Maidaswar : “Kedepan Indonesia Tidak Perlu Mengimpor Daging Sapi Dari Luar”

Terbit: oleh -76 Dilihat
Seknas-Upsus-Siwab-Maidaswar

TAPIN (KP),- Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang telah dimulai sejak tahun 2017, sebagaimana Kementerian Pertanian telah melayani ternak di seluruh Indonesia sekitar 10,5 juta ekor untuk dikawinkan.

Menggunakan teknologi inseminasi buatan sampai saat ini diketahui telah lahir diseluruh Indonesia sekitar 3,5 juta anak hasil Upsus Siwab. Ini adalah sebagian besar hasil persilangan dengan genetik yang lebih unggul dan potensi produksi lebih tinggi.

Teknologi inseminasi buatan yang umumnya dikenal masyarakat adalah kawin suntik dimana bibit atau mani beku dari ternak pejantan unggul dimasukkan kedalam saluran reproduksi ternak betina diseluruh pelosok negeri bisa bunting dan lahir sempurna.

Sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Nasional Pusat Upsus Siwab, Dokter Hewan, Maidaswar, M.Si saat ditemui wartawan disela kegiatan Gebyar Upsus Siwab yang berlangsung di Desa Suato Salam Babaris Kabupaten Tapin.

Kepada wartawan, Maidaswar menyebutkan jika dilihat 20 tahun kebelakang sapi-sapi ini tentu masih belum ada di daerah kita dengan teknologi yang dulunya mungkin kita lihat itu ada di negara lain seperti Australia, Amerika, Kanada dan Eropa.

Sekarang kata Maidaswar, sudah bisa kita hadirkan di kampung-kampung diseluruh Indonesia. Itulah manfaat penerapan teknologi inseminasi buatan. Teknologi inseminasi buatan ini merupakan teknologi terapan yang telah terbukti memberi banyak manfaat bagi sector peternakan di Indonesia.

Katanya, tidak saja meningkatkan populasi ternak dengan cepat, tetapi juga meningkatkan produktivitas daging dari setiap ekor ternak. Jika kita lihat dari sapi jantan yang ada potensinya sekarang beratnya paling besar mulai 800 sampai 1,3 ton atau 1.300 kilo. Di Pulau Jawa yang terbesar itu baru dimulai untuk bakalan penggemukan potensinya bisa mencapai 1 ton.

Lebih jauh dikatakannya, jika selama ini sapi lokal umur 4 tahun beratnya 300 sampai 400 kilo. Khusus crossing persilangan bisa mencapai 800 sampai 1 ton pada umur 4 tahun. Inilah loncatan produksi yang kita lakukan. Ini akan memberikan pendapatan yang meningkat bagi peternak.

Jika dulu setiap menjual sapi harganya hanya 20 juta, sekarang peternak anak yang baru lahir 2 bulan saja umurnya sudah bisa 8 sampai dengan 10 juta. Untuk itu kedepan tidak perlu lagi mengimpor daging sapi dari luar. Karena Indonesia akan swasembada daging dengan adanya Upsus Siwab. Hal ini juga bisa memberikan peluang kerja kepada masyarakat di desa. (KP).


Pewarta : Adam Subayu


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *