Kepala SKK Migas Tinjau Pembangunan FPSO Marlin Natuna Tingkatkan Produksi Migas Nasional

Terbit: oleh -2009 Dilihat
Peninjauan proyek konversi kapal tangker ke FPSO dikawasan Galangan Kapal Pan Ocean PT Dok Warisan Pertama di Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 3 Juli 2024.

BATAM – Kepala SKK Migas melihat secara langsung full konversi pembangunan  kapal tanker menjadi FPSO (Floating Storage Production and Offloading) atau Unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung, dikawasan Galangan Kapal Pan Ocean PT Dok warisan Pertama di Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 3 Juli 2024.

Proyek konversi kapal tangker ke FPSO ini merupakam proyek pertama kali yang dikerjakan di Indonesia, dilakukan oleh pekerja lokal dan telah masuk pada fase Commisioning atau fase pengetesan secara parsial.

Nantinya, konversi dari kapal tangker ke FPSO ini dilakukan untuk menampung minyak gas bumi proyek Forel yang dihasilkan dari Natuna, Kepulauan Riau. FPSO ini memiliki kapasitas produksi 250 Ribu BOPD, dengan nama FPSO Marlin Natuna.

Peninjauan langsung ini dipimpin oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bersama dengan Managemen SKK Migas yang juga didampingi oleh Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi. Konversi FPSO ini telah rampung sekitar 80%.

Pada kesempatan yang sama, Dwi Soetjipto meninjau seluruh fasilitas FPSO termasuk fasilitas penginapan bagi para pekerja yang nanti akan bekerja di FPSO ini. Dia mengatakan, pembangunan atau konversi Kapal Tangker ke FPSO ini merupakan bagian dari upaya penting SKK Migas dan KKKS MedcoEnergi meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional.

“FPSO ini dibangun untuk peningkatan produksi gas dan direncanakan akan sail away (berlayar-red) pada Agustus, dan digunakan pada saat proyek Forel Onstream di Kuartal empat, 2024, “ Ujar Soetjipto dengan optimis.

Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan yang turut mendampingi Kepala dan Manajemen SKK Migas, mengatakan FPSO ini dijadwalkan akan digunakan pada proyek forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10.000 BOPD.

“Kami tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian pembuatan fasilitas produksi tersebut. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman,” ujar Ronald Gunawan.

Saat ini, Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai atau offshore untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk.  West Belut diharapkan akan selesai di Q4 tahun ini, sedangkan lapangan gas Terubuk dijadwalkan akan selesai di Q3 2025. (KP).


Laporan : Azmi

Kontributor : Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *