafnya. (KP/Tim).


Pewarta : Arzal


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *